Michella masih mengecup bibir Ben dengan lembut, melihat Michella menunjukkan kemampuannya. Ben tidak mau kalah, ia langsung menunjukkan kemahirannya dalam berciuman. Michella sangat menikmatinya, sampai-sampai ia tidak sadar jika sudah berada dalam gendongan Ben.
Ben membawa Michella masuk ke dalam kamar, tak lupa ia mengunci pintu tersebut. Ben membawa Michella menuju ranjang, kemudian merabahkan tubuh Michella di atas ranjang. Michella merasa terangsang ketika Ben mulai menyudahi ciumannya dan mulai turun ke pangkal leher Michella.
Sesekali Michella mengelinjang karena sentuhan dari Ben membuatnya sensitif, Ben meninggalkan sebuah kenangan kecil yang begitu manis di leher bagian kanan Michella. Michella sudah terperangkap di surga dunia yang Ben ciptakan. Tak mau membuang waktu, Ben langsung membuka kancing baju Michella.
Ben sangat terperangah ketika melihat 2 buah gundukan besar milik Michella yang begitu mengairahkan, tanpa pikir panjang Ben langsung melumat bulatan kecil dari gundukan tersebut. Michella kembali menggelinjang dan semakin panas, namun tiba-tiba Ben menghentikan permainannya. Hal itu membuat Michella bingung, karena ia sudah di selimuti nafsu yang begitu menggairahkan.
"Ben, ada apa?" tanya Michella bingung melihat Ben seperti orang yang di selimuti kesalahan, pandangan mata Michella tertuju pada benda yang menonjol di balik celana yang Ben kenakan. Benda tersebut terlihat sudah menengang, hal itu terlihat tampak jelas di mata Michella.
"Michella maafkan aku, seharusnya aku tidak melakukan ini padamu." Gumam Ben yang langsung memakai kemejanya dan juga celana jeans miliknya.
"Ben, kau mau kemana?" seru Michella.
"Maafkan aku, Mic. Aku harus pergi sekarang." Gumam Ben yang langsung keluar dari dalam kamar Michella.
Sementara itu di lain tempat, Kate yang sedang menikmati sarapan bersama Jose terkejut ketika mendapati Ben yang sudah keluar dari dalam kamar Michella.
"Ben, kau mau kemana?" tanya Kate bingung.
"Aku harus pergi sekarang, terima kasih sudah mengijinkan aku menginap di sini Kate." Ujar Ben dan langsung pergi dari hadapan Kate dan juga Jose.
Kate masih terperangah, ia hanya bisa terdiam dan saling pandang dengan Jose. Jose meminta Kate untuk menemui Michella di kamarnya. Kate bergegas menemui Michella di dalam kamar, Michella terperangah saat melihat Kate yang datang.
Dia pikir yang datang Ben, harapannya sirna ketika tau yang datang bukan lah Ben.
"Kate, kau membuatku terkejut. Ku pikir Ben yang datang." Gumam Michella lirih.
"Mic, apa yang terjadi?" tanya kate penasaran.
Michella menghela nafas. "Aku tidak tau, tiba-tiba saja Ben menyudahinya begitu saja. Lalu ia pergi dari kamar ku."
Kate tercengang mendengar ucapan Michella. "Bagaimana bisa dia memperlakukanmu seperti itu?" Kate langsung memeluk Michella dengan erat.
"Aku tidak tau Kate, apa yang salah dengan diriku." Gumam Michella.
Kate melepaskan pelukannya. "Tidak ada yang salah dengan dirimu, mungkin Ben hanya kaget saja. Lagi pula yang memulai ciuman itu lebih dulu kamu, Mic."
Michella terbelalak, ia tidak menyangka jika ia berani memulai ciuman itu dengan Ben. "Apa? Aku yang memulai nya? Apa kau tidak bercanda?"
"Untuk apa aku bercanda, memang itu kenyataannya. Kalau kau tidak percaya, kau bisa tanya Jose."
Michella terbelalak, ia tidak menyangka jika dirinya berani melakukan hal itu lebih dulu dengan Ben. Michella tersipu malu, saat ini predikat anak baik yang melekat pada dirinya sirna lah sudah karena Michella sudah mencium Ben untuk yang pertama kalinya.
"Astaga, hilang lah sudah predikat ku sebagai anak baik." Gumam Michella lirih, sementara Kate tertawa terbahak-bahak mendengar ucapan Michella.
Ia tidak menyangka jika sahabatnya ini terlalu polos, bahkan ini pertama kalinya ia dan Ben berciuman.
"Anggap saja ini ciuman pertama mu yang paling berkesan, kau memang sangat beruntung Michella. Ya sudah, aku harus pergi ke perpustakaan bersama Jose, aku sudah membuatkan sarapan untukmu. Maaf jika scramble egg yang kau buat aku buang ke tempat sampah, aku pikir kau lupa mengangkatnya dan hal itu membuatnya menjadi gosong."
Michella menghela nafas. "Baiklah, tidak apa-apa Kate. Terima kasih." Ucap Michella malas, sementara Kate langsung bergegas pergi dari hadapan Michella.
Michella meraih ponselnya, ia berharap Ben memberinya kabar. Namun ia tak menemukan satu pesan pun dari Ben. Baru kali ini ia merasakan gelisah pada seorang pria, karena slama ini Michella menjadi kutu buku di kampusnya. Sehingga ia tidak terlalu memikirikan urusan asmara seperti Kate dan teman-teman lainnya.
Karena tak tahan lagi menahan perasaannya yang begitu berkecamuk, Michella memutuskan untuk mengirimkan pesan pada Ben. Ia ingin tau bagaimana perasaan Ben sebenarnya.
"Ben, apa yang terjadi? Apa ada yang salah dengan diri ku? Kenapa tiba-tiba kau pergi begitu saja. Katakan padaku Ben, aku terus kepikiran dengan hal ini."
Pesan pun terkirim, Michella kembali meletakkan ponselnya di atas meja. Setelah itu ia bergegas menuju kamar mandi, ia memutuskan untuk berendam untuk menenangkan pikirannya.
"Lebih baik aku berendam untuk menghilangkan penat ku." gumam Michella lirih sambil beranjak dari ranjangnya dengan malas.
Michella tersentak kaget ketika mendapati bekas kissmark yang ada di pangkal lehernya. Ia tidak menyangka jika Ben meninggalkan tanda ini untuk nya.
Michella tersenyum, ia kembali membayangkan permainanya dengan Ben pagi tadi. Apalagi saat itu dirinya sedang sangat bergairah, namun sayangnya Ben tidak mau melanjutkan permainannya. Dan memilih pergi tanpa memberikan alasan yang jelas pada Michella.