Fang Lanxin menunjuk barang bawaan mereka sambil berkata, "Kami ke sini untuk membawakan makanan enak buat Tangtang. Setelah makan, kami akan segera pergi, tidak akan merepotkan kalian."
Mendengar kata-kata Fang Lanxin, Mo Heng tidak memiliki alasan untuk menolak. Ia pun bersiap memasukkan pin pintu apartemen. Tapi, ia melihat Mo Qishan yang merupakan direktur dari perusahaan internasional itu sedang melirik pin pintu rumahnya.
Tertangkap basah oleh Mo Heng, Mo Qishan berusaha untuk tidak panik dan menoleh ke samping, seolah tidak terjadi apa-apa.
Menghindari hal yang tidak diinginkan, Mo Heng memasukkan pin pintu rumahnya sambil menutupinya dengan tangan. Padahal ini adalah rumahnya, tapi Mo Heng malah bersikap seperti pencuri.
Fang Lanxin kadang-kadang datang berkunjung untuk membantu Mo Heng membereskan rumah atau masakkan makanan sehingga ia sudah familiar dengan tempat itu. Namun, tidak demikian dengan Mo Qishan.
Dengan penasaran, Mo Qishan mengelilingi rumah Mo Heng bersama Tangtang. Ia mengerutkan alisnya dan berkata, "Rumahmu ini kosong sekali! Sebaiknya Tangtang kembali ke rumah dan tinggal bersama kami saja!"
Sambil membantu Fang Lanxin mengangkat barang bawaan, Mo Heng bertanya kepada Tangtang, "Tangtang, kamu suka tidak dengan bak mandi besar Kakak?"
Mendengar pertanyaan Mo Heng, Tangtang segera menganggukkan kepalanya. "Suka!"
Mo Qishan tidak mau kalah. "Di rumah Papa ada kolam renang! Sangat sangat besar, sepuluh kali lipat lebih besar daripada bak mandi ini!"
"Wow!" Anak kecil itu sangat polos. Kini Tangtang pun terpancing oleh omongan Mo Qishan. Setelah mendengar di rumah ayah Mo Heng itu ada kolam renang, ia pun sangat tertarik.
Mo Heng pusing. Kemudian, ia pun teringat dan mengeluarkan kartu rahasianya. "Tangtang, kalau pergi ke rumah Papa, kamu tidak bisa tinggal bersama Kakak lagi, lho!"
Tangtang adalah anak yang dipungut oleh Mo Heng. Sejauh ini, gadis kecil itu selalu berada di sampingnya. Mo Heng tidak percaya Tangtang rela meninggalkannya!
Sesuai dugaan, Tangtang segera menjatuhkan bahunya dan menggelengkan kepala tanpa daya kepada Mo Qishan.
Mo Qishan yang gagal merebut anak itu merasa geram. 'Dasar Mo Heng tak tahu malu! Berani menggunakan kartu hubungan!'
Mo Heng sangat bangga karena akhirnya bisa memenangkan hal itu. Posisi Kakak di dalam hati Tangtang tidak akan bisa digeser!
Tangtang belum makan sejak makan siang tadi, kini ia sudah mulai lapar. Dengan mata bersinar, ia berlari menuju dapur dan ingin menangkap ikan yang ada di dalam aquarium.
Melihat itu, Mo Qishan pun tertawa. Ia lalu membawa Tangtang kembali ke ruang tamu. Dari keranjang buah yang ia bawa, ia mengambil pisang yang mudah dicerna, kemudian dengan sendok kecil menyuapi Tangtang.
Tangtang makan dengan senang. Setelah dua suapan, ia menunjuk ke mulut Mo Qishan, seolah mengatakan bahwa ia ingin Pananya itu ikut makan.
'Anak kucing yang rakus ini tidak pelit juga, tidak suka makan sendiri, suka berbagi.'
Mo Qishan memuji Tangtang dengan bangga, "Tangtang sangat murah hati, mirip denganku!"
Mo Heng berkata dalam hati, 'Cuih! Kalian waktu kecil miskin, makan saja harus rebutan!'
Mo Heng ingat setiap para paman berkumpul bersama, mereka selalu dan berkata bahwa Mo Qishan memiliki pukulan paling keras dan makan paling banyak!
'Berani sekali dia berbohong tanpa mengedipkan matanya!'
Fang Lanxin sedang sibuk menyiapkan makanan di dapur. Mo Heng tidak dapat bergabung dengan Mo Qishan dan Tangtang, sehingga ia pun memilih untuk membantu ibunya.
Sambil membersihkan sayur, Mo Heng mendengar Fang Lanxin bertanya kepadanya, "Mo Heng, komentar di Weibo hari ini, kamu sendiri yang membalasnya?"
Gerakan tangan Mo Heng tidak berhenti. Ia menganggukkan kepalanya dengan tenang. "Hmm."
Fang Lanxin khawatir, "Mama dengar, banyak penggemarmu pergi, mau aku bantu?"
Mo Heng tersenyum dan menjawab, "Ini hanya masalah kecil, Ma. Kamu tidak perlu khawatir."
"Bukan aku, kali yang khawatir adalah Papamu..."
Mo Heng tertegun sejenak, gerakan tangannya pun berhenti. Ia mengingat-ingat kembali sikap Mo Qishan kepadanya sepuluh tahun terakhir.
Mo Qishan memang tidak suka ia memasuki dunia hiburan. Wajah Mo Heng pun menjadi suram. "Tidak pedulikan apa yang dikatakan Papa, kali ini aku tidak akan mundur!"
"Bukan..." Fang Lanxin senyum, "Kamu salah paham."
Mo Heng mengangkat kepalanya, melihat Fang Lanxin dengan bingung.
"Papamu hari ini memujimu!" Fang Lanxin mengatakan hal itu dengan senang. "Dia bilang, akhirnya dia melihat sikap anak keluarga Mo dari dirimu. Katanya kamu semakin dewasa!"