Chereads / PERNIKAHAN TERSEMBUNYI : ISTRI SIMPANAN SANG CEO / Chapter 14 - BAB 14 - MIMPI JADI KENYATAAN

Chapter 14 - BAB 14 - MIMPI JADI KENYATAAN

Michella tersentak kaget, mimpinya buyar. Ia tidak menyangka jika akan bermimpi seperti itu, di sisi lain Michella juga kaget. Karena posisinya saat ini sudah berada di tempat tidur, namun Michella bingung. Di mana Ben berada, karena ia tak mendapati Ben di ranjang tidurnya.

Michella bergegas menuju kamar mandi, namun ia juga tak mendapati Ben di sana, pandangan Michella terbesit pada pintu balkonnya yang terbuka. Mihella bergegas menuju balkon dan benar saja ia mendapati Ben di sana, sedang menikmati udara pagi sambil bertelanjang dada.

"Ben.." panggil Michella lirih.

Ben menoleh ke arah belakangnya, ia tersenyum karena melihat wajah Michella yang begitu cantik saat baru bangun tidur.

"Michella, kau sudah bangun?" tanya Ben melempar senyum.

"Sudah, kau sedang apa? Di luar udara sangat dingin, mengapa kau tidak mengenakan pakaianmu?"

"Aku baru saja selesai berolahraga, makanya aku tidak mengenakan kaus ku. Karena ini sangat basah." Ujar Ben sambil menunjuk kaus miliknya yang ia letakkan di kursi.

"Berikan kaus itu padaku, aku akan mencucinya."

Ben mengerutkan keningnya. "Tidak perlu, Mic. Aku tidak ingin merepotkanmu."

Michella tersenyum. "Tentu saja tidak, kau tidak perlu khawatir." Seru Michella yang langsung meraih kaus milik Ben dari atas kursi.

Michella bergegas menuju ruang cuci, sementara Ben tersenyum manis saat melihat Michella dari arah belakang. Karena menurut Ben, Michella telah tumbuh menjadi gadis yang seksi dan juga sangat cantik.

Ben jadi tidak sabar ingin memiliki hati Michella seutuhnya, ia bertekad akan melindungi Michella dari apapun. Sehingga Ben berencana akan menyewa 2 orang bodyguard untuk melindungi Michella kemanapun ia pergi.

Sementara itu di lain tempat, Michella masih memikirkan tentang mimpinya semalam. Ia masih tidak percaya bagaimana bisa ia bemimpi seperti itu, ia juga bingung kenapa saat ia terbangun dari tidurnya. Ia sudah berada di atas ranjang tidurnya, padahal semalam ia masih tertidur di sofa.

"Astaga, bagaimana bisa aku bermimpi seperti itu?" gumam Michella lirih.

"Mimpi seperti apa?" seru Kate mengagetkan Michella.

"Kate, kau ini membuatku terkejut."

Kate terkikik pelan. "Aku penasaran dengan mimpimu semalam. Ah, biar aku tebak, pasti kau bermimpi tidur dengan Ben Stone kan."

Michella terbelalak, ia tidak menyangka jika tebakan Kate selalu benar.

"Kate, bagaimana bisa kau tau? Aku curiga sepertinya kau ini seorang peramal." Seru Michella.

Kate menghela nafas. "Aku memang bisa meramal orang-orang yang sedang jatuh cinta sepertimu Mic."

"Apa maksudmu? Aku sedang tidak jatuh cinta dengan siapapun. Kau jangan sok tau deh."

"Itu buktinya, kau mencuci pakaian Ben," Kate menunjuk ke arah mesin cuci yang sedang bekerja.

Michella menghela nafas. "Ini tidak ada hubungannya Kate, sudah lah aku mau bikin sarapan." Michella langsung bergegas pergi dari hadapan Kate. Sementara Kate hanya tertawa melihat sahabatnya yang terlihat salah tingkah.

Michella sedang sibuk berkutat di dapur, pagi ini ia akan membuat scrambel egg kesukaannya dan juga beberapa potong roti panggang. Michella memasukkan 4 buah lembar roti ke dalam mesin pemanggang roti.

Setelah itu ia langsung memecahkan telur, kemudian ia tambahkan susu cair dan di kocok lepas. Tak lupa ia memberikan beberapa macam seasoning seperti garam, lada bubuk dan juga penyedap rasa.

Tak lama kemudian Ben datang menghampirinya, Michella sedikit salah tingkah saat Ben bersandar di dinding di samping dirinya.

"Ben, kau membuatku terkejut." Gumam Michella.

Ben terlihat sangat tampan, apalagi postur tubuhnya yang atletis membuat Michella enggan beralih pandangan. Bentuk dada yang bidang di tumbuhi bulu-bulu halus yang menambah kesan seksi dan perkasa.

"Michella, apa kau melamun? Masakanmu hampir gosong." Ujar Ben, lamunan Michella buyar.

Michella tersentak kaget ketika mendapati scrambel egg yang di buatnya hampir saja gosong. "Astaga, scrambel egg ku." Gumam Michella panik.

Sementara Ben tertawa kecil melihat tingkah Michella yang sangat lucu. Michella benar-benar malu dan salah tingkah, Ben benar-benar telah menodai pandangannya.

"Untung saja masakan ku masih bisa tertolong." Gerutu Michella lirih.

"Kau suka memasak, Mic?" tanya Ben penasaran.

"Ya tentu saja, aku akan memasak untuk sarapan ku jika aku sempat. Jika tidak sempat aku memilih untuk membelinya di cafe."

"Kau memang anak yang rajin, aku sangat salut denganmu."

"Ah, kamu bisa saja. Oh ya sebentar, aku akan mengambil kaus mu. Sepertinya sudah kering." Michella mematikan kompornya dan bergegas menuju ruang cuci.

Michella tersentak kaget ketika melihat Kate sedang bercumbu mesra dengan Jose, Michella mengegrutu kesal karena ia merasa tidak nyaman.

"Astaga, kalian ini. Apa kalian tidak bisa melakukannya di dalam kamar." Gerutu Michella.

"Bercumbu di luar kamar lebih mendapatkan sensasi yang luar biasa, Mic. Kau harus mencobanya bersama Ben." Ujar Jose dan hal itu mengundang gelak tawa Kate.

"Jose, kau ini menyebalkan. Kalian berdua tidak ada bedanya, sama-sama menyebalkan." Pungkas Michella.

"Yang di katakan Jose itu benar, Mic." Seru Ben yang tiba-tiba saja sudah berada di depan pintu.

"Ben.." Michella terperangah.

"Ben sebaiknya kau tunjukkan pada Michella, bagaimana sensasinya berciuman di luar kamar." Seru Kate menantang.

Mendengar ucapan Kate, membuat Ben tertantang untuk melakukannya. Ben langsung masuk ke ruangan cuci tersebut yang hanya berukuran 2x2 meter. Michella tersentak kaget mendengar ucapan Kate, jantungnya berdegup kencang saat Ben menghampirinya secara perlahan.

Michella memundurkan langkahnya secara perlahan, ia tidak mengerti mengapa Ben berani melakukan ini padanya. Langkah Michella telah habis, kini tubuhnya telah bersandar di dinding. Ia bagaikan terkunci di hadapan Ben, namun dalam hati Michella ingin sekali melakukannya dengan orang yang tepat.

Michella menahan langkah Ben dengan cara meletakkan kedua tangannya di dada Ben, hati Michella bergetar karena baru kali ini ia menyentuh pria. Aroma mint kembali menyeruak dari mulut Ben, aroma ini sangat memabukkan bagi Michella sama seperti mimpinya semalam.

Ben mendekatkan wajahnya ke arah wajah Michella, kini benar-benar tidak ada jarak di antara keduanya. Hidung mereka berdua saling bersentuhan, sebelum memulai Ben meminta ijin terlebih dahulu pada Michella. Karena Ben tidak ingin melakukannya jika Michella tidak berkenan.

"Mic, apa kau mengijinkan ku?" tanya Ben dan hal itu membuat Michella tersentak kaget, menurutnya Ben sangat lah menghargai perempuan. Hal itu bisa di lihat dari cara Ben memperlakukannya.

Jantung nya berdegup dengan kencang, aliran darahnya mengalir dengan deras dan hal itu membuat suhu tubuhnya semakin meningkat. Michella sudah tidak bisa lagi menahannya, ia sangat ingin melakukannya dengan Ben.

Tanpa menjawab sepatah katapun, Michella langsung melumat bibir Ben. Tentu saja hal itu membuat Kate dan Jose terkejut, begitu pula dengan Ben. Ben tidak pernah menyangka jika Michella akan melakukannya lebih dulu.