Chereads / Kawin Kontrak: Dokter Menyebalkan vs Desainer Baperan / Chapter 3 - Umurnya Hampir Sama Dengan Ayahnya

Chapter 3 - Umurnya Hampir Sama Dengan Ayahnya

Gu Xiang baru duduk di atas sofa dan berkata, "Bila memintaku untuk membantu, maka katakan saja aku harus membantu. Jangan berkata seakan-akan ini demi kebaikanku."

Li Jiayin melihat reaksi dari Gu Xiang langsung berkata, "Baiklah, kamu ternyata sudah besar dan semakin berani, ya! Bahkan memintamu untuk melakukan sesuatu juga harus memohon kepadamu sampai seperti ini! Paman Meng sudah berjanji kepada orang tersebut untuk mempertemukan kalian besok." 

"Kamu seharusnya tidak ingin melihat keluarga Meng bangkrut, kan! Kalau bangkrut, kita tidak akan memiliki apapun! Saat ikut dengan ayahmu dulu, kita tidak memiliki apapun. Setiap hari hanya dimarahi oleh ayahmu. Kamu seharusnya ingat akan kehidupan yang penuh dengan penderitaan seperti itu!" Tambah Ibunya.

Selama Li Jiayin berkata seperti itu, kelopak matanya juga berair.

Jelas-jelas sudah lebih dewasa dari Gu Xiang, namun masih dapat dengan mudah menangis di depannya. Gu Xiang pun sudah tidak bisa berkata apapun terhadap ibunya ini.

Kehidupan pada saat miskin, Gu Xiang tentu sudah mengingatnya dengan sangat dalam.

Gu Xiang sekarang sudah mendapatkan kehidupan yang makmur. Namun mengingat saat mengikuti ayahnya waktu itu, bahkan uang sekolah juga tidak bisa dibayarkan olehnya.

Sekarang mendengar ibunya mengungkit tentang ayahnya. Ia tentu juga tidak bisa menepis pernyataan itu.

Li Jiayin menangis dan membuat Gu Xiang sangat gelisah, "Jangan menangis lagi, Bu!"

******

'Aku tidak peduli, aku tidak ingin menikah. Pria tua yang bermarga Jiang itu katanya memiliki takdir yang mampu membunuh calon istri sendiri. Beberapa kali calon istrinya mati karenanya! Ibu, kamu ingin aku menikah bukan untuk memaksaku cepat mati, kan?'

Saat sore hari, Gu Xiang berdiri di dalam lift dan memikirkan ucapan yang dikatakan oleh Meng Yan tersebut. Kemudian gara-gara Li Jiayin, ia tidak punya pilihan lain selain bersedia melakukannya.

Sekarang Gu Xiang mengingat hal yang dikatakan oleh Meng Yan dan tiba-tiba berpikir apakah benar pria yang bermarga Jiang itu memiliki kutukan yang membuatnya tidak punya istri?

Memikirkan sikap Li Jiaying sebelumnya, tentu membuat Gu Xiang sangat sedih. Apalagi saat memintanya untuk menikah dengannya, ibunya itu sama sekali tidak pernah memikirkan bahwa dirinya juga adalah putri kandungnya. Gu Xiang pun tidak tahan merasa sangat sedih dan kasihan.

Kemudian ponselnya seketika berdering. Ternyata panggilan tersebut berasal dari Li Jiaying. Namun, Gu Xiang hanya melihatnya dan tidak menjawab.

Setelah keluar dari lift, Gu Xiang berjalan ke tempat kedai kopi yang dijanjikan.

Gu Xiang mendorong pintu kedai kopi dan berjalan masuk ke dalam.

Di dalam ada seorang pria paruh baya di sana.

Pria itu kelihatanya sudah tidak terlihat muda dan sudah pasti berumur empat puluh tahunan. Ketika melihatnya, Gu Xiang tampak bingung.

Tidak mungkin?

Walaupun mengetahui dirinya ikut biro perjodohan sekalipun, latar belakangnya seharusnya juga tidak seburuk ini. Namun ketika melihat pria yang umurnya hampir sama dengan Paman Meng itu membuat Gu Xiang langsung ingin menolak.

Namanya perjodohan, pria itu pasti akan menjadi suaminya. Ia tidak mungkin membawa seorang pria paruh baya pulang ke rumahnya!

"Nona Gu Xiang?" Tanya pria itu dengan sikap yang sangat sopan.

Gu Xiang menjawab, "Iya, saya."

Pria itu menatap Gu Xiang dan tersenyum sambil berkata, "Waktu itu saya mendengar bahwa Nona Gu mirip dengan Nyonya Meng. Sekarang, kelihatannya memang mirip sekali dan sama-sama cantik."

Perkataan seperti itu sudah bosan didengar oleh Gu Xiang. Mengetahui bahwa pria itu hanya berbasa-basi, ia hanya membalas, "Terima kasih, Tuan Jiang juga memiliki penampilan yang tampan."

Pria itu mendengar perkataan Gu Xiang langsung tersenyum menjelaskan, "Nona Gu hanya salah paham. Margaku adalah Du, aku adalah pengurus di keluarga Jiang. Anda bisa memanggilku Tuan Du. Hari ini Tuan Jiang ada urusan, jadi aku yang menggantikannya untuk datang."

"Oh ternyata begitu." Gu Xiang mengambil gelas, meminumnya satu teguk dan menghela napas lega.

Tuan Du seperti menganggap Tuan Jiang itu seperti anaknya sendiri. Ia seketika berkata, "Anak ini terlalu peduli dengan pekerjaannya, hampir semua waktunya dihabiskan di tempat kerja. Sayangnya, hal itu yang membuat kami sangat khawatir dengannya…," 

"Walau demikian, anda jangan khawatir. Tuan Jiang kami sangat baik, juga tampan dan sifatnya juga baik. Setelah menikah pasti kalian akan menjadi pasangan yang sangat baik." Tambah Tuan Du.

Mendengarkan ini membuat Gu Xiang tidak tahan tersenyum.

"Nona Gu kenapa tertawa?"