"Langsung pulang aja? Nggak papa kalau mau duduk-duduk dulu, tapi di luar soalnya hampir malam begini. Takut kena omel ibu kost, hehe," kata Lia terkekeh.
"Besok aja. Lagian gue juga capek habis perjalanan tadi. Salam buat Abel, ya. Bilang ke dia__" Dirga mendekatkan bibir ke telinga Lia. "Jangan sedih terus," lanjutnya berbisik.
Terasa hangat napas Dirga saat sampai di telinga Lia. Gadis itu pun mematung tanpa ekspresi. Antara senang dan sedih menjadi satu. Senang, dia bisa sedekat itu dengan Dirga. Akan tetapi perasaan Dirga yang bukan untuknya membuat hati gadis itu bersedih.
"Sana masuk," perintah Dirga.
"I-iya … lo hati-hati." Suara Lia sampai gemetar.
Selepas perginya Dirga, Lia duduk di kursi rotan depan teras saat merasakan lututnya lemas seakan tidak memiliki daya. Perkataan Dirga tadi, sudah cukup menjelaskan bagaimana perasaannya. Bagaimana dia mengkhawatirkan Abel.