Chereads / Tuan Muda Terbelenggu Perempuan Gaun Merah / Chapter 14 - Tuan Muda : Imajinasi Tentang Dia

Chapter 14 - Tuan Muda : Imajinasi Tentang Dia

" Kenapa dia selalu ada dipikiranku? " Emilio mendengus dengan sangat kesal sekali karena bayang-bayang perempuan itu selalu ada dibenak pikirannya. Ia berusaha untuk menepiskannya namun sayangnya setiap kali dia memejamkan kedua kelopak matanya. Dia merasakan di hadapannya ada perempuan itu yang terlibat cinta satu malam dengan dirinya.

Di ruang kerjanya Emilio pun duduk di depan meja Kerjanya. Ia sambil memijat-mijat kening kepalanya. Ia bahkan masih merasakan aroma tubuh perempuan kemarin malam. Ia merasa Penasaran sekali dengan perempuan itu. Lalu dia pun mengambil ponselnya untuk menghubungi orang kepercayaannya.

Sambungan telepon Emilio mulai terhubung ke orang kepercayaannya. Lalu dia meminta agar orang kepercayaannya itu menyelidiki seorang perempuan yang dia temui kemarin malam. Dia ingin tahu semua tentang perempuan itu.

Emilio merasakan sentuhan sentuhan dari perempuan itu. Dia merasa tercandu asmara. "Kenapa perempuan itu membuat isi kepala ku terus berpikir tentang dia? " dia mulai bertanya dalam hati kecilnya tentang apa yang sedang dia pikirkan.

Setelah menutup sambungan telepon itu, Emilio pun mulai beranjak dari tempat duduknya. Dia mulai berubah merubah posisinya menjadi berdiri. Dia mulai berjalan menuju ke sebuah jendela ruang kerjanya. Dia menatap sebuah langit yang masih tampak cerah sekali." Kenapa bayang-bayangan kan perempuan itu terus menghantuiku? Astaga apa aku sudah gila dan kehilangan akal?" Dia mulai menggumam dalam hati kecilnya.

*

Semenjak kejadian itu Aza menjadi cemas sekali karena dia takut kejadian buruk menimpa dirinya. Hal yang paling dia takuti adalah kehamilan. Dia mulai mondar-mandir tidak jelas dikamarnya.

"Ini tidak boleh terjadi!" Kecemasan itu terlihat diwajah Aza. Bahkan semenjak peristiwa itu dia tidak keluar sama sekali dari kamarnya. Ia merasa kesepian dan kehormatannya pun sudah hilang semenjak kejadian kemarin malam dengan pria asing itu.

Mendadak sebuah cahaya terang itu pun menerobos masuk ke dalam kamar Aza. Dia melihat sosok pangeran yang pernah dia temui."Pangeran Leon?" Kedua mata Aza mulai terbelalak.

"Aza! Kau telah melakukan sebuah kesalahan besar! Semua ini akan terjadi kembali peristiwa lama yang akan Berputar Kembali! Bahkan kau akan mengancam kelangsungan hidup dari clan Neptunus!"Leon pun mulai menekankan setiap kata dalam kalimat yang telah diucapkan dari mulutnya. Dia tahu kalau kehancuran itu akan segera datang."Aku tidak ingin semua ini berakhir gara-gara kecerobohan Aza!"

"Maksud Pangeran apa? Kehancuran semacam apa? Saya tidak melakukan apapun pangeran! Jadi saya tidak bersalah untuk kehancuran negeri anda!"

" Kau akan tahu akibat dari kecerobohan kamu! Kau adalah generasi yang terakhir! Tapi kau akan meluluh lantahkan seluruh generasi klan Neptunus!" Pangeran Leon terlihat dalam amarahnya. Ia sudah membaca di masa depan kalau ada sesuatu yang buruk. Bahkan akan terjadi sebuah perubahan dalam sebuah Clan.

" Maaf pangeran, Saya tidak tahu maksud Anda seperti apa. Karena saya merasa tidak melakukan kesalahan apapun yang berkaitan dengan negeri Neptunus!"

Aza mulai berusaha untuk mengingat-ingat kejadian yang telah dilewati. Dia merasa hanya membuat sebuah kesalahan dengan melakukan Cinta Satu Malam Bersama dengan pria asing itu. Dia bahkan tidak pernah melakukan ritual seperti yang diperintahkan. Bahkan dia belum sama sekali menyentuh buku sakral itu. Dia juga masih belum menggunakan atau menguji kekuatan yang ada dalam dirinya sendiri.

Sebelum memberikan penjelasan kepada Aza mengenai apa yang terjadi. Mendadak Pangeran Leon menghilang seketika.

"Tunggu!" Aza tidak bisa menggantikan Pangeran Leon untuk pergi.

*

Emilio tidak bisa fokus untuk bekerja karena bayang-bayang perempuan itu terus menghantuinya. Diapun mengeram karena sama sekali tidak bisa menghapuskan jejak pikirannya tentang dia.

Di luar ruang kerja terdengar suara ketukan pintu.

TOK! TOK! TOK!

"Masuk!" perintah Emilio dari dalam ruang kerjanya.

TUK! TUK! TUK!

Suara langkah kaki bergemeletuk berasal dari sebuah sepatu hak tinggi yang digunakan salah satu pegawai Emilio. Dia adalah Fani, sekretaris pribadi dari Emilio.

"Selamat siang pak Emilio Finn!"

"Selamat siang!"

"Hari ini Bapak ada sebuah meeting dengan perusahaan periklanan. Mereka ingin membantu pemasaran produk produk kita yang akan dijual di luar negeri juga. Ini ada beberapa perusahaan yang sedang mengajukan proposalnya. Apa Bapak mau mempelajarinya dahulu?"

Emilio hanya mengangguk. Lalu dia meminta Vani untuk menaruh file-file tersebut di atas mejanya dengan menggunakan sebuah bahasa tubuh. Lalu dia pun meminta Fani untuk segera meninggalkan ruang kerjanya karena hari ini dia tidak ingin diganggu sama sekali dengan siapapun.

Emilio sama sekali tidak konsentrasi dalam pekerjaannya hari ini. Dia masih kepikiran dengan sosok perempuan kemarin malam. Ia benar-benar ingin mencari tahu tentang perempuan itu. "Kenapa kamu selalu membayangi diisi kepalaku? Siapa kamu sebenarnya?" Tanya hatinya.

*

Aza kepikiran tentang apa yang telah dikatakan oleh pangeran Leon. Dia pun mencoba untuk menerka-nerka tentang semua yang terjadi. Ia pun mengingat kalau ada pantangan tentang larangan untuk berhubungan dengan salah satu pria yang memiliki kelainan yang berbahaya.

"Kamu harus menjauhi sosok pria yang akan menghancurkan negeri kita seketika ketika kamu jatuh cinta dengan dia. " Aza mulai mencerna semua kata-kata itu yang pernah dia dengar dari pangeran dan permaisuri di negeri Neptunus itu. Dia sama sekali belum menemukan sosok pria yang dimaksud itu. Bahkan dia hanya melakukannya bersama seorang pria asing dan itu pastinya manusia.

"Apa jangan-jangan pria asing itu yang dimaksud oleh pangeran Leon? Apa mungkin dia? " tanya hati Aza sambil berjalan mondar-mandir di ruang kamarnya. "Apa yang terjadi jika semuanya terjadi diluar dugaanku?"

"Ah, semua itu tidak mungkin terjadi. Aku merasa Kalau pria asing itu tidak ada sesuatu yang spesial. Namun Kenapa anehnya ketika aku bersama dengan pria itu kekuatanku sama sekali nggak bisa berfungsi? Siapa pria asing itu sebenarnya? Apa mungkin dia...." Aza berusaha menerka-nerka tentang siapa pria asing itu. Dia akan mencari tahu tentang pria asing itu. Tapi dia tidak ingin menuduh pria asing itu adalah sosok pria yang dimaksud oleh pangeran Leon.

*

Di negeri Neptunus, Pangeran Leon pun mulai mondar-mandir tidak jelas karena memikirkan sebuah masalah besar yang akan terjadi di negerinya. Dia terlihat sangat cemas sekali. "Bagaimana semua ini bisa terjadi karena kecerobohan gadis itu?!"

Pangeran Leon sangat takut sekali dengan keturunan yang akan dihasilkan oleh Aza dengan pria asing itu yang akan menghancurkan rencananya."aku tidak akan pernah membiarkan keturunan itu akan terlahir kembali. Jika itu terjadi maka Keabadian ku akan berakhir cukup sampai disini dan tahta ku akan berakhir juga!"

Pangeran Leon pun mulai memikirkan sebuah cara agar semua yang ada di pikirannya itu tidak akan pernah terjadi.

" Sudahlah. Sebaiknya kamu memikirkan cara untuk melenyapkan pria asing itu. "Seorang wanita itu menghampiri Leon dengan tersenyum sangat licik sekali." Jika semua itu terjadi maka rencana kita akan benar-benar hancur!"

"Ya, rencana kita akan hancur. Bahkan kita akan lenyap dari negeri ini."

Kemudian wanita itu membisikkan ke Pangeran Leon untuk melakukan cara untuk menyingkirkan pria asing itu.

*