Chereads / Kakak Cakep Membawaku ke Daratan! / Chapter 6 - HADIAH ULANG TAHUN

Chapter 6 - HADIAH ULANG TAHUN

Mendengar laporan pria muda itu, Gu Tingwei langsung berdiri. Kegembiraan terlihat jelas pada wajahnya.

Gu Tingwei melepaskan sarung tangan, kacamata pelindung, dan baju anti virus yang ia kenakan, lalu segera berlari menuju ruang laboratorium.

Melihat langkah Gu Tingwei yang berantakan karena panik, Du Hang tiba-tiba teringat, 'Tuan muda sebentar lagi akan merayakan ulang tahun ketujuh. Siapkan kado apa ya?'

Preferensi Gu Tingwei selalu berbeda dari orang lain, sungguh sulit untuk membuatnya senang.

Saat Du Hang masih memikirkan tentang kado ulang tahun, Gu Tingwei sudah membuka pintu dan masuk ke ruang laboratorium.

Berbeda dengan ruang operasi yang penuh dengan peralatan medis, ruangan ini dipadati oleh peralatan teknologi paling mutakhir di dunia.

Setelah masuk, Gu Tingwei segera menuju sebuah instrumen ultrasonik kuno.

Instrumen ultrasonik itu didapat ayah Gu Tingwei, yaitu Gu Yuanzheng, pada bulan lalu di sebuah acara lelang di Inggris. Harganya tiga ratus juta poundsterling!

Jika dibandingkan dengan berbagai jenis alat berteknologi canggih yang ditawarkan pada acara lelang, instrumen ultrasonik itu seperti sebuah lelucon. Instrumen ultrasonik itu diselamatkan dari kapal karam yang sudah tenggelam seratus tahun yang lalu. Besinya sudah berkarat dan menumpuk, bahkan sudah mulai hancur. Hanya Gu Tingwei yang menganggapnya sebagai harta karun.

Beberapa hari yang lalu, ketika Gu Tingwei sedang mengutak-atik instrumen ultrasoniknya, ia mendengar suara aneh muncul dari alat itu. Suara itu terdengar begitu indah dan merdu, bagaikan dari surga yang jauh dari dunia nyata. Sayangnya, suara itu hilang sebelum Gu Tingwei mendengar dengan jelas.

Mulai saat itu, Gu Tingwei seolah terpesona dengan instrumen ultrasonik itu dan menolak untuk meninggalkannya.

Bahkan jika Gu Tingwei terpaksa harus pergi, ia akan membuka perekam suara dan meminta Du Hang membantu menjaganya.

Benar saja, sesaat yang lalu Du Hang melapor kalau gelombang suaranya sudah terkumpulkan. Kini instrumen ultrasonik itu sudah kembali diam, Gu Tingwei dengan tidak sabar menyalakan perekam suara.

Sekali lagi, terdengar lantunan yang merdu dan indah. Gu Tingwei tersenyum dengan misterius.

Du Hang adalah putra dari kepala pelayan keluarga Gu. Sejak Gu Tingwei lahir, ia sudah mendampinginya sehingga sudah sangat terbiasa dengan kebiasaan aneh sang tuan muda.

Menimbang ia telah begadang selama beberapa hari karena gelombang suara itu, dengan penasaran Du Hang bertanya, "Tuan muda, sebenarnya suara apa ini?"

"Suara putri duyung." jawab Gu Tingwei.

Du Hang bingung. Meskipun ia sudah bekerja dengan Gu Tingwei di laboratorium dalam jangka waktu yang tidak pendek dan sudah melihat berbagai macam makhluk aneh, tetapi ia tidak percaya akan keberadaan putri duyung di dunia ini.

Du Hang keceplosan kepada Gu Tingwei, "Bukankah itu hanya dongeng yang diceritakan untuk membohongi anak kecil?" Seperti kisah putri duyung yang akan berubah menjadi gelembung di akhir cerita.

Ekspresi wajah Gu Tingwei sangat serius, tidak seperti anak berumur tujuh tahun. Ia malah lebih mirip seorang skolastik tua, "Tentu saja putri duyung ada di dunia ini! Hanya saja, manusia terlalu bodoh untuk mengetahuinya!"

Du Hang sudah terbiasa dengan sikap Gu Tingwei yang suka meragukan IQ-nya. Sambil menyentuh-nyentuh hidungnya ia berkata, "Ya ya ya, benar apa yang dikatakan Tuan muda."

Gu Tingwei sejak kecil sudah diketahui bahwa IQ-nya jauh lebih tinggi dari orang biasa. Hal itu membuat Du Hang tidak merasa malu direndahkan oleh orang pintar seperti tuan mudanya itu.

Dibandingkan dengan karakter Du Hang yang baik, Gu Tingwei memiliki sifat yang aneh dan suram. Tidak berani membuat Tuan mudanya kesal, Du Hang dengan patuh menganggukkan kepalanya seolah percaya. Namun, sikap acuh tak acuhnya itu segera tertangkap oleh mata Gu Tingwei. Ia segera menekankan lagi, "Ini benar-benar suara nyanyian putri duyung!"

"Hmm, apa karena putri duyung memiliki sel artistik yang berkembang dengan baik dan mereka sudah bosan dengan kehidupan dalam air laut sehingga kadang mengadakan konser solo?" Du Hang berusaha keras untuk menyetujui kata-kata Gu Tingwei.

Gu Tingwei yang masih berumur tujuh tahun melihat Du Hang yang keras kepala. Dengan kesal ia menoleh, "Ini adalah cara putri duyung untuk mengirim informasi antar sesama, artinya telah terjadi sesuatu yang besar…"

Di dalam hati Du Hang ia berpikir, 'Sejak kecil Gu Tingwei tidak pernah suka dengan buku dongeng, kenapa kata-kata yang dikatakannya malam ini begitu mirip dengan cerita dongeng?'

Du Hang berusaha untuk mengikuti alurnya, "Jadi, apakah putri dari suku mereka telah diculik oleh pangeran?"

"Tentu saja bukan! Itu adalah-" Gu Tingwei tiba-tiba kembali sadar, dengan emosi ia melipat tangan pada dadanya, membalikkan badannya, dan menolak untuk berbicara dengan Du Hang lagi.

Du Hang sekali lagi menyentuh hidungnya. 'Sepertinya Tuan muda benar-benar terpesona dengan kisah putri duyung,' katanya dalam hati.

Hal itu membuatnya tiba-tiba terpikir sesuatu, ia sudah tahu hadiah ulang tahun apa yang harus disiapkan untuk Gu Tingwei!