Chereads / Kakak Cakep Membawaku ke Daratan! / Chapter 33 - TANGTANG MAU JADI PELUKIS

Chapter 33 - TANGTANG MAU JADI PELUKIS

Tangtang memang pintar, tapi kadang perilaku anak itu juga sangat lugu.

Setelah berhenti mengkhawatirkan rambutnya, Tangtang baru menjelaskan kepada Mo Heng, "Kakak Tingwei, suka."

Mo Heng tidak mengerti apa maksud Tangtang. 'Anak seperti Gu Tingwei, mana mungkin suka bajunya yang bersih menjadi kotor begini?'

Siapa sangka, Gu Tingwei dengan serius menjawab, "Lukisan Tangtang sangat bagus, maka aku memintanya tanda tangannya."

Mo Heng terdiam. 'Apakah ada tanda tangan yang seberantakan ini dan dilukis sebadan?'

Sebagai artis yang telah berkecimpung di dunia hiburan selama sepuluh tahun, Mo Heng tidak pernah memberikan tanda tangan seperti itu.

Mo Heng melihat wajah Tangtang yang sangat bangga, gadis itu sama sekali tidak merasa telah melakukan kesalahan. Mo Heng pun merasa bersalah. "Tingwei, coba kamu beritahu aku ukuran bajumu. Aku belikan kemeja baru saja gimana?"

Gu Tingwei menjawab dengan santai, "Tidak perlu. Kalau nanti Tangtang menjadi pelukis, bajuku ini akan menjadi sangat berharga."

Tangtang mengerti kata-kata Gu Tingwei adalah sebuah pujian. Dengan senang ia bertepuk tangan dan berseru, "Pelukish! Tangtang adalah pelukish!"

Mo Heng mengangkat Tangtang dan berdiri. "Kamu ini, cepat bilang terima kasih sama Kakak Tingwei. Setelah itu kita pulang."

Tangtang tidak mengerti kenapa ia harus berterima kasih kepada Gu Tingwei, padahal anak itu sendiri yang memintanya untuk melukis di kemejanya. Tangtang hanya mengikuti permintaan Gu Tingwei.

Kalau pun harus berterima kasih, seharusnya Gu Tingwei yang mengatakan itu kepada Tangtang.

'Kakak Mo Heng salah,' pikir Tangtang.

Setelah itu, Tangtang mengangkat dagunya dan melambaikan tangan kepada Gu Tingwei. "Tidak pellu bilang telima kasih, bye-bye kakak Tingwei…"

Melihat tingkah Tangtang, Mo Heng hanya bisa terdiam.

Gu Tingwei memiliki supir pribadi. Saat ia melihat Mo Heng tidak membawa mobil, anak itu pun dengan ramah memberikan tawaran untuk mengantarkan mereka pulang.

Mo Heng enggan merepotkan Gu Tingwei sehingga menolak tawaran tersebut. Artis itu menutup dirinya dan Tangtang seperti saat mereka datang ke lembaga pendidikan itu tadi pagi. Namun saat mereka keluar, Mo Heng ada banyak sekali orang di depan gedung. Ternyata, ada grup idola wanita yang sedang syuting di sekitar tempat itu dan membuat pintu gedung dipenuhi oleh penggemar.

Jika Mo Heng keluar sekarang dan ketahuan, hal itu pasti akan menimbulkan kehebohan! Akhirnya, artis itu tidak memiliki pilihan lain selain turun ke tempat parkir bawah tanah dan naik mobil Gu Tingwei.

Itu adalah pertama kali sopir Gu Tingwei melihat Tuan Mudanya mengajak orang luar naik ke mobil. Dengan penasaran, ia terus melihat Mo Heng dan Tangtang.

Mo Heng merasakan tatapan sopir itu, dengan canggung ia mengatakan kepada Gu Tingwei, "Tingwei, nanti cukup turunkan kami di simpang empat saja."

Begitu masuk mobil, Tangtang sudah mengantuk. Tangan kecilnya mencengkeram baju Mo Heng dan tidur di pelukan artis itu. Tubuh gadis cantik itu bergoyang-goyang sesuai gerakan mobil.

Melihat Tangtang, Gu Tingwei membuat rencana seperti orang dewasa. "Tangtang sudah capek, biarkan dia tidur dulu. Nanti setelah aku sampai di laboratorium, Paman Li akan mengantar kalian pulang ke rumah saja."

Mo Heng ingat bahwa beberapa ke depan Tangtang masih harus belajar bersama Gu Tingwei. Ia menjadi terlalu segan sehingga ia menyetujui saran anak itu.

Namun, sedetik kemudian Mo Heng mendengar Gu Tingwei berkata kepada sopirnya, "Paman Li, nanti kamu ingat-ingat alamat rumah mereka. Besok pagi kita jemput Tangtang!"

Kali ini, Mo Heng benar-benar tidak bisa duduk diam. "Tidak perlu, sungguh!"

Mo Heng menyentuh hidungnya. Ia tidak menyangka bahwa Gu Tingwei yang masih kecil bisa berpikir seperti orang dewasa. Cara anak itu bersosialisasi seperti orang dewasa, ia bisa dengan tegas menangani sesuatu hal dan hal itu membuat Mo Heng sulit memprediksinya.

Gu Tingwei sedikit kecewa. Tapi ia tidak membujuk dan justru memberitahu Mo Heng, "Aku tidak pernah naik mobil mamaku karena merasa itu akan merepotkan…"

Kata-kata Gu Tingwei mengenai lubuk hati Mo Heng.

Mo Heng berpikir, harus naik taxi untuk mengantar Tangtang ke lembaga pendidikan setiap hari memang kurang efisien. Apalagi dalam situasi seperti hari ini. Jika bukan karena Gu Tingwei, ia pasti akan menunggu di sana dan tidak tahu akan sampai jam baru bisa sampai di rumah.

Pasalnya, baik mobil perusahaan maupun mobil pribadi Mo Heng, semuanya sudah dikenali dan tertangkap paparazi. 'Saran Gu Tingwei ini lumayan bagus juga!'