Chereads / Kakak Cakep Membawaku ke Daratan! / Chapter 34 - SURPRISE!

Chapter 34 - SURPRISE!

"Kalau begitu, tolong bantuannya ya Tingwei dan Paman Li." Mo Heng menyetujui usulan Gu Tingwei setelah mempertimbangkan baik dan buruknya.

Mendengar kata-kata Mo Heng, Gu Tingwei menjawab, "Tidak perlu." Anak itu tersenyum, sesuatu yang jarang sekali ia lakukan.

Mobil melaju dengan cepat dan akhirnya tiba di gedung penelitian teknologi inti milik Grup Gu.

Saat Gu Tingwei turun dari mobilnya, Tangtang masih tidur di pelukan Mo Heng. Namun, gadis kecil itu tiba-tiba mendengar sebuah suara dari dalam otaknya.

Itu adalah suara wanita yang lembut dan elegan, merdu serta indah. Suara itu datang dari laut yang jauh, keindahannya melekat di telinga…

Menyadari hal itu, Tangtang langsung terbangun. Ia pun menangis ketakutan karena suara tersebut.

Sambil merasa was-was, Tangtang melihat sekitarnya. Ia sadar bahwa masih berada di dalam mobil Gu Tingwei, sedang bersandar di dada Mo Heng sembari meneteskan air liur.

"Mimpi buruk?" Mo Heng dengan khawatir menyentuh dahi Tangtang.

'Syukurlah suhu Tangtang masih normal. Ia hanya sedikit berkeringat saja, mungkin tadi mimpi buruk,' batin Mo Heng.

Tapi Tangtang tahu itu bukan hanya mimpi! Ia benar-benar mendengar panggilan dari laut!

Suara yang didengar oleh Tangtang adalah suara khas suku putri duyung. Itu adalah nyanyian dari Ibunda Yang Mulia. Saat klan putri duyung mendengar suara itu, mereka pasti akan berusaha sekeras mungkin untuk menemukan jejak Tangtang di perairan seluruh dunia.

Apabila Tangtang ditemukan oleh klannya, ia pasti akan ditangkap dan dipulangkan dalam hitungan detik!

Padahal, ini adalah daratan yang sangat jauh dari laut. Tangtang bertanya-tanya, 'Kenapa nyanyian Ibunda-nya terdengar di sini?'

Tangtang gemetar ketakutan, ia memeluk leher Mo Heng sambil menggelengkan kepalanya. 'Tidak mau pulang, aku masih mau main di sini!'

***

Gu Tingwei baru masuk ke laboratorium dan mendengar rekaman suara berharganya telah dibuka oleh seseorang.

Mengetahui itu, Gu Tingwei segera membuka pintu dan masuk ke dalam laboratorium. Tapi kemudian, yang menyambutnya adalah ledakan petasan kertas! Kertas warna, manik-manik, kelopak bunga, dan bubuk emas semuanya jatuh dari atas kepalanya. Semuanya terasa begitu indah kecuali… wajah Gu Tingwei menjadi hijau.

Du Hang yang merencanakan ini sama sekali tidak menyadari bahwa wajah Gu Tingwei menjadi hijau. Ia memakai kostum putri duyung yang norak, dikepalanya terpasang rambut palsu pirang, dan bibirnya berwarna merah pekat. Sangat menakutkan!

Tiba-tiba muncul di hadapan Gu Tingwei, Du Hang sengaja menekan suaranya menjadi nada wanita. Ia berseru, "Surprise! Selamat ulang tahun Tuan Muda!"

Gu Tingwei benar-benar terkejut melihat penampilan Du Hang.

Gu Tingwei mengangkat tangannya dan menyentuh rambutnya, bubuk emas berjatuhan dari sana. Anak itu dengan lamban mengambil sehelai kelopak bunga yang jatuh di atas bulu matanya. Sudut bibirnya mengait kemudian ia berkata dengan susah payah, "Bagus! Bagus sekali!"

Du Hang sangat puas dengan penampilannya hari ini. Mendengar Gu Tingwei memujinya, ia pun segera mengelilingi tuannya itu sambil memamerkan hasil usahanya. "Tuan Muda, apakah kamu puas dengan penampilan dan dandananku hari ini?"

Gu Tingwei menggertakkan giginya sambil menepuk tangannya. "Puas! Puas sekali!"

Du Hang belum pernah mendapatkan pujian setinggi ini dari Gu Tingwei! Dengan bangga, ia membuka lebar tangannya dan mempersembahkan sesuatu kepada Gu Tingwei. "Tuan Muda, lihat! Ini adalah pesta ulang tahun yang aku siapkan untukmu!"

Gu Tingwei melihat peralatan berteknologi tinggi digantungkan menjadi hiasan, bergabung dengan kertas berwarna merah jambu, ungu, dan hijau, serta balon warna-warni. Pada lantai laboratorium, ada lilin beraroma harum yang disusun rapi membentuk kata "Happy Birthday".

Tidak ada pengecualian untuk instrumen ultrasonik berkarat kesukaan Gu Tingwei. Alat itu dibungkus menjadi bentuk hati dengan renda dan bunga merah jambu.

Setelah itu, Du Hang kemudian menekan tombol di poselnya. Ruangan laboratorium segera dipenuhi dengan suara nyanyian putri duyung.

Tentu saja… itu adalah rekaman duplikat, bukan rekaman asli dari instrumen ultrasonik Gu Tingwei.

Du Hang mengedit rekaman nyanyian putri duyung itu menjadi sebuah lagu. Nyanyian wanita yang merdu dan indah itu dilanjutkan dengan lagu liar bernada cepat 'Boom Shaka Laka'...