"Lia?" Suara lirih Dirga membangunkannya dari lamunan indah. Seketika Lia memukul punggung cowok itu setelah menyadari hal konyol yang barusan terjadi.
Belum lagi mas Ari yang terkekeh-kekeh mendengarnya. Membuat bahu pria itu bergetar hebat.
"Bentar, belum pesen," sahut cowok tampan itu dan masih terkekeh, "Bakso dua, Mas. Sama minumnya aku … teh lemon, kamu?" Dia menatap Lia.
"Samain aja," jawab Lia.
"Dua bakso, dua teh lemon, ya?" Mas Ari mengulangi.
"Iya. Ditunggu ya, Mas," kata Dirga sebelum beranjak dari depan gerobak.
"Ayo masuk!" sungutnya sambil mendorong punggung Dirga.
Jangan ditanyakan lagi bagaimana perasaan Lia. Bahkan rona wajahnya sudah di luar batas normal, sampai terlihat merah padam.
Tidak lama setelah mereka duduk, mas Ari menghampiri dengan nampan berisi dua mangkok bakso juga dua gelas besar teh lemon yang masih hangat.