Setelah beberapa saat berjuang menenangkan rasa malunya di dalam hati, Jiang Lingzhi tidak dapat menahan godaan makanan lezat. Tidak bisa menahan lapar, dia berjalan dua langkah di tengah. Tatapannya jatuh ke oden rebus (masakan Jepang yang didalamnya terdapat berbagai bahan yang direbus di dalam kuah (dashi), antara lain dibuat dari katsuobushi, kombu, dan kecap asin. Bahan-bahan yang dimasukkan bisa beraneka ragam, dan tidak terbatas. Salah satunya lobak, konnyaku, telur rebus, chikuwa, dan chikuwabu). "Apa ini enak?"
Li Shunan menatap paras cantik gadis itu sebentar, kemudian sudut bibirnya tertarik ke atas. Dia berkata dengan nada malas kepada petugas kasir, "Pesan satu."
Pipi gadis kasir itu memerah. Sejak Li Shunan masuk ke dalam toko, Jiang Lingzhi terus menatap lurus ke arahnya tanpa mengalihkan pandangannya.
"..."
Yang benar saja. Batin Jiang Lingzhi
Jiang Lingzhi memperhatikan tatapan antusias gadis kasir itu terhadap laki-laki ini. Dia tidak tahan untuk tidak menghela napas dalam hati.
Sebenarnya, laki-laki ini benar-benar bermuka dua. Dia menang banyak karena memiliki fitur wajah yang sangat tampan.
Cih...
Li Shunan sama sekali tidak memedulikan tatapan orang lain. Dia mengambil sebotol yogurt probiotik lagi dari rak di sebelahnya. "Sekalian ini juga."
Setelah terpesona pada ketampanan Li Shunan selama beberapa saat, gadis kasir itu kembali sadar. Dia buru-buru memasak sebagian bahan oden, kemudian menyiapkan 1 porsi oden dengan mengambil beberapa dari masing-masing bahan oden yang tersisa. Setelah memindai kode, dia meletakkan barang-barang belanjaan Li Shunan di meja kasir dan berujar lirih, "Semuanya 27 yuan."
Li Shunan mengeluarkan ponselnya dari sakunya dan membuka layar pengunci. Setelahnya, dia membuka kode QR pembayaran WeChat dan menyerahkan ponselnya pada gadis kasir itu untuk dipindai.
Setelah pembayaran berhasil, Li Shunan memasukkan ponselnya kembali ke saku, mengambil barang-barang belanjaannya, dan bersiap untuk pergi. Gadis kasir itu berujar lagi dengan wajah tersipu malu, "Bolehkan aku menambahkan akun WeChat-mu?"
Gadis itu jelas tidak sering melakukan hal semacam ini. Dia terlihat mengumpulkan banyak keberanian untuk mengatakannya.
Kelopak mata Li Shunan setengah terbuka, dan ekspresinya terlihat sangat enggan dan malas. Suaranya membawa daya tarik anak cuek yang khas. "Tidak punya WeChat."
Begitu jawaban ini terdengar, suasana di toko serba ada itu menjadi sedikit aneh.
Jiang Lingzhi hanya bisa tertegun
Begitu pula dengan gadis kasir itu.
Lalu apa yang kamu gunakan untuk pembayaran barusan?
Bisakah orang ini memberi penolakan dengan alasan yang sedikit lebih meyakinkan?
Jiang Lingzhi berjalan keluar dari toko serba ada sambil membawa tas sekolahnya. Tetapi, entah kenapa, dia merasa tidak memiliki semangat.
Karena, dia teringat kejadian waktu itu. Ketika dirinya mengatakan mau mengganti uangnya, tatapan laki-laki itu seperti mengejeknya.
Laki-laki itu juga mengatakan bahwa hanya mau menerima uang tunai, tidak mau lewat transfer WeChat.
Dia ini mungkin mengira kalau Jiang Lingzhi sengaja menggunakan alasan ini untuk memulai obrolan dengannya dan ingin menambahkan akun WeChat-nya supaya bisa saling kirim pesan.
Jiang Lingzhi merasa benar-benar telah kehilangan muka untuk kedua kalinya.
Kelihatannya laki-laki ini terlalu sering dimintai akun WeChat oleh gadis-gadis untuk memulai obrolan. Oleh karena itu, dia jadi sangat berhati-hati.
Di dalam hati laki-laki itu, selain penipu, mungkin dia punya sebutan lain untuk Jiang Lingzhi, seperti 'gadis yang berpura-pura terjatuh supaya ditolong', dan mungkin masih ada yang lainnya lagi, yaitu 'orang bodoh yang tergila-gila padanya'!
"Ambil ini."
Pikiran Jiang Lingzhi kembali fokus begitu mendengar suara yang menarik dan khas ini.
Pemuda itu memegang gelas kertas dengan jari-jarinya dan menyerahkan oden kepada Jiang Lingzhi.
Jiang Lingzhi tersadar dari pemikirannya dan mengulurkan tangan untuk menerimanya. "Oh."
Jiang Lingzhi menatap gelas kertas itu sebentar dan menemukan pertanyaan dalam benaknya. "Apa kamu tidak makan?"
Li Shunan tersenyum mencemooh. Dia membuka tutup botol air mineral dan mendongakkan kepalanya untuk mulai minum, kemudian dia memegang botol air mineral di tangannya lagi. "Aku sudah makan, tidak seperti kalian para kelompok pembohong, yang ketika lapar tinggal berjalan-jalan keluar untuk melakukan aksi."
Jiang Lingzhi terdiam.
Tidak bisakah laki-laki itu berhenti mengatainya penipu?
Dia hanya bisa menghela napas menahan kesabaran.
Lupakan saja, biarkan dia mengatakan apa yang ingin ia katakan.
Bagaimanapun, Jiang Lingzhi juga sudah mengembalikan uangnya. Dia juga tidak akan pernah bertemu dengan laki-laki itu lagi untuk kedepannya!
Dia lebih baik mengubah kemarahannya menjadi nafsu makan. Namun, makan sambil memegang tas sekolah rasanya agak tidak nyaman. Jiang Lingzhi melihat ke samping, tepatnya ke tangan Li Shunan yang tergantung di sampingnya.
Li Shunan memiliki sendi-sendi tulang yang proporsional dan ramping, serta bentuknya sangat indah.
"Karena kamu tidak sedang makan, bantu aku membawa tasku." Jiang Lingzhi menatap Li Shunan dengan mata bulatnya yang indah. Dia langsung menyerahkan tasnya kepada laki-laki itu dengan sangat santai.
"..."
Li Shunan mengangkat alisnya merasa cukup lucu. Dia berbicara dengan nada malas di setiap akhir katanya. "Anak muda, apa kita saling mengenal dekat?"