Fani merasa sangat lega sekali ketika dia bisa keluar dari ruangan Emilio. Dia bisa bernafas sangat lega karena di dalam sana ada aura panas layaknya neraka di dunia. Dia merasakan kalau Emilio benar-benar meneliti apapun yang telah dia kerjakan selama ini.
Fani kembali duduk di belakang meja kerjanya. Kemudian dia mulai membuat beberapa proposal untuk kerjasama dengan beberapa klien di dunia periklanan. Dia bahkan juga sudah mengumpulkan beberapa desain dari divisi media yang menangani beberapa ilustrator tentang keluaran mobil terbaru.
Kami juga sudah mengecek beberapa laporan keuangan yang dikirimkan dari divisi keuangan. Dia cukup paham dengan cara kerja yang dilakukan oleh Emilio. Dia benar-benar harus sudah mempersiapkan sebelum akhir bulan.
Kemudian Hazel menghampiri Fani yang sedang repot sekali dengan beberapa tugas yang dia handle. Bahkan kami juga menyiapkan beberapa meeting dengan klien di London besok lusa.
" Fan, ini ada beberapa laporan untuk penjualan untuk bulan ini dan bulan kemarin." Hazel merasa hatinya sangat gelisah sekali dikarenakan penjualan bulan ini menurun.
"Kamu kenapa, Hazel?" Fani bertanya kepada hasil yang mukanya terlihat sangat suram sekali."Apakah penjualan bulan ini ada penurunan dibandingkan bulan kemarin?"
Hazel mengangguk mengiyakan karena Laporan penjualan bulan ini benar-benar menurun drastis sebanyak dua puluh persen. Dia tidak bisa membayangkan bagaimana dia harus menghadapi Emilio yang memiliki sikap seperti monster yang siap menerkam. Dia cukup tahu bagaimana Emilio akan marah jika terdapat penurunan pendapatan ataupun penjualan.
Fani tidak tahu harus berbuat apalagi bila harus menghadapi Emilio yang sikapnya suka tempramental. Dia bahkan sudah merasa kalau Bosnya itu benar-benar begitu menyebalkan sekali.
" Fani, Gimana kalau aku dipecat oleh si Bos? Padahal aku sudah berusaha sekuat tenaga untuk mencari beberapa pembeli. Tapi kenyataanya aku cuman bisa menjualkan dua unit mobil saja." Hazel merasa dalam kondisi benar-benar dalam sebuah pilihan. Dia juga merasa sangat takut sekali dengan konsekuensi yang akan dia dapatkan ketika penjualan mendapatkan sebuah penurunan secara drastis. Biasanya dia bisa menjual hingga 10 unit mobil tapi untuk saat ini dia benar-benar hanya bisa menjual 2 unit mobil saja.
Beberapa customer merasa ada yang kurang dengan desain terbaru mobil tersebut. Mereka bilang kalau desain dari produk mobil terbaru itu kurang menarik sekali. Karena biasanya bisa mobil itu yang menghandle adalah Emilio. Namun sebuah takdir membuat Emilio harus tidak sadarkan diri selama dua tahun lebih karena sebuah kecelakaan maut itu. Beberapa klien mengeluh dengan produk yang ditawarkan oleh perusahaan Emilio.
" Ini buat kalian berdua. " Jo memberikan dua cup kopi americano yang dia beli di kedai kopi seberang kantornya. Karena dia dari tadi melihat kedua perempuan itu tampaknya sangat gelisah sekali. Ia sudah menduga kalau semua itu karena kehadiran dari Emilio yang sudah mulai bekerja." Udah jangan dilihatin aja diminum," ujarnya.
"Ya Tuhan, Aku masih sibuk banget. Lihat nih pekerjaanku seperti gunung. Kamu kan tahu bagaimana Pak Emilio yang nggak segan-segan ngasih kerjaan seperti ini. " Fani hanya bisa memutarkan bola matanya dengan malas sekali.
Jo sudah tahu kelakuan dari sahabatnya yang sangat gila kerja sekali. Dia sudah menduga Kalau hari pertamanya masuk akan membuat seisi kantor mendadak bumi gonjang-ganjing.
"Kamu pasti mikirin tentang omzet penjualan mu yang sekarang sedang menurun?" Jo tahu kalau Hazel sedang merasa sangat gelisah sekali dengan omzet penjualannya yang begitu mengalami penurunan drastis dari yang sebelumnya. " Ya mau bagaimana lagi enggak selamanya penjualan itu naik terus. Kamu nggak usah cemas. Emilio pasti tahu alasannya kenapa omset penjualan bisa menurun secara drastis seperti ini. Desain yang diberikan oleh desainer baru mobil itu benar-benar kurang menarik. Tidak seperti designer yang pernah dulu keluar karena dipecat oleh Pak Leo. Walaupun dulu masih bisa di handle oleh Emilio. Tapi memang keterlaluan sekali Pak Leo itu. Dia adalah biang masalahnya. "
"Ya untunglah Pak Leo berhasil untuk dipecat oleh Pak Emilio. Karena pria tua itu benar-benar menyebalkan sekali. Dia juga suka semena-mena terhadap karyawan walaupun posisinya saat itu sebagai manajer operasional. Tapi beruntungnya saat jabatan Pak Emilio, dia benar-benar bertekuk lutut tidak semena-mena seperti halnya dia bisa membohongi Bu Monica," timpa Fani sambil mengerjakan beberapa pekerjaan dengan laptop yang ada dihadapannya.
"Yang sangat menyebalkan sekali Pak Leo itu. Dia juga pernah membuat masalah tentang pengeluaran pameran. Memang pria tua itu benar-benar tidak beres sama sekali! Dia suka menyalahgunakan keuangan di perusahaan ini." Kata Hazel.
" Ya, baguslah kalau semuanya benar-benar bisa dipertimbangkan dengan baik oleh Emilio saat itu. Bahkan dia berhasil untuk menyeret Pak Leo ke penjara atas sebuah kesalahan yang menyalahgunakan uang perusahaan," tambah Fani.
Kemudian terdengar suara telepon milik Fani berbunyi. Lalu Fani memberikan sebuah kode kalau telepon tersebut merupakan panggilan dari Emilio. Mendadak suasana menjadi sangat hening sekali.
Hazel Langsung kembali ke tempatnya Karena dia mempunyai firasat kalau Emilio akan menelponnya mengenai beberapa laporan omset penjualan bulan lalu dan bulan sekarang yang mengalami penurunan drastis. Ia berusaha menguatkan mentalnya di hadapan Emilio.
Jo masih duduk di hadapan Fani yang sedang menerima telepon dari Emilio. Dia berencana untuk mengajak Fani makan siang bersama di luar.
Lima menit kemudian panggilan telah selesai. Wajah Fani terlihat sangat suram sekali setelah menerima panggilan telepon dari Emilio. Dia merasa benar-benar tertekan dengan berbagai tugas-tugas yang harus selesai besok pagi. Apalagi nanti sore ada meeting dadakan yang akan membahas tentang dana anggaran pameran dan omset bulanan yang sedikit ada penurunan.
"Kamu kenapa? " tanya Jo ketika dia melihat Fani yang wajahnya mendadak suram.
Fani terlihat sangat menggerutu dengan pekerjaan yang telah diberikan oleh Emilio. Dia merasa kalau dikejar deadline benar-benar membuat hidupnya tidak tenang sekali. Bahkan Emilio pun mengabarkan kalau hari ini akan ada lembur dadakan.
"Biasalah si Bos mintanya cepat-cepat buat nyelesaiin dan nyiapin beberapa materi untuk presentasi nanti." Fani mulai mengela nafas begitu sangat berat sekali Bahkan dia tidak nafsu untuk makan siang di luar. " Kalau kamu mengajak aku makan siang, sepertinya jangan sekarang karena aku sedang tidak mood buat untuk ngapa-ngapain. "
"Kita akan makan siang di sini saja. Aku nggak mau kalau kamu sampai telat makan karena kesehatanmu itu lebih baik. Aku akan pesan makanan online saja. Kamu mau makan apa?"
" Sumpah aku lagi nggak bernafsu untuk makan, Jo. Kamu tahu kan kalau aku sedang panik bahkan dikejar deadline rasanya perutku seperti ter aduk-aduk begitu saja. "
"Walaupun kamu nggak laper tapi kamu Tetaplah harus makan karena kesehatanmu itu lebih penting. Udahlah nanti aku bantu buat siapin materi untuk meeting nanti sore. Aku nggak mau kalau kamu kenapa-napa." Jo menatap Fani yang terlihat benar-benar wajahnya seperti tidak bersemangat sama sekali semenjak tadi pagi kedatangan Emilio.
*