Gu Tingwei memiliki bakat untuk membuat anak-anak lain marah kepadanya. Pernah suatu hari, saat Yu Jiaojiao telat menjemput Gu Tingwei, anaknya itu sudah berkelahi dengan anak kelas lain.
Namun setelah itu, dijelaskan bahwa anak kelas lain itulah yang memukul Gu Tingwei terlebih dahulu. Untungnya, Gu Tingwei tidak mendapat hukuman.
Yu Jiaojiao memberi isyarat kepada Mo Heng agar ia segera membawa Tangtang pergi.
Namun saat Mo Heng akan bergerak, ia mendengar Gu Tingwei mengatakan, "Ma, aku setuju sekelas dengannya."
Yu Jiaojiao sangat terkejut. Meskipun merupakan aktris veteran, tetapi kali ini ia sama sekali tidak dapat mengontrol ekspresi wajahnya.
Yu Jiaojiao menatap Gu Tingwei sambil membatin, 'Apa yang baru saja kudengar?'
Biasanya, Gu Tingwei sangat tidak suka dengan anak-anak. Ia menganggap mereka sebagai monster, pengganggu!
'Ada apa dengan Gu Tingwei hari ini?!' pikir Yu Jiaojiao.
Sebaliknya, Mo Heng sangat senang mendengar kata-kata Gu Tingwei. Ia segera memanggil Tangtang, "Tangtang, cepat bilang terima kasih kepada Kakak ini. Kakak ini setuju kamu satu kelas dengannya."
Tangtang sedang sibuk bermain. Ia yang tadinya memeluk boneka unicorn kini menggantinya dengan boneka wortel.
Boneka wortel itu dibuat sangat realistis sehingga Tangtang berliur melihatnya. Gadis kecil itu membuka lebar mulutnya, ingin menggigit boneka itu. Namun sebelum sempat memakan wortel tersebut, ia mendengar Mo Heng memanggil namanya. Penasaran, Tangtang mengangkat kepalanya. Air liurnya pun mengalir keluar dari sudut mulut dan jatuh membasahi boneka wortel.
Kakak Mo Heng meminta Tantang mengucapkan terima kasih kepada Kakak kecil itu.
Tangtang yang baik segera datang...
Sambil memeluk boneka wortel, Tangtang berusaha mengangkat kaki pendeknya dan dengan terhuyung-huyung berlari menuju Gu Tingwei.
Saat ia sudah berjarak satu meter dengan Gu Tingwei, Tangtang tiba-tiba mendengar isi hati Gu Tingwei.
'Putri duyung! Dia adalah putri duyung!'
Tangtang segera menginjak rem, wajahnya yang seperti jeli hampir meledak. Ia kemudian memeluk erat boneka wortelnya sambil melihat ke arah Gu Tingwei dengan terkejut.
Sedetik kemudian, Tangtang segera melihat kakinya dengan panik. Kakinya tidak berubah menjadi ekor, 'kan?! Setelah memastikan tidak ada yang salah, ia mengangkat tangan kecilnya lagi lalu menyentuh kepalanya, 'Mahkota juga tidak muncul.'
'Kakak tampan ini... Bagaimana dia bisa tahu kalau aku adalah putri duyung?'
Tangtang mengingat kembali nasihat orang tuanya yang selalu diucapkan sebelum tidur. Mereka mengatakan jika Tangtang tidak menjadi anak baik, maka ia akan dibawa oleh orang jahat.
Kakak Mo Heng juga pernah mengatakan bahwa orang jahat akan menjadikan Tangtang sebagai bahan penelitian.
'Huhuhu… Mengerikan sekali!'
Tangtang memeluk erat boneka wortel. Ia merasa lemah, sedih, dan tak berdaya.
Saat melihat reaksi Tangtang, Yu Jiaojiao pun menghelakan napas kecewa.
Aktris veteran itu berpikir bahwa Gu Tingwei benar-benar memiliki kemampuan untuk membuat anak-anak takut kepadanya.
Jarang-jarang ada anak yang bisa diterima oleh Gu Tingwei. Maka dari itu, Yu Jiaojiao segera menghibur Tangtang, "Sayang, kamu jangan takut, Kakak bukan orang jahat."
Tangtang memiringkan kepalanya dan melihat Gu Tingwei, matanya yang besar penuh dengan keraguan.
Yu Jiaojiao menyemangati Gu Tingwei, "Weiwei, coba kamu pegang tangan Adik. Bilang kepadanya kalau kamu bukan orang jahat."
Gu Tingwei menuruti kata-kata Yu Jiaojiao, ia melangkah ke depan.
Yu Jiaojiao sangat senang dan berkata di dalam hatinya, 'Ya, ya, ya! Betul sekali! Ambil langkah pertamamu untuk bersosialisasi!'
Tangtang terkejut saat Gu Tingwei mendekat, badan kecilnya tidak bergerak. Ia mengangkat wajah kecilnya, mulutnya mengempis, serta mata besarnya mulai diselimuti air mata.
Melihat Gu Tingwei berjalan ke arahnya, Tangtang dengan tidak rela dan tidak juga berniat baik memberikan boneka wortel kepadanya, "Kakak… Wortel… Kasih…"
Melihat itu, Yu Jiaojiao gelisah.
Gadis kecil itu menunjukkan niat baik dengan memberikan bonekanya kepada Gu Tingwei. Namun sayangnya, Gu Tingwei tidak pernah bermain boneka. Apalagi ia sedikit memiliki mysophobia… Dan di boneka wortel itu ada air liur si gadis kecil!
'Gu Tingwei tidak akan menerimanya!'
Namun di luar dugaan Yu Jiaojiao, Gu Tingwei menerima boneka wortel yang diberikan oleh Tangtang.
Yu Jiaojiao tidak mengerti, 'Ada apa dengan situasi ini?' Kebahagiaannya datang begitu tiba-tiba.
Tahap kedua bersosialisasi sudah dilakukan oleh Gu Tingwei. Yu Jiaojiao bersorak dalam hati, 'Ia menerima kado!'
Sebagai seorang ibu yang melihat anaknya mulai bersosialisasi, Yu Jiaojiao merasa senang dan juga lega. Akan tetapi kata-kata Gu Tingwei setelah itu membuat semua orang terkejut.
"Apakah kamu adalah putri duyung?" tanya Gu Tingwei dengan santai.
Tangtang, Mo Heng, dan Yu Jiaojiao. Ketiganya menunjukkan wajah terkejut secara bersamaan.