Situasi saat ini jelas berbeda dari apa yang dikatakan Wen Yujing.
Wen Yujing bilang kalau di tempat sepi biasanya ada orang yang sangat kejam?!
Gadis itu juga berkata, jika seorang gadis berjalan sendirian di gang sepi dan bertemu laki-laki asing, dia pasti akan mendapat malapetaka. Mana buktinya?!
Ternyata, mereka merupakan warga negara yang baik dan hanya ingin membantu orang lain yang tersesat!
Jiang Lingzhi barusan bereaksi terlalu berlebihan. Bukankah dia justru terlihat seperti orang bodoh di mata orang-orang itu?
Bukan ini yang paling membuatnya putus asa, tapi yang paling membuatnya putus asa adalah ketika dia mendengar kalimat selanjutnya yang dilontarkan orang itu.
"Gadis muda itu sepertinya sangat takut pada kita. Aku tidak tahu, apakah tampang kita terlalu galak? Aku tidak berani mendekatinya lagi. Aku takut dia akan pingsan saking takutnya. Bagaimana kalau Kak Nan saja yang bertanya padanya?"
Jiang Lingzhi tidak tahu harus berbuat apa.
Dia sungguh putus asa!
Li Shunan menurunkan pandangannya dan menatap gadis muda yang terduduk di tanah tidak jauh darinya.
Gadis itu menundukkan kepalanya. Entah dia sedang menangis atau tidak. Dia mengenakan seragam sekolah yang rapi seperti anak rumahan yang baik-baik. Terlihat lengannya yang ramping serta kulitnya yang putih pucat, bahkan semakin bersinar karena terkena cahaya redup.
Wajahnya yang cantik itu membuatnya dapat dikenali dengan mudah.
Li Shunan dapat langsung mengenalinya pada pandangan pertama.
Dia langsung ingat bahwa gadis itu adalah penipu yang berpura-pura menginjak kakinya dan beralasan akan membayar ganti rugi untuk sepatunya yang kotor. Tampaknya gadis itu tidak terlalu mahir dalam bisnis penipuan.
Tanpa memperhatikan sorot mata Li Shunan, salah satu dari kedua orang tadi masih terus berbicara. "Sebenarnya, aku merasa bahwa penampilanku ini seperti orang baik, tapi ternyata masih bisa menakut-nakuti gadis muda itu."
"Bagaimana menghadapi ini? Gadis muda itu ketakutan sampai terjatuh, jadi aku semakin kesulitan untuk membujuknya." Pria yang satunya lagi menggaruk kepalanya. Dia juga sedang kebingungan.
"Terutama, gadis itu begitu cantik. Aku benar-benar hanya ingin menanyainya dengan ramah, namun dia malah semakin menciut ketakutan."
Kedua pria itu sedang sangat kebingungan.
Sementara itu, Li Shunan tetap tampak begitu santai. Sosoknya yang kurus dan ramping bersandar di sudut dinding. Dia masih terlihat malas-malasan seperti sebelumnya. "Oke, aku akan mengurusnya."
Bagaimanapun, dia sudah pernah bertemu dengannya lebih dari sekali.
Hal pertama yang ada dalam benak Li Shunan begitu melihatnya di sini adalah, ternyata gadis penipu itu ada di mana-mana. Lingkup bisnis mereka cukup luas juga.
Setelah mendengar ini, kedua orang itu hanya bisa mengharapkan pada Li Shunan. Mereka akhirnya bernapas lega dan berkata dengan penuh rasa syukur. "Terima kasih, Kak Nian."
"Tolong ya, Kak Nan. Kalau begitu, kami pergi dulu."
Setelah itu, mereka berdua tidak berani berbalik ke jalan semula untuk menuju ke warnet di seberang, karena takut kalau Jiang Lingzhi kembali ketakutan.
Jiang Lingzhi tenggelam dalam dunianya sendiri. Pada saat ini, dia hanya ingin menemukan ritsleting tasnya, lalu membukanya dan merogoh uang.
Dia tidak berani mendengarkan lagi apa yang mereka katakan. Dia hanya tahu bahwa kedua orang itu pergi sambil tersenyum.
Setelah beberapa saat, ada langkah kaki yang mendekati Jiang Lingzhi, dan orang itu berjongkok di depannya.
Ketika Jiang Lingzhi mengangkat kepalanya, tatapannya bertemu dengan pupil cokelat muda pria itu.
Sekarang mereka hanya berjarak sekitar satu meter. Ini adalah pertama kalinya Jiang Lingzhi bisa melihat wajahnya dengan sangat jelas dari jarak dekat.
Dia harus mengakui bahwa laki-laki ini benar-benar sangat tampan.
Wajah dengan setiap garis yang jelas, rongga mata yang dalam, batang hidung yang mancung, dan bibir tipis dengan bentuk yang indah. Tetapi, tampak terlintas kemalasan di sorot kedua matanya, seperti terasing dan juga dingin.
Keduanya saling memandang dalam diam.
Raut muka gadis muda ini tampak mati rasa. Seperti berada di ambang kehancuran tapi tidak hancur, namun hampir pingsan.
Li Shunan berjongkok sambil memainkan sebatang rokok yang tidak menyala di antara jari-jarinya dan menatapnya untuk waktu yang lama. "Kamu masih bisa berdiri atau tidak?"
Suaranya sangat enak didengar, begitu malas dan memiliki daya tarik tersendiri, tetapi tidak ada emosi karena adanya rasa keterasingan.
Jiang Lingzhi tersadar dari lamunannya begitu mendengar suara Li Shunan. Dia menurunkan pandangannya, terlihat sangat menyedihkan.
Gerakan jari-jari Li Shunan terhenti. Rasanya dia tidak dapat meninggalkan gadis ini begitu saja di sini. Gigi geraham belakangnya saling menekan. Pandangannya jatuh pada lutut Jiang Lingzhi yang tampak memar. "Apa sakit?"