Chereads / PERNIKAHAN TERSEMBUNYI : ISTRI SIMPANAN SANG CEO / Chapter 6 - BAB 6 - HARI YANG ANEH

Chapter 6 - BAB 6 - HARI YANG ANEH

Michella baru saja tiba di kantornya, ia mengerutkan keningnya karena siang ini ia mendapatkan banyak kiriman makanan di meja kerjanya. Ini sudah hari ke 7 ia masih menerima paket misterius dari seseorang.

Michella langsung duduk dan melihat isi luch box dan juga box cokelat yang ada di samping lunch box tersebut. Ia sedikit terkejut ketika membuka isi box cokelat tersebut yang berisi gaun yang bisa gitu mewah.

Michella begitu terpana melihatnya, tak lupa di atas gaun tersebut terselip sebuah surat yang berisi undangan makan malam untuknya. Michella terlihat begitu penasaran dengan orang yang selalu memberinya kejutan setiap hari.

"Mic, kau mendapatkan kejutan lagi?" tanya Celine antusias.

"Iya, ini makanan untuk makan siang dan... " kalimat Michella menggantung ketika Celine melihat gaun yang ada di dalam box.

"Gaun? Ya ampun Michella, ini sangat cantik."

Michella tersenyum. "Iya kau benar Celine, gaun ini memang sangat cantik."

Celine langsung meraih amplop yang berada di dalam box tersebut dan membacanya.

"Apa kau menyukai gaun ini? Pakailah gaun ini nanti malam dan kita bertemu di Lumeire Restoran jam 7 malam" seru Celine dengan lantang.

"Ya ampun Mic, ternyata kau memiliki pengagum rahasia. Kau harus datang menemuinya Mic, karena kau bisa tau siapa pengagum rahasia mu itu" sambung Celine antusias.

Michella menghela nafas. "Iya, aku akan coba untuk datang. Lagi pula aku juga penasaran siapa pengangum rahasiaku" seru Michella.

Celine tersenyum sumringah mendengar ucapan Michella, ia juga penasaran dengan sosok penganggum rahasia Michella.

"Semoga dia adalah pangeran berkuda putih yang akan menjemputmu untuk tinggal di istana" seru Celine dan langsung pergi dari hadapan Michella.

Michella mengerutkan keningnya sambil menggelenggkan kepalanya. Ia langsung bergegas menyalakan monitornya dan bersiap untuk bekerja, Michella sudah tidak sabar menanti nanti malam.

Ia juga akan memberitahu kabar ini pada Kate, jika ia akan menemui penganggum rahasianya. Tak lama kemudian ponsel Michella berdering, ia bergegas menjawab panggilan dari sang ibu.

Michella tersenyum sumringah ketika melihat nama sang ibu, karena sudah beberapa hari ini Michella tidak sempat menelepon Ibunya.

"Halo, Ibu..." sapa Michella.

"Michella, apa kau baik-baik saja?" suara sang ibu terdengar panik.

Michella mengerutkan keningnya, ia bingung kenapa suara Ibunya terdengar panik. Michella langsung mencoba untuk menenangkan sang ibu.

"Ibu, ada apa? Kenapa suaramu terdengar panik? Aku baik-baik saja, Bu" seru Michella menenangkan sang ibu.

"Syukurlah, bagaimana Ibu tidak panik. Beberapa hari ini kau tidak pernah mengabari Ibu."

Michella menghela nafas. "Maafkan aku, Bu. Aku tidak bermaksud membuatmu panik, hanya saja beberapa hari ini jadwal ku sangat padat. Terkadang untuk sekedar pegang ponselpun aku tidak sempat."

"Oh begitu, yasudah yang penting sekarang Ibu sudah dengar kabar kamu. Kamu jangan telat makan ya, Ibu gak mau kamu sakit."

"Iya Bu, aku akan selalu ingat pesan Ibu. Ibu juga jaga kesehatan ya, jangan sampai lupa untuk minum vitamin."

"Iya Mic, yasudah kamu selamat bekerja ya. Semoga harimu menyenangkan, bye sayang."

"Bye Ibu."

Panggilan telepon pun terputus, Michella kembali melanjutkan aktivitasnya. Tak lama kemudian seseorang memanggil namanya, Michella langsung menghampiri orang tersebut yang ternyata adalah seorang kurir ekspedisi.

"Benar dengan Michella?." tanya kurir tersebut sambil meraih tanda terima di dalam tas nya.

"Iya benar."

"Ini ada paket untuk anda, tolong tanda tangani terlebih dahulu di sini." perintah sang kurir sambil menunjuk ke arah form tanda terima tersebut. Michella segera menandatangani form tanda terima tersebut.

Kemudian meraih paket tersebut. "Kalau boleh tau, siapa yang mengirim paket ini? Kenapa di sini tidak tertera nama pengirimnya?." tanya Michella bingung.

"Saya juga tidak tau, karena di tanda terima hanya tertulis nama Tuan X. Kalau begitu saya permisi dulu."

"Oh ya, terima kasih Pak" Michella langsung kembali ke ruangannya, ia merasa penasaran dengan apa isi kotak tersebut.

Mengingat hari ini ia sudah mendapatkan 2 buah paket dari orang yang belum ia ketahui namanya. Michella langsung membuka isi paket tersebut yang ternyata adalah sebuah sepatu heels yang begitu cantik

Michella terbelalak tak percaya, karena baru kali ini ia memiliki sepatu seperti ini. Di dalam box tersebut juga terdapat surat dari pengirim tersebut, Michella langsung meraihnya dan membaca isi surat tersebut.

"Hai, cantik! Semoga harimu menyenangkan. Ini aku kirimkan sepatu dengan warna senada dengan gaun yang akan kau kenakan nanti malam. Semoga kau menyukainya, sampai ketemu nanti malam."

Michella tersenyum melihat tulisan tersebut, ia sangat tidak sabar ingin cepat-cepat nanti malam. Karena ia begitu penasaran dengan sosok laki-laki tersebut yang sudah sangat baik padanya. Michella mencoba untuk menerka siapa laki-laki tersebut yang menjadi pengagum rahasianya, di antara laki-laki yang bekerja di kantornya.

Michella rasa itu tidak mungkin, jika semua paket ini dari laki-laki yang berkuliah di kampusnya. Michella rasa juga tidak mungkin, karena gaun dan sepatu ini terlihat sangat mahal. Sedangkan mereka semua terlihat masih mengandalkan dana kuliah dari orang tua.

Michella terus berpikir keras untuk menerka siapa orang tersebut, namun hal itu malah membuatnya semakin pusing. Michella pun tak menghiraukan hal itu, ia kembali melanjutkan pekerjaannya.

***

Michella baru saja tiba di apartemennya, untung saja hari ini ia hanya memiliki jadwal 1 mata kuliah. Jadi Michella dapat bersantai sejenak sebelum pergi menemui orang tersebut.

Kate yang sudah lebih dulu tiba di rumah, langsung menyapa Michella. Kate terperanjat kaget ketika melihat Michella membawa 2 buah box cokelat yang ia pikir berisi makanan.

"Mic, apa kau membawa pizza?." seru Kate antusias sambil meraih box tersebut dari tangan Michella.

"Sayangnya itu bukan pizza yang kau inginkan Kate, tapi box ini berisi gaun dan juga sepatu."

Kate mengerutkan keningnya. "Dari pengangum rahasiamu lagi?" tanya Kate penasaran sambil membuka isi box tersebut.

Kate terbelalak melihat isi box tersebut yang berisi gaun mewah dan juga sepatu mahal dengan merek ternama.

"Aku rasa, aku tau siapa pengangum rahasiamu, itu."1

Michella mengerutkan keningnya. "Memangnya siapa?"

Kate menghela nafas. "Aku yakin dan tebakan ku tidak akan meleset. Laki-laki itu pasti Ben Stone."

Mendengar ucapan Kate membuat Michella tertawa terbahak-bahak. Sahabatnya tersebut memang selalu sok tau untuk hal seperti ini.

"Kate, please kau itu jangan sok tau. Apa hubungannya dengan Ben, lagi pula aku tidak ada urusan dengan Ben."

"Apa kau lupa? Seminggu yang lalu Ben datang menemuimu kan"

"Lalu apa masalahnya dengan Ben? Semua paket yang aku terima tidak ada hubungannya dengan Ben."

Kate menghela nafas, ia sangat kesal karena sahabatnya tersebut tidak pernah mempercayai ucapannya.

"Kau lihat saja nanti, kau akan berterima kasih padaku karena semua ucapanku itu benar." seru Kate, sementara Michella hanya mendengus pelan sambil beranjak dari hadapan Kate.