Emilio di sofa kamar tamu mulai terbayangkan sosok perempuan bergaun merah itu. Dia sangat penasaran sekali dengan sosok perempuan itu yang pernah membangkitkan gairah nya. Ia merasa aneh sekali, padahal sebelumnya dia sama sekali tidak tertarik dengan perempuan manapun. Namun aroma tubuh dari perempuan bergaun merah itu memberikan sensasi yang luar biasa.
Ketika malam itu Emilio masih mengingat kejadian itu bersama dengan perempuan bergaun merah itu. Dia menemukan perempuan itu dalam keadaan tidak sadarkan diri karena sebuah obat yang telah dicampur oleh salah satu temannya. Namun Emilio pun terjerat oleh aroma tubuh Perempuan itu hingga tanpa sadar Emilio pun melakukan kegiatan ranjang itu.
"Aroma tubuh Perempuan itu sangat menarik sekali. Aku akan menemui perempuan itu untuk menguji diriku kembali. Bagaimanapun juga aku harus menjadikan dia pendamping hidupku." Emilio hati kecil sambil memainkan pematik korek elektrik. Dia merasakan ada sebuah getaran ketika berdekatan dengan perempuan itu.
Emilio pun mulai beranjak dari tempat duduknya menuju ke sebuah ruangan khusus. Di sana terdapat sebuah kanvas lukisan yang biasa digunakan. Kemudian dia pun mengambil Sebuah kanvas kosong lalu dia duduk di depannya. Dia Lalu mengambil pensil untuk membuat sketsa wajah perempuan bergaun merah itu.
Guratan-guratan kecil membentuk wajah perempuan cantik itu. Dia masih mengingat sentuhan-sentuhan yang telah diberikan oleh perempuan itu yang berhasil membangkitkan gairah yang menggelora di saat malam itu.
"Aroma tubuhmu membuat aku tercandu dalam setiap jengkal sentuhan-sentuhan yang kau berikan." Emilio pun menelan salivanya sendiri ketika membayangkan sebuah malam panas itu.
*
Aza mulai terbayang-bayang dengan ucapan yang diberikan oleh pangeran Leon tentang dirinya sebenarnya. Ia melihat perutnya semakin membuncit setiap harinya. Ia bahkan merasa aneh dengan dirinya sendiri."Bagaimana ini bisa terjadi kepadaku?" Dia mulai menarik nafasnya perlahan-lahan lalu mengembuskannya. Dia berusaha untuk menetralisasi dirinya sendiri. " ini tidak boleh terjadi kepada diriku! Tidak! Ini tidak mungkin terjadi! " Dia mulai berjalan mondar-mandir di dalam kamarnya sambil menggerutu tentang semua yang terjadi kepada dirinya sendiri.
Ketika Aza mulai memejamkan kedua kelopak matanya ia mengingat kejadian malam itu. Ia merasakan sentuhan sentuhan dari lelaki itu bahkan ketika dia menolak tubuhnya tidak berhasil menolaknya. Ironisnya dia mengalami kehamilan yang sedikit aneh."Aku akan ke rumah sakit besok. "
Indra penciuman Aza mencium sesuatu Bahkan dia merasa lapar sekali. Ia melihat ada seekor kelinci yang berkeliaran di rumahnya. Kemudian dia pun segera keluar dan mengambil kelinci itu. Dia mulai menerkam kelinci itu lalu membawanya masuk kedalam rumahnya. Dia langsung memakan kelinci itu secara hidup-hidup namun dia hanya meminum darah kelinci tersebut Lalu membuang kelinci tersebut hingga kering. Dia merasa sangat mudah sekali ketika menghisap habis darah dari kelinci tersebut.
Aza tidak berselera untuk memakan sayur-sayuran kembali seperti dulu. Dia bahkan kadang memesan beberapa kantong darah lewat online. Setiap harinya Dia menghabiskan satu kantong darah agar seluruh dahaganya bisa terpenuhi.
Di negeri Neptunus Pangeran Leon terus mengawasi Aza yang bersikap sedikit aneh sekali."Apakah ini efek dari kehamilannya sehingga dia tidak bisa mengontrol hawa nafsunya?" Dia mulai mendesis."Apakah ini adalah sebuah awal dari semuanya yang terjadi akan terulang kembali? "
Pangeran Leon menemui aja. Dia ingin sekali mengajak Aza untuk segera meninggalkan bumi. Karena dia tahu ada beberapa generasi dari keturunan pemilik simbol petir mengincarnya. Apalagi jika kekuatan dari pemilik simbol Petir itu bersatu dengan generasi Neptunus. Akan terjadinya sebuah keabadian.
Pangeran Leon tahu kalau ada seseorang yang menyamar menjadi dia. Bahkan dia berhasil untuk lepas dari jeratan seseorang yang hampir saja membuat Aza dalam sebuah masalah.
Pangeran Leon yang palsu itu pun sudah tertangkap bahkan dia sudah dimasukkan ke dalam ruang kaca agar tidak menambah sebuah masalah yang ada. Di adalah salah satu keturunan dari musuh besar Negeri Neptunus.
Orion begitu sangat licik sekali Bahkan dia berusaha menjadi pangeran Leon demi mendapatkan sesuatu keabadian dari diri Putri Aza.
"Ini tidak akan pernah terjadi dan tidak akan pernah terjadi kalau Orion akan menguasai Negeri Neptunus bahkan bumi akan musnah!" Pangeran Leon tidak ingin kalau keturunan dari dua generasi yang berbeda itu akan menjadi Petaka jika ada seseorang yang berniat buruk kepada percampuran generasi tersebut. Bahkan dia juga takut jika kitab sakral itu jatuh kepada orang yang salah.
*
Di sebuah ruangan berkaca Orion pun terlihat sangat kesal sekali karena dia tidak bisa untuk melanjutkan rencananya demi balas dendam. Dua hari yang lalu dia tertangkap bahkan ada seseorang yang berkhianat dengan mengeluarkan Pangeran Leon yang asli dari jeratan nya. " Sialan! Dia merusak rencanaku semua! Aku akan keluar dari sini dan akan membalaskan semuanya! " dia mulai menggeram dengan sangat kesal sekali karena dia berhasil tertangkap dan Pangeran Leon yang asli berhasil kabur, setelah sekian lama dia sekarang agar tutup mulut.
Orion berusaha untuk menggunakan kekuatannya namun sayangnya kekuatan itu tidak akan pernah bisa berfungsi kembali. Ruang kaca itu akan menyerap beberapa kekuatan yang ada. Karena terdapat sebuah gelombang-gelombang elektronik yang akan mematikan kekuatan siapa saja.
Orion menggeram dengan kesal sekali dengan mengepalkan kedua tangannya. Dia bahkan ingin menghancurkan pintu kaca tersebut Namun Sayangnya dia malah terpental. Dia tidak akan pernah menyerah sampai dia bisa keluar dari ruangan kaca tersebut.
"Sialan pangeran Leon! Kau akan menyesal Jika bermain-main dengan aku! Aku akan membalasmu! " sumpah serapah yang telah diucapkan oleh Orion dari dalam hatinya. Mereka berdua memanglah kembar namun memiliki perwatakan yang berbeda. Mereka berdua saling ingin menguasai.
*
Pangeran Leon segera menemui Aza. Lalu dia menjelaskan tentang apa yang akan terjadi kedepannya. Dia meminta air Aza untuk ikut dengannya hingga bayi itu akan lahir dengan selamat.
Sebuah cahaya putih itu pun melesat memasuki lewat celah-celah jendela kamar Aza.
"AZA!"
Aza langsung menoleh melihat kedatangan Pangeran Leon. Dia tanpa bingung sekali karena isi kepalanya sudah penuh."Pangeran Leon! Apa yang harus saya lakukan? Kenapa apa ke hamilan ku sedikit aneh, bahkan dalam hitungan hari semakin membesar bukan seperti manusia lainnya?"
Kemudian Pangeran Leon menjelaskan. Lalu Aza mengerti dan mengikuti arahan dari pangeran Leon. Dia ikut Pangeran Leon menuju ke negeri Neptunus.
*
Emilio berhasil melukis wajah perempuan cantik itu. Dia ingin sekali bertemu sekali lagi. Bahkan dia ingin sekali kalau hanya perempuan itulah yang akan menjadi pendamping hidupnya."Aku akan mencarimu walaupun ke ujung dunia sekalipun."
Emilio pun memandang sketsa wajah yang telah dia buat di Sebuah kanvas. " ke manapun kamu pergi perempuan bergaun merah Aku akan selalu menunggumu dan mencarimu. "
*