Pertama kali yang Dirga lihat adalah Lia, pantas saja badannya terasa berat saat bangun. Ternyata ada seseorang yang bersandar di lengannya. Langsung saja Dirga mendorong tubuh Lia supaya tidur dengan posisi baik di sofa. Meskipun tanpa bantal, tapi tidur dengan posisi rebahan lebih baik daripada sambil duduk.
Dia juga menaikkan kaki gadis itu supaya tidur lurus. Kemudian, beranjak dari sofa untuk memeriksa Abel. Semakin mendekati kelambu pembatas brankar, semakin terdengar jelas suara tangis yang tadi samar-samar Dirga dengar.
Seketika ia dapati Abel yang tengah duduk bersandar, wajah sedikit pucat gadis cantik itu telah berderai air mata. Tatapannya menunduk, membuat rambut terurai itu terjuntai ke depan.
Dirga langsung mendekatinya dan membawa Abel dalam dekapan. Namun tidak berkata apa-apa karena ingin memberinya waktu untuk tenang. Sedangkan Abel yang dipeluk seperti itu justru terenyuh, semakin membuat hatinya perih dan menangis tersedu-sedu.