Emilio pun mulai menuruni anak tangga nya untuk bersiap-siap menuju ke kantor. Dia masih mengingat sebuah pertanyaan yang terlontar kan dari neneknya tadi malam. Pertanyaan itu cukup mengusik benak pikirannya.
" Selamat pagi, Emilio!"
" Selamat pagi nenek! "
Kemudian Emilio pun duduk di sebuah meja makan. Di hadapannya sudah tersaji beberapa masakan yang disediakan oleh para pelayan di dapur. Kemudian dia melihat kalau neneknya menatapnya semenjak dari tadi dia duduk. Dia tahu kalau pasti dia akan mendapatkan sebuah pertanyaan Kapan pernikahan itu akan terjadi. "Semua saya nenek tidak menanyakan kembali soal pernikahan. " Dia mulai menggumam dalam hatinya.
Emilio mulai mempercepat untuk sarapan paginya agar segera menuju ke kantor lebih cepat. Hari ini dia ada sebuah meeting dengan klien dari Malaysia. Ia berharap agar proyek itu segera bisa ditangani.
"Kapan kamu memperkenalkan calon istrimu ke nenekmu ini?"
Emilio pun hanya terdiam dan membisu dalam sebuah suasana. Dia tidak bisa berkata apapun karena sampai sekarang dia belum menemukan calon istri untuk pernikahan kontraknya.
" Sampai kapan anakmu ini akan menunggu kamu memperkenalkan calon istrimu? Apakah memang benar rumor yang dibicarakan di sebuah media sosial dan di kantor tentang kamu adalah seorang gay?!" Monica Finn mempertegas ucapannya karena dia sangat cemas sekali dengan perilaku jujur nya. Banyak orang yang mempertanyakan Apakah judulnya seorang yang sejati ataukah seorang GAY.
Emilio pun mencoba menarik nafasnya dahulu untuk memberikan sebuah penjelasan atas rumor yang masih belum saja selesai. Dia juga belum tahu Siapa penyebar rumor sampah itu. Dia akan membuat perhitungan terhadap orang yang memberikan rumor sampah itu. " sialan Siapa yang menyebarkan rumor sampah itu?! " dia tampak begitu geram sekali ketika mendengar rumor itu. Bukannya dia tidak ingin berdekatan dengan kaum wanita namun dia memiliki sebuah alasan tertentu di masa lalunya. Tak banyak orang yang tahu tentang masa lalu yang dijalani oleh dirinya.
" Jika kamu selama dua minggu ini masih saja belum menemukan calon istri ataupun menantu di keluarga Finn, maka nenek akan mencarikan kamu calon istri." Monica Finn mulai mempertegas ucapannya kembali karena dia tidak ingin kalau ada keturunannya yang memiliki kelainan tidak menyukai seorang perempuan. Dia hanya ingin memiliki penerus dari Finn corporate.
*
Aza merasa isi kepalanya sudah penuh sekali karena memikirkan sebuah kekuatan yang ada di dalam dirinya. Dia merasa tidak normal sekali ketika mendapatkan sebuah takdir menjadi clan Neptunus.
Setiap hari dia dihantui sebuah takdir yang menuntunnya ke sebuah kastil bersama dengan seorang pangeran. Sebenarnya dia tidak menginginkan semua itu Karena dia ingin menjadi seorang manusia sepenuhnya tanpa adanya kekuatan di dalam dirinya.
Aza mulai melangkahkan kedua kakinya dengan tatapan begitu kosong sekali. Dia melamun di jalanan. Tanpa sengaja ada sebuah mobil melaju begitu cepat sekali hingga membuat dirinya pun tersungkur di sudut sana.
Mendadak mobil itu pun berhenti di tepi jalan lalu pengemudinya pun turun dengan menggunakan setelan jas yang cukup perlente sekali. Pengemudi itupun berjalan menghampiri Aza yang sudah jatuh tersungkur di sebuah tepi jalan beraspal.
Aza mulai meringis kesakitan air matanya ku terjatuh seketika. Ujung siku tangannya pun mulai lecet dan berdarah." Kenapa semua ini terjadi kepadaku? " dia menggumam dalam hatinya.
Ehem.
Aza mulai mendongakkan kepalanya ketika mendengarkan suara deheman dari suara pria yang tidak asing dikedua matanya. Dia merasa pernah bertemu dengan pria itu namun dia lupa di mana pertemuan itu terjadi.
Pria itu pun mulai mengulurkan tangan ke Aza. Namun aja pun menepiskan pertolongan dari pria itu.
"Seharusnya kau harus berhati-hati kalau menyetir di jalan! Jangan mentang-mentang kau adalah seorang pria kaya yang menggunakan sebuah mobil mewah! Aku enggak butuh uluran tanganmu sama sekali karena aku bisa berdiri sendiri tanpa bantuan! " Aza mulai menekankan ucapannya namun ketika dia bangkit pun ternyata kedua lututnya pun juga terluka. Dia sangat susah sekali untuk berdiri dengan kedua kakinya sendiri tanpa bantuan pria itu.
" Seharusnya kamu tuh beruntung aku tolongin kamu dan tidak lepas tanggung jawab. " pria itu mengucapkan dengan nada yang cukup aku sekali dan tatapannya begitu tajam sekali. Salah satu alisnya pun tak angkat. Tanpa berpikir panjang pria itu pun langsung menggendong tubuh mungil Aza.
Aza mencoba untuk memberontak untuk turun dari gendongan pria itu. Namun pria itu pun tidak menggubris apa yang telah diucapkan oleh Aza.
" astaga! Kenapa aku selalu bertemu dengan pria seperti kamu yang bikin aku jatuh terus? Apakah dunia ini sempit itu? "
" Aku adalah Emilio. Aku adalah pemilik dari Finn corporate. Seharusnya kamu bersyukur bisa bertemu dengan seorang pria sepertiku."
"Beruntung? " Aza mulai mengulang ucapan dari Emilio. Diapun tersenyum sedikit kecut." Beruntung hingga membuatku tersungkur di tepi jalan dan pantatku pun harus mencium aspal. Keberuntungan macam apa itu? Yang ada itu kesialan yang Hakiki ketika bertemu dengan lelaki seperti kamu. "
Aza pun merasa kaget sekali ketika dia berada di dekat lelaki itu kekuatannya mendadak tidak bisa digunakan. Padahal dia ingin sekali mencoba sebuah kekuatan yang dimiliki dalam dirinya. " Kenapa aku tidak bisa berubah menjadi apa yang aku mau? Kenapa kekuatan ini tidak berfungsi?" Sebuah kata tanya itupun terbesit dari dalam hatinya.
Emilio pun dengan sembunyi-sembunyi mencuri-curi pandang wajah cantik dari perempuan yang telah dia gendong. Kemudian dia pun berpikir untuk merencanakan sesuatu." Aku akan membawa perempuan ini menemui nenek. Setidaknya aku tidak ditanya-tanya kembali mengenai calon istriku. " dia mulai mengucap dalam hatinya sambil menyeringai dengan sangat licik sekali. Dia juga berpikir kalau menjadikan perempuan itu sebagai calon istrinya dalam pernikahan kontraknya nanti. Setidaknya perempuan itu tidak menyukai dia karena itu akan mempermudah dalam menjalani proses pernikahan kontrak yang telah direncanakan selama ini.
Emilio pun segera memasukkan perempuan itu ke dalam mobilnya. Dia tidak peduli dengan pemberontakan kecil yang dilakukan perempuan itu. Lalu dia pun memasakkan sabuk pengaman untuk perempuan itu. Lalu dia pun mulai menyalakan mesin mobilnya dan melajukan dengan kecepatan yang cukup tinggi berputar arah.
" Aku akan membawa perempuan ini menemui nenek. Setidaknya tugasku sudah selesai untuk hari ini," Emilio pun mengucap dalam hatinya.
Adapun mencoba memberontak bahkan dia ingin sekali keluar dari mobil mewah itu namun sayangnya Emilio menguncinya. Dia tidak peduli dengan apa yang diucapkan oleh Aza.
"Kamu membawaku ke mana? Turunkan aku di sini!" Aza mencoba untuk memberontak tapi Emilio pun tidak peduli. " Kamu mau menculikku kemana? Aku bukan dari keluarga yang kaya yang bisa kamu minta keputusan!"
"Aku tidak butuh semua itu! Tapi aku akan memberitahumu setelah kita sampai ke tempatku! " Emilio pun mengucapkan sebuah kata itu dengan begitu tegas. Terlihat wajah angkuhnya. Bahkan ucapannya begitu sangat datar sekali.