Chereads / Tuan Muda Terbelenggu Perempuan Gaun Merah / Chapter 12 - Tuan muda : Rencana A

Chapter 12 - Tuan muda : Rencana A

" Bro, bagaimana rencana kamu? Apa kamu sudah menemukan perempuan yang cocok untuk kamu nikahi?"Jo mulai bertanya kepada Emilio yang sedang memegang kepalanya.

Emilio tampak begitu gelisah sekali ketika mendengar sebuah pertanyaan itu. Dia mulai menghela nafas dengan begitu berat sekali karena belum bisa menentukan siapa perempuan yang cocok untuk rencana pernikahan kontraknya.

" Gimana perempuan yang kemarin mana? Apakah cocok untuk kamu?" Jo mulai bertanya kepada Emilio tentang perempuan yang kemarin malam dia kirimkan di sebuah restoran untuk calon istri kontrak dalam sebuah pernikahan yang telah direncanakan oleh Emilio.

Emilio pun mulai menatap wajah Jo lalu dia pun berkata," perempuan kemarin itu nggak cocok banget. Gimana kamu itu memilihkan seorang perempuan yang tidak memiliki Attitude yang baik?"

Emilio hanya mampu mengernyitkan dahinya Karena dia sudah mentok tidak bisa berpikir kembali. " sudahlah aku akan mencarinya sendiri. Karena kamu sudah ngawur kalau mencarikan pasangan untukku. "

Jo nanya menggelengkan kepalanya karena dia tidak tahu tipe apa yang telah disukai oleh sahabatnya itu. Padahal kemarin adalah perempuan yang memiliki pesona luar biasa di sebuah klub malam. Sudah pasti kalau perempuan itu akan menyetujui pernikahan kontrak. Namun Emilio pun tidak ingin kalau perempuan itu yang menjadi calonnya.

"Ya sudah kamu cari aja sendiri aku sudah menyerah karena aku tidak bisa mencarikan sosok perempuan dengan tujuan seperti itu. Yang ada aku yang bermasalah nantinya. Mereka pikir kalau pernikahan itu hanya terjadi sekali seumur hidup bagi perempuan yang baik-baik. Liora itu sudah baik jadi kenapa kamu menolak dia?" Jo mulai mengangkat alisnya karena dia sanksi dengan sikap sahabatnya itu. Dia curiga kalau rumor yang beredar itu memang benar kalau sahabatnya itu tidak normal.

Emilio pun ingin mencari sosok perempuan yang bisa memiliki bibit, bobot, dan bebet yang baik untuk memberikan sebuah turunan keluarganya. Dia tidak mungkin sembarang memilih seorang perempuan karena akan mempengaruhi keturunannya. Dia hanya ingin wanita baik-baik yang akan dinikahi secara kontrak dan bisa memberikan Dia seorang keturunan untuk keluarganya. Dia tidak peduli keturunannya akan anak laki-laki atau perempuan.

*

Di luar ruangan kerja Fani terlihat menguping di balik pintu ruangan kerja Emilio. Perempuan itu selalu ingin tahu apa yang telah terjadi."Apa? Bapak Presdir sedang mencari calon istri untuk pernikahan kontrak? " celetuk dia setelah mendengarkan perbincangan di balik pintu ruangan tersebut yang terdengar sayup-sayup di kedua telinganya.

Mendadak pintu pun terbuka hingga Fani pun terkejut. Dia pura-pura untuk tidak tahu sama sekali. Dia tidak ingin ketahuan bahwa dirinya sedang menguping pembicaraan antara Emilio dan Jo.

Hmmm...

" Fani, Apa kamu sudah menyiapkan semua berkas untuk meeting hari ini? Saya tidak mau kalau kamu bekerja hanya asal-asalan saja! Saya harap kamu paham kalau satu kesalahan akan membuat kamu tertendang dari perusahaan ini!" suara Emilio terdengar begitu datar namun menakutkan sekali bagi para karyawan. Dia memang terlihat angkuh sekali di hadapan para karyawannya. Sikapnya yang begitu tegas membuat siapa saja tertunduk begitu saja. Beberapa karyawan pun tidak mampu menatap wajah dari Emilio karena begitu menakutkan sekali apalagi ketika amarah.

Emilio pun mulai melangkahkan kedua kakinya bersama dengan Jo. Beberapa karyawan pun hanya mampu menundukkan pandangan ketika Emilio berjalan. Mendadak Emilio pun menghentikan langkahnya.

" Fani!" suara Emilio pun terlihat mendesis ketika memanggil Vani karena dia pun ingat kalau dua jam lagi akan ada meeting bersama klien yang datang dari Seoul, Korea Selatan.

Kemudian Fani pun melangkahkan kedua kakinya untuk mendekat kearah Emilio yang sedang berdiri di sana. Kedua langkah kaki Fani pun bergemeletuk karena menggunakan sepatu high heel.

" Tolong kamu panggil Jemmy." Emilio pun terlihat begitu datar sekali ketika memerintahkan karyawannya." Satu hal lagi tolong minta ke dia laporan keuangan bulan ini dan bulan lalu. Dan saya tidak ingin kamu menguping lagi di ruangan saya!"

Fani hanya mampu menelan salivanya sendiri karena dia ketahuan telah menguping pembicaraan dari Emilio dan Jo."MAMPUS! Kenapa semua ini terjadi ? Dasar kamu bego banget Fani!" dia mulai menggumam dalam hatinya karena dia meruntuki yang ternyata ketahuan telah menguping.

"Satu hal lagi yang harus kamu dengarkan dan camkan bagi semua karyawan yang ada di sini. Saya tidak ingin satupun dari kalian yang menguping dari luar pintu ruangan saya. Jika kalian masih ingin bekerja di perusahaan ini!" Emilio pun berusaha menegaskan setiap rangkaian kata yang telah dia ucapkan dari mulutnya. Sikap Emilio terbilang sangat tegas sekali lagi terhadap karyawannya. Dia tidak ingin ada satu karyawannya pun berbuat curang maupun makan gaji buta sekalipun.

*

Di sebuah sudut Taman kampus, Aza terlihat sangat gelisah sekali apalagi dia baru saja dipecat dari kafe tempat dia bekerja. Dia bingung untuk memenuhi sebuah kebutuhan hidupnya sehari-hari bahkan untuk membayar kuliah semester cepat. Kemudian dia pun mengeluarkan dompet dari tasnya. Dia melihat isi dari dompet itu cukup miris sekali karena hanya tersisa satu lembar uang. Dia hanya mampu menelan salivanya sendiri karena dia pun merasa kalau dunia itu tidak adil.

Aza pun hanya bisa pasrah karena dia masih belum menemukan pekerjaan yang cocok untuk dirinya. Dia dipecat dari tempat dia bekerja karena pemilik tempat bekerjanya itu bersifat cabul. Hampir saja dia diperkosa oleh pemilik Cafe itu. Maka dari itu dia memilih untuk meninggalkan kafe itu walaupun tidak digaji sepeserpun sesuai dengan apa yang diucapkan pemilik Cafe itu.

Emilio pun menemukan seorang perempuan dari aplikasi online. Dia akan bertemu dengan perempuan itu hari ini. Dia sudah bersiap-siap untuk pergi ke sebuah restoran mewah di ujung kota Amsterdam.

Emilio pun sudah bersiap-siap dengan mobilnya. Tapi dia mendadak aneh karena ada bayangan di belakang mobilnya. Ketika dia menoleh pun tidak menemukan sosok di bangku belakang mobilnya. "Mungkin saja itu hanyalah firasatku saja." Kemudian dia pun langsung menyalakan mesin mobilnya kembali lalu melajukan hingga ke sebuah restoran mewah itu.

Emilio pun mulai menyalakan musik di mobilnya. Dia pun bernyanyi nyanyi untuk menghilangkan sedikit penat di kepalanya.

Di bangku belakang Aza terlihat tampak gelisah sekali karena sayap di punggungnya belum juga hilang. Dia takut sekali ketahuan tentang Siapa dirinya sebenarnya karena tidak ada yang tahu bahwa dirinya adalah klan Neptunus.

Aza pun belum bisa menguasai kekuatannya Maka dari itu dia masih belum bisa untuk melakukan sesuatu dengan kekuatan yang telah dimiliki di dalam dirinya. Dia ingin saja untuk bisa keluar dari mobil itu secara diam-diam tanpa diketahui. Tapi dia belum bisa melakukannya.

"Bagaimana ini kalau sampai lelaki ini tahu....."

*