Chereads / MATA KETIGA / Chapter 9 - Misteri Rumah Berhantu ? 1

Chapter 9 - Misteri Rumah Berhantu ? 1

Kegiatan perkemahan selesai sudah, gue kembali bersekolah seperti biasa. Semua berjalan sebagaimana mestinya. Meski beberapa kali gue melihat sosok tak kasat mata berseliweran di depan gue tapi tidak ada yang mengganggu. Suatu ketika ada teman lain yang mengajak gue membuat konten Youtubenya tentang sekolah kita, tapi gue menolak.

"Ayolah Ga ini kan hanya menyelusuri sejarah sekolah kita yang panjang !" rayunya.

"Kev, lo sudah minta ijin belum ke kepala sekolah? takutnya sekolah kita akan viral karena ada hantunya eh nanti pihak sekolah marah lagi !" jawab gue kepada Kevin.

"Tapi udah banyak yang bikin begituan !" ujarnya.

"Dan lo tahu mereka dihukum oleh BP tidak boleh buat konten tentang hantu lagi di sekolah !" jawab gue. Kevin terdiam, iya sih sudah banyak yang di peringatkan oleh pihak sekolah jangan membuat takut murid-murid yang lain dengan membuat konten seperti itu.

Setelah itu tidak ada yang mengajak gue seperti itu lagi. Suatu hari pak guru memberikan tugas kelompok untuk membuat makalah dan nanti akan di diskusikan bersama. Gue sekelompok dengan yang sudah-sudah siapa lagi kalau bukan Dita, Dina, Hasan, Sandi, gue dan Bayu.

Untuk tugas itu kita ke rumah Dita yang berada di sebuah perumahan elit, rumah Dita besar dengan halaman cukup luas, tak heran bokapnya seorang pengusaha sukses. Kita di jamu dengan berbagai makanan enak.

"Santai aja, anggap rumah lo sendiri !" ucapnya, Wih, bagaimana tidak, rumahnya besar di dalamnya banyak perabotan mahal dan tak mungkin serasa di rumah sendiri yang ada takut pecah belah nanti malah di suruh ganti. Tapi harus di akui rumahnya nyaman ada kolam renang, tv besar dan permainan game bikin betah.

Kami pun membuat tugas sampai sore, ketika akan pulang kita terkejut karena Kevin datang.

"Dari mana lo ?" tanya Dita,

"Biasa !" jawab Kevin.

"Loh ko pada disini ?" tanyanya terkejut.

"Kan kita kerja kelompok ada tugas bersama !" jawab Dita, akhirnya di jelaskan bahwa mereka saudara sepupu. Rumah Kevin masih satu perumahan dengan Dita cuman beda jalan.

"Oh lo masih membuat konten hantu ya ?" tanya Bayu.

"Iya, kemarin gue ajak Rangga colab dengan kita tapi engga mau !" jawab Kevin.

"Ya terang aja engga mau, lo buatnya di sekolah! udah tahu dilarang !" ujar Dita.

"Eh gue denger disini ada rumah hantu ya ?" tiba-tiba Hasan nyeletuk. Semua melirik ke arah dia.

"Gue lihat di medsos, katanya ada rumah mewah yang ditinggal pemiliknya begitu aja, padahal baru 3 bulan di tempati! katanya ada yang sering mengganggu! sekarang jadi terbengkalai !" cerita Hasan.

"Kok gue baru tahu, oh kayaknya yang di jalan Kenari itu kan ?" tanya Kevin tersenyum.

"Mana gue tahu jalannya, hanya di sekitaran perumahan ini !" jawab Hasan.

"Iya sih banyak rumah kosong sekitar sini! di jalan rumah gue aja ada, tuh rumah engga laku-laku dijual sampai sekarang !" ujar Kevin.

"Boleh juga tuh di telusuri !" Kevin terlihat gembira.

"Lo tu ya, gue bilangan sama nyokap lo! kalau udah kejadian nyesel lo !" ujar Dita.

"Biarin wew, nyokap udah tahu ini! subscriber gue udah 10 ribu tahu! mereka paling suka cerita misteri atau horor !" jawab Kevin bangga,

"Ya udah terserah lo deh! awas ketempelan lo baru tahu rasa !" ucap Dita.

--------------------

Akhirnya kita pulang, dan beberapa hari kemudian kembali berkumpul di rumah Dita. Kami melakukan tugas akhir sebelum lusa hari senin di kumpulkan.

"Dit, kemana Kevin? kok sudah beberapa hari engga masuk ?" tanya Bayu.

"Mana gue tahu, yang gue denger sih dari nyokap dia sakit !" jawab Dita.

"Barangkali ketempelan !" canda Hasan.

"Hussh ... engga boleh ngomong gitu !" Dina memperingatkan.

"Sorry, cuman bercanda !" kata Hasan.

"Mungkin saja sih! katanya setelah bikin konten dirumah kosong dekat rumahnya langsung sakit tuh anak !" jawab Dita.

"Kasihan juga !" ucap Sandi.

"Salah sendiri, gue udah peringatkan dia! eh malah ngeyel !" jawab Dita kesal.

"Betul kata Dita, tidak bisa sembarangan masuk ke tempat seperti itu! minimal harus ada orang yang mempunyai ilmu lebih agar bila ada sesuatu tidak terjadi !" jawab gue.

"Katanya ada temannya yang seperti itu !" ujar Dita,

"Mahluk astral itu mempunyai tingkatan ilmu yang berbeda! ada yang hanya cukup membaca ayat Kursi udah takut tapi banyak yang lebih tinggi sehingga dibutuhkan orang berkemampuan lebih tinggi! kita pun harus tahu situasinya seperti apa !" jawab gue, semua terdiam.

"Ya udah, nanti kita tengok dia setelah ini !" ujar Dita, semia mengangguk.

Dan setelah selesai dengan tugas kita pun pergi ke sana, dengan menumpang mobil mini busnya Dita, sebelum kerumahnya kita berhenti di rumah kosong yang jaraknya satu rumah dari belokan menuju rumah Kevin.

Kita tertegun dan tak percaya, rumahnya sangat besar, pintu pagarnya terbuka. Dan di halaman rumah sudah banyak rumput ilalang, bahkan di depan rumah memang ada tulisan di jual tapi sudah berkarat mungkin sudah lama, rumahnya dibiarkan rusak.

"Astaga, serem amat !" seru Hasan dan Sandi.

"Eh gue merinding deh! padahal hanya berdiri di luar saja !" ucap Dina, di angguki oleh Dita.

"Ga, menurut pendapar lo ?" tanya Bayu yang dekat dengan gue.

"Ada sih, tapi ... !" gue terdiam.

"Tapi apa ?" tanya semua heran dan penasaran.

"Ini menurut gue ya! rumah ini kenapa engga bisa di jual karena ada seseorang yang benci sama pemilik sebelumnya maka oleh dia dihalangi oleh pagar yang dibuat oleh mahluk astral! tentu saja dengan bantuan dukun! jadi ada efeknya bila seseorang yang menginjak kaki disini akan sakit !" jelas gue.

"Jadi Kevin kena dong ?" tanya Dita. Gue mengangguk.

"Aura hitamnya kuat banget ! tuh mahluknya melihat kita, dia .... mahluk serupa gederuwo yang tinggi besar !" ujar gue, dia sekarang menatap gue tajam dengan mata merahnya.

"Hih ... serem !" semua bergidik ngeri. Tiba-tiba mahluk itu menyerang gue dan ... gue terpental jauh, semua terkejut.

"Brugghh ...!" gue jatuh ke tanah, itu akibat benturan energi antara gue dan mahluk itu.

"Rangga !" semua berteriak.

"Lo engga apa-apa ?" tanya Bayu, gue malah mendorongnya untuk menghindari ilmunya. Gue tanpa sadar mengeluarkan jurus. Mereka terkejut, melihat gue seperti sedang bertarung dengan mahluk tak terlihat. Gue memejamkan mata dan berdoa.

Mahluk itu terlihat terkejut karena di belakang gue ada kakek-kakek berjubah putih, bersorban dan membawa tongkat. Bisa di sebut dia 'Karuhun' atau sesepuh dari buyut gue yang melindungi diri gue. Kini mereka yang bertarung, rupanya Genderuwo ini adalah rajanya, tak heran ilmunya tinggi.

Gue hanya terdiam membantu dengan doa, akhirnya genderuwo pun dapat dikalahkan dia meminta ampun, tapi kakek berjubah putih itu tidak mengubris karena sudah berusaha mau membunuh gue. Dan gederuwo itu menghilang dan pagar gaib pun menghilang juga. Gue terjatuh karena energi gue habis.

Bersambung ....