Chereads / Kakak Cakep Membawaku ke Daratan! / Chapter 14 - STANDAR GANDA TOP STAR

Chapter 14 - STANDAR GANDA TOP STAR

Jika surat perjanjian akhirnya ditandatangani dan terekspos keluar, imej Mo Heng yang profesional akan segera runtuh!

"Mo Heng, coba dengarkan dulu. Sekarang dengan statusmu sebagai top star, kamu bisa menikmati beberapa perlakuan istimewa. Tapi kita juga tidak boleh lupa dengan tujuan semula kita. Kamu tidak boleh arogan!" Chen Qiong mencoba membujuknya.

Namun, Mo Heng hanya membalas dengan tenang, "Kak Qiong, aku tidak pernah melupakan niat awalku dan juga tidak pernah arogan! Jika mau aku berpartisipasi dalam acara ini, syarat itu adalah keharusan. Kalau tidak… aku tidak akan tanda tangan."

Chen Qiong diam. Kemarin saat Mo Heng menolak acara ini, Chen Qiong pusing. Sekarang ketika Mo Heng sudah setuju untuk berpartisipasi, ia tetap sakit kepala.

Sambil memegang kepalanya yang pusing, Chen Qiong seketika merasa jika ia terus melanjutkan pekerjaan ini, mungkin ia akan pensiun muda.

"Tidak bisa berubah lagi?" tanya Chen Qiong.

Mo Heng menggelengkan kepalanya dengan yakin, "Tidak bisa berubah."

Menghirup napas dalam-dalam, akhirnya Chen Qiong berdiri dari sofa. "Oke, aku coba bicarakan dengan pihak stasiun TV dulu."

Mo Heng membuka pintu dengan sikap sopan untuk mengantarkan tamu keluar rumah. "Selamat malam kak Qiong."

Chen Qiong heran dan mengomel, "Memangnya aku bilang mau pulang? Kamu kok sudah mengusir duluan?!"

Mo Heng menjawab, "Karena di rumah ini ada anak kecil, mulai sekarang setelah jam 8 malam aku tidak menerima tamu."

"..." Chen Qiong kehilangan kata-kata.

Chen Qiong mengambil kerupuk kentang yang sudah ia makan setengah dan berjalan menuju pintu. Begitu ia sampai di luar pintu, suara "Bam!" pun segera terdengar. Pintu tertutup rapat di hadapannya

.

"Shit, dasar manusia berdarah dingin!" umpat Chen Qiong.

Mo Heng kembali ke ruang tamu, ia melihat Tangtang yang masih mengenakan jaket olahraganya berlari keluar dari kamar tidur. Melihat badan kecilnya ditutupi oleh jaket kebesaran itu, Tangtang melambai-lambaikan lengannya yang kepanjangan. Adegan itu terlihat begitu lucu dan lugu.

"Ayo mandi dulu, sudah saatnya tidur." Sebagai wali yang baik, Mo Heng harus memastikan jam tidur gadis kecil itu terpenuhi.

Mo Heng berjalan menghampiri Tangtang dan membantu si duyung kecil membuka jaket raksasa itu.

Tangtang sangat penasaran dengan apartemen Mo Heng, mata bulatnya berkeliaran mengelilingi rumah. Saat melihat toilet apartemen Mo Heng memiliki bak mandi yang bisa menampung beberapa orang dewasa, ia segera berlari ke sana dengan gembira.

Bak mandi itu adalah jacuzzi yang biasanya digunakan Mo Heng untuk melepaskan rasa lelah selepas syuting.

Sayangnya, bak mandi itu masih belum diisi air. Tangtang yang sudah melompat pun terpeleset dan jatuh.

Ugh... Sakit...

Mo Heng segera mengangkat Tangtang dan mengecek apakah anak itu terluka. Untungnya, tidak ada benjolan ataupun luka di kaki Tangtang yang halus dan putih seperti susu itu.

Mo Heng mengusap hidung kecil Tangtang. "Lain kali tidak boleh ceroboh lagi, ya?"

Walaupun Tangtang masih belum mengerti apa maksud dari kata "ceroboh", ia tetap menganggukkan kepalanya dengan patuh.

Mo Heng membuka keran air, membiarkan air memenuhi bak mandi. Setelah airnya sudah cukup penuh, ia memasukkan Tangtang ke dalam.

Mo Heng melihat kaki pendek Tangtang akhirnya kembali berubah menjadi ekor ikan biru keunguan yang cantik setelah menyentuh air. Di atas kepalanya juga muncul sebuah mahkota imut.

Tangtang yang sudah seharian tidak menyentuh air memuntahkan gelembung yang besar. Ia berenang ke sana kemari di dalam bak mandi dengan asyik, lalu tersenyum lebar kepada Mo Heng, terlihat begitu menyilaukan.

Mo Heng duduk di samping bak mandi. Melihat Tangtang yang polos dan bahagia, keinginan untuk bermain pun bangkit dari dalam hatinya.

Mo Heng mengulurkan tangannya ke dalam air lalu memercikannya ke arah Tangtang. Duyung kecil itu mengelak sedikit, tertawa dengan sangat senang, kemudian ia membalikkan badan dan mengangkat ekor ikannya ke arah Mo Heng, memercikkan gelombang besar.

Setengah dari air bak mandi pun terlempar ke arah Mo Heng, membasahinya dari kepala hingga kaki. Mo Heng yang basah kuyup tidak bisa berkata-kata.

Mo Heng bersumpah, jika hal itu dilakukan oleh si raja iblis anak kakak sepupunya itu, ia pasti sudah menghantamnya saat itu juga.

Namun kini pelakunya adalah Tangtang. Yang ada di pikiran Mo Heng hanyalah, 'Tangtang begitu pintar dan licik, aku sama sekali bukan lawannya.'