Chereads / Kakak Cakep Membawaku ke Daratan! / Chapter 10 - MEREBUT HAK ASUH TANGTANG

Chapter 10 - MEREBUT HAK ASUH TANGTANG

Fang Lanxin mengira Mo Qishan tidak akan setuju jika Mo Heng dan Tangtang ikut makan malam bersama mereka, dengan gelisah ia melihat ke suaminya.

"Minta orang dapur untuk buatkan makanan kesukaan anak-anak, yang mudah dimakan dan dicerna."

Kaget dengan komentar suaminya, Fang Lanxin tertegun sejenak. Ia pun kemudian menjawab dengan senang, "Baik!"

Setelah Fang Lanxin masuk ke dapur, Mo Qishan menyuruh Mo Heng untuk mengikutinya ke ruang kerja sambil memeluk Tangtang.

Interior ruang kerja Mo Qishan masih sama, tidak ada perubahan sejak terakhir kali Mo Heng melihatnya.

Pada rak-rak buku, terdapat buku-buku kuno dan barang-barang antik serta langka yang Mo Qishan koleksi dari seluruh dunia.

Mo Heng ingat dulu ia pernah tidak sengaja menjatuhkan pemodelan 3D Mo Qishan sehingga mendapatkan hukuman berlutut sepanjang hari. Kini saat ia kembali ke ruang kerja itu, perasaannya begitu tertekan. Jika bukan karena Tangtang, sedetik pun ia tidak ingin berada di ruangan itu..

Mo Qishan dan Mo Heng duduk berhadapan di sofa, mereka berdua bagaikan orang asing dari dua planet yang berbeda. Mo Qishan bertanya dan Mo Heng menjawab, tidak ada kata-kata yang lebih.

Ketika percakapan yang canggung itu berlanjut, tiba-tiba terdengar suara keras dari barang yang pecah.

Mo Heng duduk menghadap rak buku Mo Qishan, dengan matanya sendiri ia melihat Tangtang berjalan mendekati rak buku itu. Sebenarnya, Tangtang ingin mengambil spesimen burung tetapi karena terlalu tinggi, ia sama sekali tidak dapat menyentuhnya dengan kaki pendek itu. Hal itu membuat kakinya terlilit dengan vas bunga keramik kuno milik Mo Qishan.

Tidak sempat bereaksi, Mo Heng melihat vas bunga kuno kesukaan Mo Qishan itu berputar setengah keliling kemudian jatuh di tempat, pecah dan mengeluarkan suara yang keras.

Dalam hati Mo Heng berpikir, 'Mampus!' Vas bunga itu bernilai jutaan sepuluh tahun yang lalu, apalagi sekarang!

Mo Heng takut Tangtang akan dimarahi Mo Qishan, ia segera berlari menuju Tangtang dan mengangkatnya dari lantai. Tapi karena terlalu gugup, Mo Heng tidak sempat mengontrol kekuatan tangannya. Tangan kecil Tangtang yang halus terasa sakit oleh genggaman kuat Mo Heng, gadis kecil itu pun menangis kesakitan.

"Mana ada a-" kata 'ayah' sudah hampir terucap oleh Mo Qishan, tetapi ia cepat bungkam dan mengganti kata-katanya, "Kakak seperti kamu."

Sambil marah, Mo Qishan mengambil Tangtang dari tangan Mo Heng. Ia menghibur gadis kecil itu dengan nada, "Tangtang jangan menangis, apa tadi kakak membuatmu sakit?"

Sebenarnya, Tangtang tidak benar-benar menangis. Hanya suaranya saja yang kencang, tetapi matanya bahkan tidak berair.

Tangtang melihat pandangan Mo Qishan kepadanya yang penuh dengan perhatian. Dalam hati ia penasaran, 'Eh? Papa kok tidak marah aku mecahin vas bunganya?'

Padahal Tangtang jelas-jelas mendengar Mo Heng berkata 'Mampus' dalam hati.

Diam-diam, Tangtang melirik ke Mo Heng. Ternyata kakaknya itu juga sangat terkejut dengan reaksi Mo Qishan, tidak percaya dengan apa yang dilihatnya.

Sebaliknya, Mo Qishan tidak merasa ada yang aneh, ia sama sekali tidak memerdulikan vas bunga yang pecah itu. Ia memeluk Tangtang untuk menghiburnya dan menegur Mo Heng, "Kakak seperti apa kamu? Rewel sekali. Kalau kamu tidak dapat menjaga Tangtang dengan baik, tinggalkan Tangtang di rumah ini, biarkan aku dan mamamu yang menjaganya!"

Mo Heng kaget, Mo Qishan mau merebut Tangtang darinya?

Mo Heng segera menolak, "Tidak boleh! Tangtang harus ikut bersamaku…"

Mo Qishan berkata, "Tangtang adalah adikmu, anak perempuanku dan mamamu, maka dia harus hidup bersama kami."

Mo Heng tidak menyangka Mo Qishan akan merebut hak asuh Tangtang darinya. Sebelum ia datang, ia masih berpikir jika Mo Qishan setuju membantunya mendaftarkan Tangtang dalam Kartu Keluarga mereka, itu sudah merupakan hasil terbaik.

Dikarenakan identitas asli Tangtang yang spesial, sekali lagi Mo Heng menolak permintaan itu, "Aku bisa membawa Tantang pulang ke sini untuk berkunjung, tapi dia harus hidup bersamaku."

Mendengar kata-kata Mo Heng, Mo Qishan marah besar. "Hidup bersamamu? Jadi kamu mau Tangtang tampil di TV bersamamu, hidup dengan pengawasan kamera bersamamu? Dia hanya anak kecil yang tidak mengerti apa-apa!"

Tangtang tidak mengerti apa yang dimaksud hidup dengan pengawasan kamera, tapi ia tahu kalau Mo Qishan dan Mo Heng bertengkar lagi. Ia segera menunjuk ke arah rak buku tadi, "Bu...iung…"

Sesuai dugaan Tangtang, perhatian Mo Qishan segera tertuju padanya. Melihat Tangtang tertarik dengan spesimen burung itu, dengan penuh rasa sayang Mo Qishan pun memeluknya dan mendekati benda itu, "Tangtang takut? Ini adalah spesimen…"

Tangtang mempelajari ucapan Mo Qishan, "Sepesimen?"

Mo Qishan tertawa. Biasanya anak seumuran Tangtang sudah bisa bicara, tetapi gadis kecil itu sepertinya baru belajar. Ia tidak mengerti hal itu terjadi karena keterlambatan perkembangan bawaan atau karena tidak dijaga dengan baik.

Kini Tangtang sudah dibawa ke orang tua Mo Heng, maka ia tidak akan membiarkan gadis itu menderita lagi. Mulai hari ini, semua kebutuhan Tangtang baik dari makanan, pakaian, tempat tinggal, maupun pendidikan, semuanya harus yang terbaik! Bahkan harus lebih baik dibandingkan punya Mo Heng!