Ternyata suara rekaman nyanyian putri duyung yang sebelumnya Gu Tingwei dengar dari luar laboratorium adalah hasil editan Du Hang.
Nada itu memekakkan telinga. Alis Gu Tingwei mengerut, lalu ia mengambil napas yang dalam.
Sambil memperlihatkan hasil dekorasinya pada ruang laboratorium, Du Hang menjelaskannya kepada Gu Tingwei dengan nada bicara yang keras, "Tuan muda, aku lihat akhir-akhir ini kamu sangat tertarik dengan putri duyung. Maka, aku sengaja mempersiapkan pesta bertema putri duyung ini, gimana? Apakah kamu senang? Atau terkejut?"
Du Hang melanjutkan, "Aku bilang sama kamu ya, kehidupan kita ini pendek, hanya puluhan tahun saja. Oleh sebab itu, kita sebaiknya tak perlu menghiraukan pandangan orang lain dan terikat oleh pikiran mereka. Meskipun kamu adalah anak laki-laki, tapi tidak ada salahnya menyukai putri duyung!"
Setelah memberikan penjelasan sekaligus nasehat, Du Hang mengambil kado yang telah ia siapkan. Dengan mata yang menyempit karena tersenyum, ia menyerahkannya kepada Gu Tingwei. "Ini! Mari kita lepaskan semua malam ini! Ayo kita main sepuas hati kita! Tak usah khawatir, aku tidak akan membocorkannya kepada siapapun!"
Gu Tingwei menekan perasaannya yang sangat ingin melempar Du Hang dari lantai dua puluh enam ini. Ia mengulurkan tangannya, menerima kado itu lalu membukanya.
Gu Tingwei melihat kostum putri duyung berukuran kecil, lengkap dengan rambut palsu dan sepatu di dalam kotak kado tersebut. Anak ini tidak tau harus bereaksi seperti apa.
Du Hang berkata, " Tuan Muda, tidak apa-apa! Kalau yang merah jambu ini kamu kurang suka, aku masih menyiapkan yang warna biru! Baju ini adalah best seller di tokonya jadi sangat susah mendapatkannya. Aku membelinya dari orang lain dengan harga tiga kali lipat!"
Setelah itu, Du Hang tiba-tiba mengecilkan suaranya dan bertanya, "Biaya dari baju ini, bisakah aku minta ganti?"
Gu Tingwei memejamkan matanya, mengambil napas dalam. Saat membuka kembali matanya, anak itu berkata, "Kamu tidak akan mendapatkan gaji bulan ini!"
Du Hang terkejut. Ia mengharapkan kenaikan gaji dan promosi setelah memberikan kejutan untuk Gu Tingwei, tapi kenapa malah gajinya ditiadakan?
Panik, Du Hang bertanya, "Kedua warna ini, semua kamu tidak suka? Aku ingat masih ada satu set yang berwarna ungu! Ungu! Pasti kamu akan suka!"
Setelah mengatakannya, Du Hang pun segera mengeluarkan ponsel untuk bertanya kepada penjual. Tapi Gu Tingwei membuka mulutnya terlebih dahulu, "Du Hang, ini pesta ulang tahun yang kamu siapkan untukku?"
"Iya, Tuan Muda! Demi pesta ulang tahun ini, aku sudah merencanakannya selama satu tahun! Aku susah payah memikirkan berbagai jenis tema…" jawab Du Hang.
"Tema?"
Du Hang yang sadar telah keceplosan dengan panik menambahkan, "Bukan, bukan! Sudah pasti aku merencanakan ini sesuai dengan preferensimu dan mempersiapkannya dengan sepenuh hati untukmu selama beberapa hari. Hanya untuk hari ini!"
"Hanya untuk hari ini?" tanya Gu Tingwei.
Du Hang dengan yakin menganggukkan kepalanya, "Hanya untuk hari ini! Tuan Muda... Lihatlah! Aku sudah susah payah menyiapkan pesta ulang tahun ini, walaupun kamu kurang suka dengan warna kostum itu, tolong jangan potong gajiku…"
"Ulang tahunku bulan depan tanggal sepuluh," kata Gu Tingwei.
Du Hang yang awalnya masih ingin menjelaskan pun tiba-tiba terdiam.
Mulutnya mulai berbentuk "O". Tidak percaya dengan hal itu, ia segera mengambil ponsel untuk mengecek kalender. Kemudian, wajahnya pun mulai memucat…
'Mampus! Kenapa aku bisa salah melihat tanggal?!'
'Pantas saja Tuan Muda sama sekali tidak senang dengan pesta ulang tahun ini!'
"Huhuhu… Tuan Muda… Aku benar-benar hanya ingin mengadakan pesta ulang tahun yang tak terlupakan untukmu!"
Gu Tingwei mulai melepaskan dekorasi balon.
"Huhuhu… Atau kamu ingin kostum putri duyung warna lain? Warna yang kamu suka? Bulan depan aku pasti tidak akan salah lagi!"
Gu Tingwei mulai melepaskan dekorasi renda yang dipasang di alat instrumen ultrasonik miliknya.
"Huhuhu… Tuan Muda, aku salah, tolong maafkan aku! Tolong berikan aku satu kesempatan lagi!"
Tangan Gu Tingwei yang sedang mematikan lagu rekaman membeku sejenak. ia berkata, "Kalau begitu, nanti saat aku ulang tahun, bawakan putri duyung asli."
Du Hang tidak bisa berkata-kata.
Sebelumnya, Do Heng meremas matanya, bulu mata palsunya tidak sengaja terlepas dan menempel di daerah bawah matanya, membuat wajah itu bagaikan memiliki tiga mata. Namun, ia belum menyadarinya.
Kini Do Hang hanya fokus pada permintaan Gu Tingwei dan merasa tertekan seolah dunia mau kiamat. "Tuan Muda, kamu serius?"