Michella sudah bersiap-siap untuk berangkat ke kampus, sementara Kate dan kekasihnya masih tertidur pulas tanpa sehelai benang. Selimut tebal menutupi seluruh tubuh kedua pasangan ini, Michella hanya geleng-geleng kepala melihat perilaku Kate.
Michella bergegas menuruni anak tangga, setiap pagi ia sangat suka menuruni anak tangga dari pada menggunakan lift. Apalagi kamar yang ia tempati hanya di lantai 5, jadi Michella lebih memilih anak tangga dengan alasan bisa sambil berolahraga.
Pagi ini, Michella memutuskan untuk sarapan di luar. Karena ia tidak mungkin membuat makanan dengan pemandangan dua orang yang sedang di mabuk Cinta. Yang ada, Michella malah tidak nafsu makan. Ketika baru saja keluar dari lobby apartemen, tiba-tiba ada sebuah mobil yang menghalangi jalannya.
Michella berhenti sejenak, ia mengerutkan keningnya. Tak lama kemudian, laki-laki paruh baya keluar dari dalam mobil. Michella masih mengenali wajah orang tersebut, Ya dia adalah laki-laki yang di utus oleh Ben, semalam.
"Kau..." ucap Michella.
Pria tersebut melepaskan topi yang di kenakannya, kemudian memberi salam hormat layaknya Michella seorang Ratu.
"Selamat pagi, Nona Michella! Senang bertemu dengan anda lagi, bagaimana kabar anda pagi ini? Oh ya, nama saya Harry. Saya di utus Tuan Stone untuk mengantar anda."
Michella mengerutkan keningnya. "Apa? Di utus oleh Tuan Stone untuk mengantar saya? Tapi untuk apa? Saya hanya ingin pergi sarapan sebelum pergi ke kampus."
"Semua perintah dari Tuan Stone, sebaiknya Nona masuk ke dalam mobil. Karena saya akan mengantar anda ke kampus, di dalam mobil sudah tersedia sarapan untuk anda."
Michella kembali terbelalak karena ia tidak menyangka jika Ben akan memperlakukannya seperti ini. Tanpa pikir panjang, Michella langsung masuk ke dalam mobil. Ia terkejut karena di dalam mobil sudah tersedia semua makanan untuknya.
"Silahkan di nikmati makanannya, Nona. Saya akan menyetir secara perlahan agar anda dapat menikmati sarapan anda." Ujar Harry.
"Terima kasih, Harry. Apa sebaiknya kau ikut sarapan bersama ku?" seru Michella.
Harry tersenyum. "Terima kasih, Nona! Tapi saya sudah sarapan sebelum berangkat untuk menjemput anda. Selamat menikmati sarapan anda, Nona."
"Baik Harry, terima kasih."
Harry segera melajukan mobilnya secara perlahan, sementara Michella segera menyantap sarapannya. Tak lama kemudian, ponsel Michella berbunyi. Di lihatnya nama Ben yang tertera di layar ponsel, Michella langsung menjawab panggilan telepon dari Ben.
"Halo Ben.." sapa Michella lirih.
"Mic, selamat menikmati sarapan. Apa kau menyukai makanannya?"
"Ya, aku menyukainya. Tapi untuk apa kau melakukan hal ini pada ku? Ini terlalu berlebihan, Ben."
Ben tertawa kecil. "Tentu saja tidak berlebihan, apapun itu aku akan melakukannya untukmu Mic. Oke kalau gitu nikmati sarapanmu, aku akan pergi ke kantor. Nanti sore, aku akan menjemputmu di tempat kerja." ucap Ben penuh semangat, sementara Michella sedikit tersentak kaget.
Belum sempat Michella bertanya, namun panggilan teleponnya sudah terputus. Michella menghela nafas, ia merasa bingung dengan sikap Ben yang semakin hari semakin perhatian padanya.
Michella kembali menyantap makanannya, tanpa terasa kini ia sudah tiba di kampusnya. Harry dengan sigap langsung turun dan membukakan pintu mobil untuk Michella.
"Silahkan Nona." ucap Harry lirih.
"Terima kasih, Harry. Tapi kau tidak perlu melakukan ini padaku."
"Tapi kau adalah kekasih majikanku, jadi sudah sewajarnya jika aku melakukan ini padamu."
Michella memggerutkan keningnya, ia merasa bingung sejak kapan ia menjadi kekasih Ben. Namun Michella tidak menghiraukan ucapan Harry, ia segera berpamitan dan bergegas dari hadapan Harry.
Sementara Harry sangat senang melihat perilaku Michella yang begitu baik kepadanya. Tentu saja, Michella sangatlah berbeda dengan Amora. Hal itu dapat di rasakan oleh Harry yang baru 2 kali bertemu dengan Michella.
3 jam berlalu, kini waktunya Michella bergegas untuk makan siang sebelum berangkat menuju kantor. Michella tersentak kaget ketika mendapati Harry yang sudah berada di depan pintu gerbang kampusnya.
"Astag! Harry, kau masih di sini?" tanya Michella bingung.
"Tidak! Aku baru saja sampai untuk menjemput anda, Nona."
Michella mengerutkan keningnya. "Apa? Menjemput ku? Tapi bagaimana kau tau jika aku selesai jam 12?"
"Itu sudah menjadi kewajiban saya, Nona. Mari silahkan masuk" perintah Harry pada Michella.
Michella pun bergegas masuk ke dalam mobil, sementara hari langsung melajukan mobilnya menuju kantor tempat Michella bekerja.
Sesampainya di kantor, Michella terkejut ketika mendapati beberapa box makanan yang berada di atas meja. Ia meraih amplop berisi pesan dari pengirim makanan tersebut.
"Nikmati makan siang mu bersama teman-teman mu Mic, aku harap kau menyukainya. Ben" Michella mengerutkan keningnya, ia tidak menyangka jika Ben akan melakukan hal ini untuknya.
"Astaga! Ben. Kau terlalu berlebihan." gumam Michella dalam hati.
Namun Michella sangat senang, karena Ben sangat baik dan peduli sesama. Walaupun ia termasuk orang yang memiliki segalanya, tapi jiwa sosial Ben begitu tinggi terhadap yang lainnya.
Michella langsung memanggil teman-teman nya untuk berkumpul di depan meja kerjanya untuk makan bersama. Suasana makan siang kali ini sangatlah lengkap, bahkan Ben juga mengirimkan makanan untuk Bos di tempatnya bekerja.
"Michella." panggil sang boss.
Michella bergegas berdiri dan menghampiri sang boss. "Iya, Pak! Ada apa?" tanya Michella lirih.
"Terima kasih ya untuk makanannya, sangat menyukainya." ucap sang boss dan hal itu membuat Michella bingung.
"Iya Pak, sama-sama. Selamat menikmati makanannya." ujar Michella lirih dan bergegas kembali ke kursinya.
Michella masih tidak mengerti, apakah Ben juga memberikan makanan tersebut pada bossnya. Ia harus menghubungi Ben secepatnya untuk bertanya, di raih nya ponsel miliknya ia letakan di dalam tas nya.
Belum sempat ia menekan nomor Ben, tiba-tiba saja Ben muncul secara tiba-tiba di hadapan Michella.
"Michella." seru Ben antusias.
"Ben! Kenapa kau kemari? Ini masih jam kerja, bukankah kau akan datang nanti sore?"
Belum sempat Ben menjawab pertanyaan Michella, tiba-tiba saja semua temannya berdiri menghampiri nya dan memberikan salam pada Ben. Hal itu membuat Michella bingung tidak mengerti dengan apa yang di lakukan oleh teman-teman nya.
Salah satu temannya memaksa Michella untuk membungkukkan tubuhnya, sementara Michella menolaknya dan hal itu membuat gelak tawa pada Ben.
"Sudah cukup! Terima kasih karena kalian sudah menyambut kedatangan saya. Silahkan di nikmati kembali makan siangnya." ucap Ben antusias.
Tak lama kemudian sang boss keluar dari dalam ruangannya, Michella bergeser sedikit dari depan pintu ruangan bossnya.
"Tuan Ben, anda sudah datang."
"Saya baru saja tiba! Bagaimana, apa saya boleh mengajak Michella pergi sekarang?" tanya Ben antusias. Hal itu membuat Michella dan teman-teman nya tersentak kaget mendengar ucapan Ben.
"Michella, apa hubungan mu dengan Tuan Ben?" tanya Celine.
"Bukan apa-apa." jawab Michella terbata-bata.
Ben tersenyum kecil, kemudian meraih tangan Michella dan menyejajarkan dengan dirinya. "Michella adalah kekasih saya." ucap Ben dan hal itu membuat semua teman-teman Michella, shock mendengar ucapan Ben.
"Ben, kau ini apa-apaan sih."
Ben menghela nafas. "Memangnya kenapa? Apa kau malu memiliki kekasih seperti ku?" tanya Ben.
"Michella, seharusnya kau tidak boleh seperti itu dengan kekasihmu. Sudah-sudah kalian kembali nikmati makan siang kalian. Tuan Ben, silahkan jika anda ingin mengajak Michella pergi, selamat bersenang-senang Tuan Ben." ucap sang boss dan kembali masuk ke dalam ruangannya.
Sementara Michella meraih tas miliknya dan bergegas mengekori Ben di belakangnya. Michella penasaran sebenarnya Ben ingin mengajaknya kemana, karena kali ini Ben tidak mengabarinya terlebih dahulu.