PT RY Femina. Pukul 10.00 Pagi.
Jakarta Timur.
"Setan adalah musuh yang nyata bagi semua manusia. Setelah di usir oleh Allah dari surga karena membangkang pada Allah, maka setan dan iblis bersumpah akan menyesatkan anak cucu Adam sampai hari kiamat agar bisa menjadi penghuni neraka bersamanya."
Seketika Franklin bergidik ngeri mendengar salah satu ceramah Ustadz Muhammad Arif, MA beberapa jam yang lalu di sosial media.
Tentu saja ia tidak mau bersama setan dan iblis untuk menjadi penghuni neraka. Nauzubillah min dzalik.
Franklin menghela napas dan berdiri dari jarak beberapa meter dari posisi Misha yang sedang di foto. Ia pun membalikkan badan dan merogoh ponselnya. Mungkin dengan menyibukkan diri, pikirannya tentang Misha yang cantik itu akan sirna seiring berjalannya waktu.
Kilatan blitz sudah menyala beberapa menit yang lalu. Karena tuntutan pekerjaan sebagai brand ambassador parfum halal khusus wanita, membuat Misha harus bisa tersenyum manis sambil memegang sebotol sampel parfum halal 55ml di tangannya.
Sebagai owner, sebelum mengembangkan bisnisnya di bidang produksi kosmetik dan kecantikan tersebut, tentu saja Rayna gemar mengoleksi parfum. Parfum halal adalah salah satu ide cemerlang yang ia produksi dengan campuran daun bidara, non alcohol 100%, dan bahan-bahan wewangian lainnya dengan aroma soft serta bisa digunakan untuk beribadah.
Karena kecantikan Misha lah, membuat Franklin harus bisa menahan diri agar tidak terjatuh dalam pesonanya. Franklin masih sibuk memainkan ponselnya, ia membuka akun Instagramnya sampai akhirnya tanpa sengaja ia melihat postingan unggahan foto hasil USG janin dari Ava.
Tiba-tiba hati Franklin sesak. Rasanya ia benar-benar miris. Move on saja masih penuh perjuangan. Ditambah lagi pesona kecantikan Misha yang berseliweran di kepalanya. Tidak ada yang bisa Franklin lakukan selain uninstall aplikasi Instagramnya sendiri.
"Kalau Ava ku unfoll, ketahuan banget seperti pria yang nggak bisa move on."
Aplikasi Instagram sudah Franklin uninstall. Setidaknya ia bernapas lega.
"Nggak apa-apa. Masih banyak sosial media lainnya."
"Franklin?"
Franklin menoleh kebelakang. Rayna memanggilnya. Dengan perasaan tidak menentu, Franklin berjalan mendekati wanita itu.
"Giliran saya?"
Rayna mengangguk. "Iya,"
Franklin pun menerima sampel parfum ukuran 55 ml khusus pria dari Rayna. Ia pun mengerutkan dahinya menatap Misha sejenak lalu beralih menatap Rayna.
"Wanita ini kenapa masih disini?"
"Oh iya saya lupa," Rayna menepuk jidatnya. "Kebetulan bulan depan aku akan launching parfum halal untuk couple. Jadi, sekalian saja fotonya."
Seketika Franklin menghela napas. Di perjanjian tidak ada disebutkan harus foto bersama wanita. Tidak ada yang bisa ia lakukan selain menurut karena ia sendiri tidak bisa membantah keputusan seorang owner untuk memproduksi suatu barang yang akan mereka jual.
Misha berdeham. Foto bersama seorang pria tampan dan pengusaha sukses yang selama ini ia lihat di media online dan pemberitaan di telivisi adalah hal yang mustahil baginya. Tapi siapa sangka di waktu sekarang? Bisa di pastikan kalau degup jantungnya semakin deg-degan sekaligus grogi.
"Geser dikit." bisik Franklin datar."
"Geser?" tanya Misha bingung.
"Iya. Bisa kan?"
Misha mengangguk. Ia menggeser posisinya sedikit. Franklin mendengkus kesal.
"Geser lagi. Jangan terlalu dekat."
"Tapi aku sudah bergeser, Kak."
"Sana, geser lagi. Jangan sampai kamu mendekatiku walau hanya seujung kuku."
Misha mencoba sabar. Kenapa tiba-tiba Franklin terasa menyebalkan? Sebelumnya pria itu tidak begitu. Apakah hanya karena sebuah rahasia yang tidak pernah ia beritahu menyebabkan Franklin seperti itu?
"Iya Kak." lirih Misha.
"Tolong, Mas Franklin dan Mbak Misha. Jangan berjarak seperti itu. Agak deket dikit."
Suara teguran salah satu fotografer membuat keduanya menoleh kearah pria muda yang sedang memegang kamera DSLR di tangannya.
"Ini sudah dekat." ucap Franklin datar.
"Maaf, Itu sih menurut Mas. Tapi tidak dengan saya. Ini tugas kami. Kami yang akan menilai hasil fotonya."
"Em, sebentar-sebentar.."
Dan lagi, Rayna berusaha melerai situasi. Ia pun memaksakan senyumnya dengan canggung. Ia juga tidak menyangka ternyata untuk seorang model yang cantik dan tampan tidaklah cukup. Perlu di butuhkan raut wajah yang ceria, rileks, dan bahagia agar feel dan hasilnya ssmpurna saat di lihat. Dan sayangnya, Rayna tidak mendapatkan hal itu pada Franklin dan Misha.
"Coba ganti gaya candid saja. Sepertinya itu lebih baik."
Franklin dan Misha pun menurut sampai akhirnya job mereka pun akhirnya berjalan seiring berjalannya waktu.
Dan tentu saja membuat Misha gugup setengah mati dan Franklin merasa tidak sanggup bersama Misha yang cantik.
💘💘💘💘
60 menit kemudian..
Adzan Zuhur akan berkumandang 15 menit lagi. Misha pun memutuskan ke toilet wanita untuk menghapus sisa make up di wajahnya tepat didepan wastafel.
Dengan perlahan Misha mengusap wajahnya menggunakan tisu dan milk cleanser. Sambil membersihkan wajahnya, Misha menghentikan aktivitasnya.
Ia menatap wajahnya didepan kaca sambil mengingat kejadian beberapa jam yang lalu. Dalam hati Misha membantin. Kenapa Franklin begitu anti dekat dengannya?
Sebenarnya Misha tidak memusingkan hal itu. Hanya saja sikap Franklin tadi benar-benar diluar dugaan. Berbeda seperti sebelumnya yang terlihat santai bahkan mengobrol dengan ramah seperti teman lama meskipun obrolan beberapa hari yang lalu mirip dengan pertanyaan biodata atau riwayat hidup.
Misha pun kembali melanjutkan aktivitasnya. Ia pun segera memasukkan peralatan pembersih make up kedalam tas kemudian membuang sisa tisu wajahnya kedalam tempat sampah.
Misha melangkahkan kakinya keluar toilet. Tidak ada yang bisa ia lakukan lagi selain pulang menuju guest house tempat ia menginap. Saat ini ada Hamdan yang sudah menunggunya di depan lobby perusahaan.
Misha pun menuju lorong koridor kemudian belok kearah kanan. Tepat saat di tikungan, tiba-tiba Misha menghentikan langkahnya. Hampir saja ia menabrak seorang pria yang kini berdiri di hadapannya.
Misha tahu pria itu. Siapa lagi kalau bukan Franklin. Misha mengalah, ia memilih ke kanan, Franklin juga ke kanan. Misha ke kiri, Franklin juga ikut ke kiri.
Akhirnya Misha mendongakkan wajahnya menatap Franklin. Secepat itu, Franklin langsung menatap ke lain. Ia tak habis pikir, Misha sudah tidak memakai make up. Kenapa masih terlihat cantik? Sungguh, itu godaan yang tidak mudah.
"Ayo, pandang saja wajahnya. Rugi kalau nggak lihat. Dia cantik."
Lagi-lagi bisikan hati mulai mempengaruhinya. Bisikan yang tidak baik.
"Permisi, Kak. Saya mau lewat."
Franklin teralihkan begitu suara Misha terdengar. Ia menatap Misha walaupun hanya 5 detik. "Tidak, sebelum kamu memberi tahu yang sebenarnya."
"Memberi tahu apa?"
Franklin menatap ke lain lagi.
"Soal rahasia itu."
"Maaf saya tidak bisa."
"Kapan kamu memberi tahu rahasia itu ke saya? Jujur, itu sangat penting."
Misha terdiam. Ia pun memajukan langkahnya, sontak membuat Franklin memundurkan langkahnya.
"Jangan dekat-dekat. Jaga jarak. 1 meter." ancam Franklin panik.
Misha menghela napas. Ia tak habis pikir. Pria itu menginginkan apa yang dia mau, tapi serasa anti bila didekati. Tak hanya itu, tatapan Franklin enggan melihatnya.
"Saya nggak dekat sama Kakak."
"Kalau begitu, setiap saya ngomong sama kamu, kamu harus jaga jarak sama saya mulai sekarang. Oke?"
"Kenapa?"
Franklin mendengkus kesal. Ia pun memilih berlalu, melanjutkan niatnya yang ingin ke toilet. Banyak berbicara panjang kali lebar bukanlah dirinya. Ia juga enggan berdebat apalagi bertanya lagi. Ia berpikir akan berusaha menanyakan hal rahasia itu besok. Ia hanya butuh kesabaran apalagi orang yang di hadapi itu adalah seorang wanita.
"Karena kamu cantik, tapi kedua mataku hanya digunakan untuk menatap wanita yang halal buatku dalam jangka waktu yang lama termasuk dengan posisinya yang dekat denganku."
DEG!
Misha tertegun. Dengan cepat ia menolehkan kepalanya ke belakang, ia menatap punggung lebar Franklin yang baru saja memasuki toilet pria.
Misha memegang dadanya. Jantungnya sudah berdebar-debar tak karuan. Ia syok. Hanya dua kata, "kamu cantik"
Detik berikutnya, Misha tak bisa menghalau kalau kedua pipinya merona merah.
💘💘💘💘
Franklin sudah mulai ada peningkatan.. 😁
Peningkatan bikin Misha deg-degan. Atau mungkin bikin kalian deg-degan juga
🤣🤣🤣🤣
Jazzakallah Khairan ukhti sudah baca. Sehat selalu buat kalian.
With Love 💋 LiaRezaVahlefi
Instagram : lia_rezaa_vahlefii
Akun Wattpad khusus fiksi remaja Lia_Reza_Vahlefi