Chereads / Kakak Cakep Membawaku ke Daratan! / Chapter 8 - TIDAK INGIN MO HENG KENA MARAH

Chapter 8 - TIDAK INGIN MO HENG KENA MARAH

Melihat Tangtang yang begitu cantik, Fang Lanxin pun mengulurkan kedua tangannya, ingin mengambil anak dari pelukan Mo Heng untuk disayang-sayang. Namun siapa sangka, Tangtang yang tadinya masih melihat Fang Lanxin dengan penasaran malah membalikkan badannya ketika ibu Mo Heng itu mengulurkan tangannya.

Tangtang memeluk leher Mo Heng dengan erat sambil bergumam "Kakak... Kakak..." seolah Fang Lanxin adalah nenek sihir dari cerita dongeng yang suka menculik anak kecil.

Fang Lanxin tertawa melihat tindakan Tangtang, dengan lembut ia menepuk pantat gadis kecil itu. "Anak ini bisa malu-malu juga ya."

Sedetik kemudian, Fan Lanxin pun tersadar. 'Sejak kapan Mo Heng akrab dengan anak kecil?'

Dulu, Fang Lanxin pernah membawa anak dari kakak sepupu Mo Heng untuk mengunjungi tempat kerjanya. Reaksi Mo Heng saat itu menunjukkan bahwa ia sangat membenci si raja iblis. Ia memukul pantat keponakannya itu dan bahkan mengancam Fang Lanxin agar tidak membawa anak itu lagi.

"Mama, jangan tanya asal usul anak ini dari mana ya. Sebenarnya, aku membawanya pulang karena ingin meminta bantuan kalian." Kata Mo Heng kepada ibunya.

"Bantuan?" Fang Lanxin terkejut mendengar kata-kata Mo Heng. Sejak kecil, anaknya itu memiliki sifat yang keras, sama persis dengan ayahnya yang sama sekali tidak mau mengalah.

Mo Heng dulu bertengkar hebat dengan ayahnya dan melarikan diri dari rumah. Ia bahkan bersumpah tidak akan menyerah dan pulang ke rumah itu meski dirinya akan mati kelaparan. Kini, anaknya itu pulang ke rumah untuk meminta bantuan darinya. 'Apa dia masih anakku yang itu?' pikir Fang Lanxin.

Sebelum menekan bel rumah, Mo Heng sebenarnya sudah berdiri untuk waktu yang lama. Ia telah mempersiapkan mental sehingga tidak terlalu sulit untuk mengatakannya, "Ma, tolong buatkan identitas untuk Tangtang. Anggap saja dia ini anakmu dan papa."

Fang Lanxin sangat terkejut saat mendengar permintaan Mo Heng!

"Kurang ajar!" Teriakan keras datang dari lantai atas, membuat Tangtang yang berada di pelukan Mo Heng menyusut ketakutan.

Tangtang menoleh dan melirik ke arah suara tadi, terlihat dari ruang kerja lantai dua seorang pria paruh baya berjalan keluar. Orang itu memiliki aura seperti Ayahanda-nya, terasa begitu berwibawa dan berwajah dingin.

Tangtang mengerutkan alis kecilnya dan menyadari bahwa masalah itu cukup buruk. Dulu ketika ia berbuat salah, Ayahanda juga terlihat begitu galak.

Meskipun Tangtang tidak mengerti apa yang dikatakan Mo Heng kepada Fang Lanxin, tapi ia tidak ingin Mo Heng kena marah.

Mo Qishan berjalan ke arah tangga dan dengan sinis ia menunjuk Mo Heng, "Selama sepuluh tahun kamu tidak pulang ke rumah! Aku kira kamu benar-benar sudah hebat, tidak membutuhkan seperak pun dari keluarga Mo! Kenapa? Sekarang kamu pulang karena telah membuat kesalahan?"

"Tanpa tahu malu kamu memohon untuk memberikan identitas palsu bagi anak harammu. Bahkan kamu ingin mendaftarkannya di bawah nama kami?!" lanjut ayah Mo Heng.

Mo Qishan menyunggingkan senyuman palsu dan menyindir, "Mo Heng…Mo Heng… Kamu memang benar-benar anakku yang sangat baik!"

Tangtang melihat wajah Mo Heng yang suram. Ia merasakan tangan yang mengangkat pantatnya itu mengepal dengan kuat dan uratnya mulai terlihat jelas. Kakak Mo Heng marah!

Fang Lanxin yang sibuk dengan acara fashion show sepanjang hari, sampai sekarang masih belum tahu apa yang terjadi di internet. Ia buru-buru membujuk, "Qishan, apa yang kamu katakan? Mo Heng baru saja kembali setelah sepuluh tahun, kamu jangan menakutinya…"

Mo Heng sudah bukan anak kecil lagi, ia tidak begitu gampang takut seperti dulu. Namun, ia memiliki harga diri dan sangat angkuh. "Papa, semua ini tidak seperti yang kamu pikirkan! Aku akan menjelaskan masalah ini pada kalian suatu saat nanti, masalah ini…"

Jika bukan karena Tangtang, Mo Heng sama sekali tidak ingin menginjakkan kaki di rumah itu lagi. Sebelum Tangtang muncul di hadapan publik, dia harus menyelesaikan masalah identitasnya.

Tangtang yang duduk di gendongan Mo Heng pun terkejut setelah mendengar isi hati pemuda itu.

Ternyata kakak Mo Heng kena marah oleh Ayahanda-nya karena dirinya!

Tangtang tidak bisa membiarkan dirinya hanya duduk diam melihat masalah itu. Ia tidak bisa melihat kakak Mo Heng-nya dimarahi!

Setelah berpikir, Tangtang mempelajari cara Mo Heng dan menirunya memanggil Mo Qishan, "Papa…"

Kedua pria yang tadinya masih bertengkar hebat tercengang, secara bersamaan mereka melihat ke arah Tangtang.

Tangtang mulai menggerakkan badannya, berusaha untuk melepaskan diri dari pelukan Mo Heng. Mo Heng pun hanya bisa menunduk dan menurunkan Tangtang.

Mo Heng melihat Tangtang yang mengenakan gaun putri menoleh ke arahnya dan memberikan satu tatapan kepadanya. Gadis kecil itu kemudian mulai berlari terhuyung-huyung menuju tangga.