Fang Lanxin tidak jadi menghadiri fashion show, kini ia sibuk mengawasi pekerjaan di dapur. Setelah hidangan mewah disajikan di meja, ia naik ke lantai dua memanggil untuk Mo Qishan, Mo Heng, dan Tangtang.
Fang Lanxin sudah menantikan makan malam reuni ini selama sepuluh tahun, tidak ada kata-kata bahagia yang bisa mengungkapkan perasaannya sekarang. Tapi, ada satu hal yang kurang.
Sejak Tangtang mendekati Mo Qishan, suaminya itu sama sekali tidak mau melepaskannya. Saat makan malam pun, Mo Qishan menggeser bangku bayi ke sampingnya dan menyuapi Tangtang. Ia sama sekali tidak memerdulikan perasaan Fang Lanxin dan Mo Heng.
Pada kesempatan ini, Fang Lanxin mempertanyakan keberadaan ibu kandung Tangtang, "Mana ibu Tangtang? Kapan kamu membawanya pulang?"
"..." Mo Heng terdiam.
Fang Lanxin angkat bicara sekali lagi, "Apa kamu tidak lihat, ayahmu sangat menyukai Tangtang, mungkin dia juga bisa menerima ibu kandungnya…"
Lagi-lagi Mo Heng terdiam.
Selama ini, Fang Lanxin sudah muak terjebak di tengah perseteruan antara suami dan anaknya.
Sekarang Mo Heng telah kembali ke rumah bersama Tangtang. Sungguh waktu yang tepat, satu gerakan ini bisa menyelesaikan masalah yang paling merepotkan.
Memikirkan hal itu, mata Fang Lanxin menatap Tangtang dengan begitu lembut.
Usia Mo Heng sudah dua puluh tahun, jika memang sifat ibu kandung Tangtang baik, merestui pernikahan mereka bukanlah masalah besar.
Hanya dengan cara itu Tangtang bisa mendapatkan sebuah keluarga yang penuh kasih sayang serta kondusif untuk perkembangannya.
Fang Lanxin mengira Mo Heng keberatan untuk mengatakan identitas ibu kandung Tangtang, ia pun melirihkan nada bicaranya, "Beritahu mama secara diam-diam, jangan khawatir, aku tidak mengatakannya kepada siapapun!"
Internet sudah sangat heboh, bahkan ada yang membuat daftar nama selebriti wanita yang dicurigai sebagai ibu kandung Tangtang. Fang Lanxin jadi semakin penasaran.
Mo Heng yang tidak berdaya mengerutkan pelipisnya. "Ma, jangan mudah percaya dengan berita kacau yang menyebar di internet."
Fang Lanxin cemberut. "Kalau berita di internet tak bisa dipercaya, kamu harus mengatakan yang sebenarnya kepadaku! Tangtang benar-benar bukan anakmu?"
Mo Heng mengambil paha ayam dan meletakkannya di piring Fang Lanxin. "Ma, ayo makan saja!"
'Cih! Masih mau menyumbat mulutnya dengan ayam!'
Fang Lanxin melihat anaknya yang ganteng dan cakep itu. Selama ini, meskipun Mo Heng memutuskan hubungan dengan keluarga, sudah masuk ke dunia hiburan sejak kecil, tetapi ia sama sekali tidak pernah diberitakan secara negatif. Hal itu membuat Fang Lanxin sangat tenang.
Tetapi ternyata Mo Heng terlibat dalam masalah sebesar ini!
Sejak lama, Fang Lanxin sudah berencana kalau ada berita negatif mengenai Mo Heng, maka ia akan segera membantunya. Kali ini Tangtang muncul di depan umum, tekanan yang dihadapi Mo Heng pasti tidak kecil. Akhirnya, Fang Lanxin memiliki kesempatan untuk membantu anaknya.
"Anakku, kamu tidak usah mengkhawatirkan berita di internet, mama bisa-"
Mo Heng memotong ucapan ibunya, "Ma, mama tidak perlu cemas, aku bisa menanganinya."
Mo Heng menolak kebaikan Fang Lanxin tanpa ragu-ragu. Antusiasme Fang Lanxin seolah disiram dengan air dingin oleh Mo Heng.
Setelah percakapan dengan ibunya selesai, Mo Heng pun melihat ke arah Tangtang. Ia melihat Mo Qishan sedang menyuap Tangtang satu potongan besar daging ikan.
"Pa!" Wajah Mo Heng memucat, ia segera menangkis sumpit Mo Qishan.
'Menyuapi putri duyung dengan ikan? Kejam sekali! Jangan sampai anak ini ketakutan.' batin Mo Heng.
Mo Qishan mengerutkan alisnya, ia melihat ke arah Mo Heng dengan tidak senang. "Kenapa?"
Mo Heng menjelaskan, "Tangtang tidak suka ikan…"
Begitu Mo Heng selesai bicara, kata-katanya segera dipatahkan oleh tindakan Tangtang.
Mo Heng melihat Tangtang yang acara makannya diinterupsi. Gadis kecil itu dengan panik berusaha memanjat dari bangku bayinya, membuka lebar mulutnya, dan menggigit sepotong daging ikan besar dari sumpit Mo Qishan.
Mo Heng, "..."
Mo Qishan tertawa dengan senang kemudian mengacungkan jempol kepada Tangtang, "Tangtang hebat!"
Mo Heng ingin mengembalikan harga dirinya. "Hati-hati dengan duri ikan, cepat muntah-"
Namun, Tangtang sama sekali tidak peduli. Ia dengan senang hati menikmati daging ikan itu. Enak sekali!
"..." Melihat adegan itu, Mo Heng terdiam.