12 jam sebelumnya.
Michella baru saja tiba di apartemennya yang sudah ia tempati selama 4 tahun bersama Kate, sahabatnya sejak duduk di bangku SMA. Mereka berdua sudah berkomitmen untuk berjuang bersama-sama hingga kesuksesan datang menyambut hidup mereka masing-masing.
Setelah lulus dari bangku SMA Mic sapaan akrab Michella melanjutkan pendidikannya di bidang sastra. Kecintaannya pada buku membuat Mic mengambil keputusan untuk melanjutkan pendidikannya di bidang sastra. Mic berhasil mendapatkan beasiswa penuh, sementara Kate melanjutkan pendidikan nya di bidang kesehatan.
Tentu saja Kate juga mendapatkan beasiswa penuh, namun beasiswa tersebut tidak ia ambil. Karena ia sadar masih ada yang sangat pantas mendapatkan beasiswa tersebut dari pada dirinya. Kate merupakan anak dari pengusaha sukses di Manchester, namun walau ia berasal dari keluarga terpandang. Kate sama sekali tidak membedakan pertemanan antara dirinya dengan yang lainnya.
Contohnya Michella, Mic adalah seorang yatim piatu. Orang tuanya meninggal kecelakaan karena tertabrak mobil yang di kendarai oleh bocah berumur 10 tahun. Pada saat itu Mic masih sangat kecil, kira-kira usianya baru menginjak 4 tahun. Dan sejak saat itu Mic tinggal di panti asuhan sampai ia duduk di bangku SMA.
"Aku pulang!" teriak Mic dan hal itu membuat Kate terkejut mendengarnya.
"Mic, bisakah kau turunkan volume suaramu? Kau sangat memecah konsentrasi ku" tegas Kate.
Mic tersenyum. "Maafkan aku, Kate! Tapi biasanya aku juga sudah seperti ini" gumam Mic yang langsung duduk di kursi yang berada di hadapan Kate.
Michella langsung meraih satu buah potato chips yang sedang di nikmati oleh Kate, sambil merancang tugas akhir nya.
"Mic, bisakah kau membantu ku?" tanya Kate lirih.
"Tentu saja! Soal apa?" seru Mic penasaran.
"Apa kau bisa membantu ku pergi wawancara besok? Aku tidak bisa pergi wawancara karena besok aku juga ada ujian matematika, aku tidak mengerti kenapa profesor Linda mendadak memajukan jadwal ujian. Bagaimana Mic? Apa kau bisa membantuku?"
"Tapi bagaimana dengan pekerjaan ku?"
"Aku mohon Mic, kau sahabatku yang paling mengerti aku. Tolong aku, Mic please. Aku akan kasih £500 untuk kau, Michella Claire"
Mic terbelalak. "Benarkah?"
Kate mengangguk pelan. "Ya tentu saja Mic, lagi pula kau hanya perlu mewawancarai orang ini selama 30 menit" ujar Kate sambil membalikkan layar laptop nya menghadap Michella.
"Orang ini?" tanya Michella lirih.
"Ya, orang ini. Kenapa? Apa kau mengenalnya?" Kate mulai penasaran.
Michella menggelengkan kepalanya. "Tidak! Sepertinya dia orang yang menyebalkan" gumam Michella lirih.
Kate menghela nafasnya. "Apa katamu? Menyebalkan? Kau ini terlalu cepat menyimpulkan Mic, jelas-jelas Tuan Stone ini adalah pria yang menyenangkan dan juga tampan"
Michella mengerutkan keningnya. "Kau ini hanya menyimpulkan jika ia tampan"
"Tapi memang benar kan kalau Tuan Stone memang tampan"
"Terserah apa kata mu, aku ingin makan spagheti carbonara malam ini" seru Michella sambil menyodorkan mangkuk pada Kate.
"Apa maksudmu?"
"Besok aku harus berkendara jauh, jadi aku membutuhkan asupan makanan yang cukup agar tidak lemas"
Kate menghela nafas dan langsung meraih mangkuk dari tangan Michella. Ia langsung memasak spaghetti yang di minta oleh Michella, sementara Michella merasa senang karena ia dapat memanfaatkan Kate untuk hal ini.
Kate dengan senang hati langsung memasak untuk dirinya dan juga Michella. Setelah itu ia menyajikan masakannya pada Michella.
"Sebagai tanda terima kasih ku, maka ku persembahkan masakan ini untuk mu" ujar Kate yang langsung meletakkan mangkuk Michella di hadapannya.
"Oh my god, ini terlihat sangat lezat. Terima kasih Kate, kau memang sahabat terbaik ku" seru Michella yang langsung memeluk Kate dengan erat.
"Sama-sama Mic, kau juga sudah ku anggap seperti saudara perempuan ku sendiri. Selamanya kita bersahabat" ujar Kate menggenggam kedua tangan Michella yang sedang melingkar di tubuhnya.
Setelah itu mereka berdua langsung menyantap makanannya, walau hanya tinggal berdua namun suasana yang mereka ciptakan selalu bisa menghidupkan suasana. Maka tak heran jika Michella dan Kate selalu kompak.
Setelah selesai makan, giliran Michella yang bertugas untuk mencuci piring. Pekerjaan rumah selalu mereka berdua kerjakan bersama. Mereka tampak kompak dalam urusan mendekor, maka dari itu rumah yang mereka sewa terlihat sangat rapi dan juga aesthetic.
"Aku tidur duluan ya Kate"
"Oke, selamat tidur Mic. Semoga mimpi Indah" ujar Kate.
"Terima kasih, Kate. Kau jangan tidur terlalu larut, karena besok kau ada ujian"
"Tentu saja tidak, nanti semua kebutuhan mu untuk besok, aku letakkan di meja ini ya"
"Oke kau atur saja" gumam Michella yang langsung beranjak dari hadapan Kate.
Sementara Kate segera merapikan berkas-berkas yang akan di bawa oleh Mic keesokan harinya. Kate sangat bersyukur memiliki sahabat sebaik Michella, bahkan ia rela melakukan apapun demi Michella.