Chereads / Kakak Cakep Membawaku ke Daratan! / Chapter 12 - PAPA, INI TIDAK SESUAI PERATURAN!

Chapter 12 - PAPA, INI TIDAK SESUAI PERATURAN!

Mo Qishan nyinyir, "Kamu kira kalau kamu tidak suka makan ikan, Tangtang juga harus ikutan tidak suka makan ikan?"

Penuh kebanggaan Mo Qishan berkata, "Tangtang mirip aku, paling suka makan ikan!" Hmm, kemenangan ini sangat mudah.

Mo Heng, "..." Hatinya kurang puas dengan hal itu, tetapi ia memilih pasrah.

Mo Heng memandang ke arah bangku bayi, kaki mungil dan jari-jari Tangtang bergerak-gerak menunjuk ke lauk ikan asam manis, memberi isyarat bahwa ia mau makan lagi.

'Bayiku yang baik, kamu ini putri duyung, mengapa suka makan ikan asam manis?'

Tangtang dengan lahap makan suapan ikan asam manis dari Mo Qishan, dalam hati ia berkata, 'Koko, kami para putri duyung juga makan ikan kok! Tetapi tidak seenak yang kalian sajikan!'

Ah! Untung Tangtang melarikan diri dari laut, kalau tidak mana mungkin ia bisa merasakan ikan asam manis selezat ini!

Tangtang melambai-lambaikan tangan kecilnya ke kanan dan kiri, terlihat begitu bahagia, puas, polos, dan menggemaskan.

Setelah makan malam, Mo Qishan menggendong Tangtang pergi nonton TV di ruang tamu.

Tangtang yang perutnya buncit karena makan malam tadi tidak mau duduk tenang. Kaki Mo Qishan ia dijadikan tempat berseluncur, memanjat lalu turun ke bawah. Ia melakukannya berkali-kali, bermain dengan bahagia.

Selain itu, Tangtang juga menginjak perut Mo Qishan dan naik ke pundaknya tanpa rasa segan. Ia juga menginjak wajah Mo Qishan dan menarik rambutnya untuk bermain kuda-kudaan.

Melihat hal itu, timbul rasa iri di hati Mo Heng terhadap Tangtang dalam sesaat.

Ketika Mo Heng masih kecil, jangankan menjadikan Mo Qishan sebagai tempat seluncuran dan bermain kuda-kuda, memandang muka tegas ayahnya saja Mo Heng sudah ketakutan.

Mo Qishan yang terkenal dengan muka dingin, menjadi ceria di hadapan Tangtang, seperti orang tua yang bijak!

'Padahal putri duyung ini aku yang bawa pulang!' batin Mo Heng.

Mo Heng yang cemburu berdeham, kemudian ia merebut Tangtang dari pelukan Mo Qishan. "Tangtang sudah mengantuk, kami pulang dulu!"

Mo Qi Shan yang belum puas bermain dengan Tangtang, seakan-akan ingin merebut gadis itu kembali sambil berkata, "Ada banyak kamar Taman Mo, apa masih tidak bisa memuat kalian?"

Padahal, Fang Lanxin mengira akhirnya ia mendapatkan giliran untuk menggendong Tangtang. Melihat Mo Heng ingin membawa gadis kecil itu pulang, ia pun lesu. Berkecil hati, Fang Lanxin menambahkan, "Iya, jarang-jarang kamu ada ke rumah ini. Tidur di sini saja dengan Tangtang!"

Mo Heng menundukkan kepalanya, memberikan isyarat kepada Tangtang. "Tangtang ini pemilih, dia hanya bisa tidur nyenyak di kasurku!"

Tangtang yang sudah kompak dengan Mo Heng memahami maksud koko-nya itu. Ia pun dengan cepat bersandar ke pelukan Mo Heng, lalu tangan kecilnya mengucek-ucek mata sambil menguap.

Fang Lanxin yang melihat Tangtang sudah mengantuk pun berkata kepada Mo Qishan, "Sudahlah, hari ini pertama kali Tangtang datang ke rumah kita. Kamu jangan menakuti dia! Biarkan Mo Heng membawanya pulang dulu, besok baru ke sini lagi..."

Mo Qishan tidak senang dengan kata-kata istrinya, ia melihat Tangtang dan mencoba merayunya, "Tangtang, di rumah papa banyak makanan enak lho! Tangtang tidak mau tidur di sini?"

Mo Heng berkata dengan tegas, "Pa, ini tidak sesuai peraturan!"

Mo Qishan yang lebih tua dan mau menang sendiri berkata, "Aku kan tidak menipu anak kecil!"

Asalkan Tangtang mau, Mo Qishan bisa membelikan semua makanan ringan di mall kepadanya.

Mo Heng khawatir Tangtang benar-benar akan terbujuk oleh Mo Qishan, ia bergegas mengirimkan isyarat kepada Tangtang lagi.

Tangtang dengan kompak memeluk leher Mo Heng sambil menunjuk ke arah pintu. "Pulang."

Mo Heng dengan gembira mencium muka bulat Tangtang sambil memujinya, "Anak pintar!"

Melihat Tangtang memang ingin pergi, Mo Qishan mau tidak mau merelakannya.

Setelah Mo Heng dan Tangtang pulang, Mo Qishan berdiskusi dengan Fang Lanxin. Mereka berencana mengubah kamar kosong yang terletak di sebelah kamar utama menjadi kamar bayi. Ruangan itu juga akan ditambahi berapa wahana permainan anak-anak.

Fang Lanxin merasa aneh. "Kamar sebelah kita itu kan kamar Mo Heng?"

Mo Qishan dengan ketus berkata, "Terserah anak itu mau balik atau tidak, intinya Tangtang harus tinggal bersama kita!"

Fang Lanxin dengan senang hati menyetujui pendapat suaminya. Ia pun segera meminta kepala pelayan untuk melaksanakan perintah Mo Qishan.