Kedua kelopak mata Aza mulai terbuka. Ia merasakan kedua kakinya pun mulai bisa bergerak. Kemudian dia pun langsung duduk di atas ranjang di ruang ICU.
Aza mulai mencopot semua alat-alat medis yang menempel pada tubuhnya termasuk infus yang ada ditangan kanannya. Dia langsung turun dari ranjang. Satu persatu kakinya berada di atas lantai di ruang ICU.
Aza mulai meraba perutnya yang ternyata sudah rata. Dia juga tidak mengingat sama sekali kejadian itu. Dia hanya ingat kalau mendadak pingsan di sebuah kastil putih.
" Aza!"
Sejenak kedua langkah kaki Aza berhenti ketika melihat dokter yang mirip dengan pangeran Leon.
" Pangeran Leon. " balas Aza dengan nada terbata-bata. Kemudian Pangeran Leon pun menghampiri Aza yang masih berdiri di sana.
"Sebaiknya kamu istirahat saja dulu. Putri kamu aman bersama dengan aku dan permaisuri. Jangan pernah khawatir kalau putrimu akan baik-baik saja. " ujar Pangeran Leon menatap Aza yang terlihat sangat cemas dan khawatir ketika dia tahu kalau perutnya sudah rata.
" Putri kamu baik-baik saja. Kamu Jangan cemas. Sebentar lagi permaisuri akan datang membawa putri kamu. Karena selama dua tahun ini kamu dalam kondisi koma."
Mendengar penjelasan dari pangeran Leon. Aza menjadi terkejut sekali karena dia baru tahu kalau mengalami koma selama dua tahun terakhir ini.
"Apa? Aku tidak sadarkan diri selama 2 tahun? Terus kenapa aku bisa berada di sini, bukan ke aku aku kemarin sedang berada di kastil putih?"
Pangeran Leon tersenyum lalu dia mulai menjelaskan tentang bagaimana dia bisa berada di rumah sakit.
Setelah kelahiran Iliana, Putri kandungnya. Aza harus segera kembali ke bumi karena Pangeran Orion ingin sekali untuk bisa merebut Putri Iliana.
" Aku akan menjaga kamu dan Iliana." Pangeran Leon pun berjanji untuk menjaga Aza dan Iliana. Dia takut kalau banyak orang yang mengincar mereka. Terutama Iliana yang memiliki keistimewaan dibandingkan bayi perempuan lainnya.
*
Pangeran Orion sudah terbebas dari sebuah ruang penjara itu. Dia bisa bernafas lega dan ingin merancang rencananya kembali. Dia ingin sekali menghancurkan dua negeri sekaligus karena sebuah dendam kesumat yang dia miliki selama ini.
Pangeran Orion bersekutu dengan seorang wanita yang memiliki sebuah kekuatan supranatural yang cukup tinggi. Bahkan mereka bekerjasama untuk bisa menguasai negeri Neptunus. Karena di negeri Neptunus ada berbagai macam sebuah kekuatan. Dia ingin mencari sebuah berlian murni agar kekuatannya bisa bertumbuh penuh. Dia juga ingin mencari buku sakral suci itu yang belum tahu di mana tempat penyimpanannya.
"Kita harus bisa merebut kitab sakral itu dan dan batu berlian murni itu. Aku yakin kalau batu berlian murni itu tersimpan di dalam tubuh bayi perempuan itu." Pangeran Orion mencoba menerka-nerka Di mana tempat batu berlian murni itu yang memiliki sebuah kekuatan supranatural yang cukup tinggi sekali. Bahkan jika kekuatan itu menyatu dalam tubuh Pangeran Orion maka akan ada sebuah keabadian.
Seorang wanita itu terlihat mengangguk mengiyakan apa yang dikatakan oleh Pangeran Orion. Mereka membuat sebuah kesepakatan untuk bisa mendapatkan apa yang mereka mau sesuai dengan tujuannya.
*
Desember, 2021.
Emilio mulai memijat-mijat keningnya. Dia duduk di sebuah sofa kamarnya. Dia tidak ingin menyerah untuk mencari perempuan itu yang membuat dia hampir gila.
Mendadak ponsel Emilio bergetar. Kemudian dia meraih ponselnya di sebuah meja. Menggeser tombol menjawab.
"Hmmmm." sambil duduk di sofa, Emilio menyelipkan ganggang teleponnya di antara bau dan lehernya, dia menahan dengan dagunya.
"Selamat malam, Pak!"
Emilio mendengar suara Fani, sekretaris pribadinya.
"Saya mengirim file di surel anda. Semua data-data itu sudah lengkap. Saya minta maaf baru bisa mengirimnya malam ini. " ujar Fani dari sambungan telepon.
"Hmmm."
"Saya juga sudah mempersiapkan materi presentasi dengan klien. Apakah anda besok akan datang ke kantor? "
"Besok nenek saya yang akan mewakili presentasi kerjasama bersama dengan klien tersebut. Jangan sampai ada yang kurang! " Emilio langsung mematikan ponselnya secara sepihak. Dia tidak ingin berbasa-basi.
TUT....TUT...TUT....
Sambungan telepon terputus. Fani merasa kesal sekali dengan sikap bosnya yang selalu seenaknya. Padahal dia ingin menjelaskan banyak hal. Dia mulai mendengar dengan sangat kesal sekali dengan sikap bosnya yang tidak akan pernah berubah sama sekali.
"Dengar Emilio, kenapa kamu harus menjadi bos yang begitu menyebalkan sekali?! " Fani pun mendengus dengan sangat kesal sekali. Sikap bosnya yang begitu Arogan membuat Dia sangat muak sekali. Namun hanya di perusahaan Finn corporate yang memiliki patokan gaji yang cukup besar dibandingkan di perusahaan lain.
Mendadak terdengar suara bel dari apartemen Fani. Kedua kakinya segera bergegas melangkah menuju pintu unit apartemennya."Pasti itu...."
Kedua langkah kaki Fani mulai berhenti di depan pintu unit apartemennya.
Cklek! Pintu unit apartemennya pun mulai terbuka.
"Jo!"
Jo hanya tersenyum meringis melihat ekspresi Fani yang merengut. Dia bisa menebaknya kalau perempuan itu sedang kesal sekali. "Pasti Ini masalahnya dengan Emilio?" tebaknya.
Fani hanya mengangguk mengiyakan karena apa yang dikatakan oleh kekasihnya benar. Dia memang sangat kesal sekali dengan sosok Emilio yang selalu bersikap Arogan dan tidak manusiawi dalam pekerjaan. Sebenarnya dia tidak betah menjadi sekretaris pribadi Emilio yang hampir 24 jam. Bahkan dia tidak memiliki sebuah waktu privasi setelah jam kerja.
Jo mulai mendekati Fani lalu mengecup kening Fani dengan begitu hangat. "Udahlah nggak usah dipikirin masalah pekerjaan. Emilio memang begitu. Aku sudah mengenalnya semenjak dulu. Jadi kamu tidak usah cemas dan khawatir dengan sikap Emilio yang seperti itu sudah biasa. "
Jo memang mengenal sosok Emilio semenjak kecil. Sikap Emilio memang terbilang arogan dan egois. " Kamu jangan terlalu memikirkan dia. Sekarang kita fokus terhadap hubungan kita saja. " bisiknya dengan begitu lembut sambil menutup pintu apartemennya.
Mereka berdua duduk di sebuah sofa ruang tamu. Lalu mereka melakukan perbincangan yang begitu hangat dari hati ke hati.
*
Setelah Aza kondisinya sudah pulih dan diizinkan untuk segera pulang ke rumah. Dia tampak begitu bahagia sekali karena setidaknya bisa bertemu dengan putrinya.
Aza pulang ke rumah diantar oleh pangeran Leon yang kini menyamar menjadi seorang manusia. Semenjak dua tahun yang lalu ia melakukan semua itu demi menjaga Aza. Bahkan dia berperan sebagai kakak laki-laki dari Aza.
" Putri kamu sedang bersama dengan permaisuri di rumah. Jadi kamu tidak perlu cemas dengan kehadiran kita berdua yang sudah pasti akan melindungi kamu dan putrimu. " ujar Pangeran Leon karena dia sangat khawatir sekali dengan keselamatan mereka berdua. Apalagi dia mendengar kabar kalau Pangeran Orion sudah terbebas dari sebuah penjara suci.
Aza hanya mampu mengangguk mengiyakan lalu dia mengikuti Pangeran Leon.
" Kamu harus ingat Aza. Kekuatan Kamu tidak akan pernah mungkin berfungsi ketika kamu bersama dengan seorang pria yang memiliki simbol petir di punggung belakangnya. "
Aza mengangguk mengiyakan karena dia mengerti. Dia juga pernah mengubah kekuatannya ketika bersama dengan lelaki itu maka kekuatannya tidak pernah berfungsi sama sekali.
*