Chereads / Asmara / Chapter 56 - Bab 55

Chapter 56 - Bab 55

Dimalam minggu kali ini aku sedang tidak ingin kemanapun, mood aku sedang tak menentu.

Rasanya aku hanya ingin tidur saja dikamar kosan.

Aku menolak dengan halus tawaran satya padaku dirumah sakit tadi.

Satyapun memahami nya.. sebelum pulang kekosan, lagi lagi dengan perhatiannya yang terlihat sepele namun sebenarnya satya masih dan masih penuh dengan rasa kepeduliaanya pada keita.

Satya membelikan keita makan, dibungkusnya sudah makanan yang satya pesan.

Karena tadi satya menawari keita makan dahulu sebelum pulang kekosan, namun keita tak mau.

Dan satya memilih untuk membungkusnya..

Sebungkus nasi to ( tutug oncom ) beserta ayam goreng didalamnya, lalapan, sambal dan beberapa gorengan.

Sampai kosan satya memberi bungkusan itu untuk keita.

Ketika keita turun dari boncengan motornya satya.

Dimakan ya ta, aku enggak mau lihat kamu sedih seperti ini.

Kamu tahu enggak? aku pun ikut sedih karenanya, jika melihat kamu seperti ini keita.. ditambah heri kini pun masih belum sadarkan diri.

Please.. aku mohon padamu keita dengan sangat, jangan buat aku tambah sedih ya..!! kamu senyum ya diiringi senyuman satya berkata padaku :)

Aku menatap satya yang terduduk dijok motornya, lalu berkata maafin aku ya satya membawa mu pada kisah rumit ini..

Makasih ya satya, kamu tetap baik padaku dan aku pun tersenyum pada satya meski sebenarnya hatiku tak ingin tersenyum.

Namun aku berusaha untuk tersenyum didepan satya, demi menghargai kebaikan dan rasa kepedulian nya yang sudah dia beri padaku.

Jelas mengapa aku tak ingin tersenyum?, karena aku teringat guntur yang tak tahu dimana keberadaan nya kini?

Nah gitu dong keita, ini baru keita yang aku kenal.. ucap satya padaku, ia kembali tersenyum menatapku.. refleks tangan satya lalu menepuk pundakku, kamu yang sabar ya ta..

Sudah sana kamu kedalam ya, istirahatin diri kamu.. jangan lupa nasinya dimakan sama olesin salep memar lagi ya tangannya.

Aku hanya mengangguk dengan senyuman kembali..

Dan masuk kedalam kosan, setelah membuka gerbang kosan.

Satyapun berlalu meninggalkan kosanku.

Kosan ini terasa sepi.. seperti sepinya rasaku kini, para penghuni kosannya sedang berkeliaran keluar entah kemana?

Karena ini memang malam minggu,

Hatiku serasa hampa seperti ada yang hilang kini kurasa.

Aku melangkahkan kaki dengan gontai menuju kamar kosan, dan melemparkan tubuhku diatas kasur kosan ini..

Tenggelam dengan pikiran ku bersama guntur didalamnya.

•~•~•~•~•~•~•~•~

Dirumah satya..

Satya sedang berkemas, sepuluh menit yang lalu dengan tiba tiba ia dihubungi teman rumahnya diajak main footsal.

Karena satya sedang tidak ada kesibukan akhirnya satya mengiyakan main footsal bersama teman teman rumahnya tanding dengan anak komplek perumahan sebelah sahut temannya.

Sampai sudah satya dilapangan footsal dekat gor kota bersama beberapa teman rumahnya.

Satya memasuki lapangan footsal dengan santainya berjalan..

Tiba tiba dari sebrang lapangan footsal yang lain disebelah lapangan footsal sana,

Satya melihat sosok yang ia tahu..

Sosok yang membuat tanda lembam dipipinya juga memar ditangan kanan nya keita.

Dia adalah guntur yang sedang bermain footsal.

Sejenak satya memperhatikan guntur dari sisi lapangan tempatnya berdiri.

Guntur masih belum sadar akan keberadaan satya disana.

Dalam hati satya sudah gusar dengan tersulut emosi, rasanya ingin meledak.. ingin menghajar guntur.

Bisa bisanya guntur dengan santai malah main footsal tanpa rasa bersalahnya terhadap keita.

Satya geram sendiri dibuatnya.

( Padahal sebenarnya itu cara guntur, menghibur dirinya..

Melampiaskan rasa kecewa dan amarah yang sedang guntur rasa, pada hobby main footsal nya ini )

Satya pun disadarkan teman rumah nya dalam keterpatungannya barusan,

Diajak kelapangan sebelah yang memang sudah disewa untuk tanding footsalnya.

Pandangan satya tak lepas dari guntur dilapangan sebelah sana.

Satya sudah tidak bisa menahannya kini..

Ketika satya melihat guntur sedang merebahkan dirinya dipojok lapangan footsal dan sedang meminum air mineral dalam botol.

Tanpa babibu lagi satya langsung menghampiri guntur dipojok lapangan itu.

Bisa bisa nya lo ya dengan santainya disini malah main footsal, ucap satya geram.. Sejurus kemudian tanpa aba aba satya menjotos guntur kini tepat didekat pelipisnya.

Botol mineral yang ada ditangan gunturpun terjatuh begitu saja dan air minumnya tumpah kemana mana.

Guntur yang terkaget menerima jotosan dari satya hanya terdiam.

Lo tahu enggak? keita sedih gara gara lo..

Tangan keita memar gara gara lo *njing!!

Lo dengar ya.. kemarin lo udah salah paham sama gua dan keita.

Keita enggak jalan sama gua, semalam gua nganterin keita pulang dari rumah sakit.

Kita habis dengar kabar salah satu sahabat kita kecelakaan, mana sempat keita lihat hapenya buat ngabarin lo.

Lagian lo juga lagi ngerjain tugas bukan? keita enggak mau ganggu lo..

( satya sudah tahu karena semalam keita bercerita soal guntur yang sedang mengerjakan tugas dalam perjalanan menuju rumah sakit )

Semalam keadaannya genting dan blablabla ucap satya pada guntur dengan amarah.

Gua enggak terima lo nyakitin keita.. b*ngsat!!

Bugg.. ini buat kesedihan dan tangan keita yang udah dibuat memar oleh lo.

Guntur tetap terdiam meski ia terkena pukulan dari satya.

Mendengar perkataan satya, serasa tersambar petir seketika ditelinganya..

Hati gunturpun mendadak hancur,, guntur merasa bersalah pada keita.

Dalam hatinya guntur berbisik.. ia telah salah dibuatnya, main tuduh sembarangan tanpa mendengarkan penjelasan dari sang kekasih tersayangnya.

Karena semalam guntur sedang diselimuti rasa cemburu yang berkecambuk hingga tersulut amarahnya sudah.

Sementara teman teman guntur yang melihat sudah berkumpul disana.

Melerai satya, dan satya sudah ditarik oleh teman teman rumahnya menuju kembali kelapangan footsal disebelahnya.

Guntur masih terpaku dalam duduknya dipojok lapangan footsal ini.

Kini guntur menjadi tak karuan dibuatnya, seketika hati guntur menjadi berantakan sudah.

Gua balik duluan ya ucap guntur refleks pada teman teman footsalnya dan melangkah pergi begitu saja meninggalkan lapangan footsal itu.

Teman teman footsalnya hanya saling menatap satu sama lain.

•~•~•~•~•~•~•~•~•~•

Guntur sampai dirumahnya..

Bergegas mandi dan berganti pakaian,

Dilihatnya kini wajahnya dalam cermin yang ada dikamar tidurnya.

Wajah guntur pun masih lembam karena jotosan satya semalam dipipi kanannya dan kini ditambah lembam di pelipis sebelah kirinya karena jotosan baru dari satya tadi.

Guntur bersiap dan ingin segera menuju kosan keita.

Dilirik nya jam dinding kamarnya baru pukul sembilan malam kurang,

Namun tiba tiba terdengar suara berteriak memanggil nama guntur.

Suara cempreng yang tak asing ditelinganya guntur, siapa lagi kalau bukan vina sepupunya itu.

Vina kerumah guntur dengan ekspresi wajahnya yang marah pada guntur.

Vina nyelonong begitu saja masuk kerumah guntur, ya karena dirumah guntur sedang tidak ada siapa siapa.

Ayah dan ibunya guntur sedang keluar kota ada pekerjaan pulang nya baru besok.

Guntur keluar dari kamar nya menuju ruang keluarga,

Didapati vina diruang keluarga yang sedang melangkah hendak kekamar guntur.

Jahat banget sih loh gun, jadi orang..

Meski lo saudara gua tetap gua enggak membenarkan lo.

Apa yang lo lakuin sama keita?

Tega banget lo ya gun, gua enggak habis pikir sama lo.. ucap vina dengan nada kesal pada guntur.

Lo tahu enggak? keita tadi nelepon gua nanyain tukang urut dimana? tangan nya masih sakit katanya.

Enggak bisa nulis, kalau dipaksain nulis linu..

Gua ada tugas kelompok sastra sunda sama keita.

Pelajaran mengarang harus ditulis tangan dan keita sekertarisnya buat nulis.

Elo buat tangan keita memar.. benar benar keterlaluan lo gun,

Cemburu yang tidak pada tempatnya.

Vina naik pitam dan memarahi guntur, lalu bercerita pada guntur soal heri dan blablabla..

Vina menjelaskannya.

Karena tanpa sengaja akhirnya keita pun jadi bercerita pada vina.

Vina pun terus menjelaskan kesalah pahaman ini pada guntur,

Keita enggak ngadu sama gua, tapi tadi ditelepon gua yang maksa buat keita cerita sama gua, saat gua tahu tangan nya memar gara gara lo.

Awalnya juga gua memang enggak tahu, tadi disekolah gua kira tangan keita kenapa? memar banget sampai membiru..

Sempat gua kuatir dibuatnya takut terlibat kecelakaan dengan heri.,

Syukurlah sedikit lega gua.. ternyata bukan karena kecelakaan, namun gara gara ulah lo itu.

Hmm.. vina menarik napasnya dalam untuk menenangkan dirinya sejenak, karena vina kini sedang amat begitu kesalnya dengan guntur..

Keita itu sahabat gua, jangan sampai keita kenapa kenapa karena lo?

Gua enggak mau tahu lo harus minta maaf sama dia.

Selesaikan kesalah pahaman ini.. titik. begitu ucap vina pada guntur dengan tegasnya.

Kasih gua kesempatan buat ngomong vina..

Dari tadi lo nyerocos mulu tanpa jeda,

Gua juga tahu, gua salah banget sama keita.

Iya gua emang jahat, bodoh banget ucap guntur.

Ini gua mau kekosan keita sekarang.. sahut guntur kini.

Yaudah ayok.. vina menimpali ucapan guntur.

Elo mau ikut vin? tanya guntur padanya.

Ya enggak lah.. masa iya gua ganggu kalian,

Gua cuma mau nebeng sampai depan rumah gua.. pegal gua jalan barusan..huhu.

Btw wajah lo kenapa itu gun? bengap gitu ( memar ) kaya habis kena pukul?

Guntur membelokan pertanyaan vina,

Ayok buruan vin.! katanya mau nebeng? jadi enggak? gua buru buru nih mau ketempat keita. sahut guntur pada vina.

Iya ayok jawab vina, guntur mengunci rumahnya dan memberi tumpangan pada vina sampai depan rumahnya vina.

Gunturpun mengendarai motornya melaju menuju kekosan keita.

🌷🌷🌷