Gu Tingwei melihat wajah Du Hang yang terlihat sangat bingung. Ia berusaha menahan tawanya dan dengan serius menganggukkan kepalanya, "Serius."
'Di dunia ini tidak ada putri duyung, sepertinya Tuan Muda benar-benar marah,' batin Mo Heng.
Do Heng berpikir bahwa sebentar lagi ia akan kehilangan pekerjaan, menganggur, lalu mungkin berjualan di pasar malam.
Wajah Do Heng sangat lesu. Ia ingin duduk ke lantai, tapi karena memakai kostum putri duyung, ia mengalami kesulitan. Kakinya membentuk huruf "S" yang beku.
***
Setelah sampai di apartemen, Mo Heng menggendong Tangtang masuk ke lift.
Tangtang minta turun, tapi setelah lift mulai berjalan, gadis kecil itu terkejut dan segera bersembunyi di belakang kaki Mo Heng. Setelah gerakan singkat itu, Tangtang pun terkikik. Senyuman manis gadis itu membuat rasa lelah Mo Heng memudar seketika.
Setelah pintu lift terbuka, Tangtang bergegas keluar seperti bola meriam. Namun karena masih belum bisa jalan dengan baik, ia hampir jatuh beberapa kali dan dengan ajaib bisa menyeimbangkan badannya lagi.
Mo Heng tidak bisa menahan tawa saat melihat gaya berjalan Tangtang. Tatapan matanya melekat kepada gadis kecil itu sehingga ia tidak sadar kalau ada dua orang yang sedang berdiri di depan pintu rumahnya.
Tangtang yang terhuyung-huyung mengangkat kepalanya, lalu dengan senang ia berseru keras, "Papa!"
Anak kecil biasanya cepat melupakan sesuatu, apalagi yang sudah lewat lebih dari satu minggu.
Untuk pertama kalinya, Mo Qishan datang ke rumah Mo Heng. Ia sangat gugup, wajahnya sangat serius akan pergi ke medan perang. Hal itu karena ia merasa martabatnya turun di mata anaknya. Ditambahkan lagi, ia takut kalau Tangtang sudah melupakannya dan tidak mau main bersamanya lagi.
Fang Lanxin melihat wajah Mo Qishan. Ia sempat mengira kalau suaminya itu bukan pergi ke sana untuk melihat Tangtang, melainkan ingin bertengkar dengan Mo Heng! Melihat itu, Fang Lanxin pun jadi ikut gugup.
Namun, seruan Tangtang yang gembira seolah kunci ajaib, dengan mudah menenangkan ketegangan Fang Lanxin dan wajah Mo Qishan.
Mo Qishan melihat Tangtang yang lari kepada mereka. Ia pun segera meletakkan barang bawaannya ke lantai dan berjalan menuju Tangtang.
"Jangan lari, hati-hati jatuh!" kata Mo Qishan yang kemudian segera memeluk dan mendudukkan Tangtang di lengannya.
"Papa…" Tangtang memeluk leher Mo Qishan dan dengan manis memanggilnya.
'Anak ini, ia tidak melupakanku! Anak yang baik!' batin Mo Qishan.
Mo Qishan pun memberikan sebuah ciuman di pipi Tangtang yang halus. "Anakku, Papa sangat merindukanmu!"
Fang Lanxin memperingatkan suaminya dengan nada rendah, "Qishan, kamu jangan menakut-nakuti Tangtang."
Mo Qishan mendekatkan wajahnya ke wajah Tangtang. Tanpa mempedulikan imejnya ia berkata, "Aku memang Papanya, kok!"
"Hahahaha!" Mo Qishan buru-buru berangkat ke apartemen Mo Heng sehingga jenggotnya tidak tercukur bersih. Kini, Tangtang yang merasa gatal karena wajahnya terkena jenggot itu pun tertawa terbahak-bahak.
Fang Lanxin merasa tidak berdaya sekaligus iri. Ia iri karena saat Tangtang berlari ke arah mereka, gadis kecil itu tanpa ragu menuju Mo Qishan.
Tangtang yang sedang tertawa tiba-tiba merasakan kesedihan Mama cantiknya.
Saat Tangtang masih hidup di laut, kalau ia pergi mengejar ikan hiu bersama Ayahandanya, Ibundanya juga akan memperlihatkan wajah seperti ini.
Tangtang sudah sangat berpengalaman.
"Mama… peluk…" Tangtang mengulurkan tangan kecilnya kepada Fang Lanxin.
Mo Qishan menepuk-nepuk pantat Tangtang sambil tertawa. "Tangtang anak yang baik ya, sudah tahu cara berbuat adil dan tidak berat sebelah!"
Fang Lanxin dengan senang hati mengambil ahli Tangtang. "Iyalah! Tangtang 'kan pintar sekali!"
Mo Heng berjalan mendekati mereka dengan lamban. Melihat kedua orang tuanya mengelilingi Tangtang membuatnya pusing. "Pa, Ma… Kenapa bisa ke sini?"
Mo Qishan mendengus dingin, "Kami datang melihat Tangtang, kenapa? Kamu tidak membawanya pulang dan tidak akan memperbolehkan kami menjenguknya?"
Fang Lanxin melihat ayah dan anak ini mulai bertengkar lagi. Ia pun segera mengembalikan Tangtang ke pelukan Mo Qishan, membiarkan gadis kecil itu menarik semua perhatian suaminya.