Chereads / Asmara / Chapter 58 - Bab 57

Chapter 58 - Bab 57

Belajar kelompok pun akhirnya usai,

Puput dan widyapun pamit pulang..

Puput katanya ada date dengan kekasihnya ramadhan.

Widya pun sama akan kencan menonton bioskop dengan martin kekasihnya.

Vina pun sudah ada janji dengan kekasihnya nanti sore, kekasih vina adalah kakak kelas anak logam yang bernama latif.

Gunturpun mengajak ku ketukang urut dekat rumah rena, setelah bertanya pada teman teman havefun band.

Guntur tidak pernah diurut jadi dia tidak tahu adanya tukang urut dimana?

Faisal yang memberi tahu didekat rumah rena ada tukang urut gun,

Gunturpun mengajak ku kesana diantar oleh rena juga faisal.

Sampai sudah dirumah tukang urut itu..

Beliau adalah seorang maraji sebenarnya, namun dia juga bisa mengurut ( maraji = seseorang yang membantu melahirkan disuatu daerah, kira kira seperti itu kalinya artinya )

Maraji itu bernama bi ilah, karena beliau sudah akrab dan mengenal dengan rena..

Renalah yang bilang pada maraji itu,

Bi ilah.. teman ku ada yang terkilir tangannya tolong diurutkan,

Bi ilah tidak menerima urut laki laki neng, karena melihat faisal dan guntur didepan rumahnya.

Sementara aku sedang kewarung sebentar menukar uang nominal disuruh guntur sekalian membeli amplop putih, pahamkan maksudnya untuk apa? hehe.

Teman aku perempuan bi, lagi kewarung sebentar..

Akupun sudah bergabung kembali bersama rena,faisal dan guntur,

Ini orangnya bi ilah sahut rena dan mengajak ku kedalam rumahnya bi ilah.

Guntur dan faisal menunggunya diteras depan.

Tersenyum sudah bi ilah padaku dengan ramahnya.. dan berkata "si neng na meni geulis pisan" ( si neng nya cantik banget ) lalu bi ilah melihat lengan kananku,

"Wah meni bengkak kieu neng panangan na? kunaon iyeu?" begitu katanya.. ( wah tangan nya sampai bengkak gini neng, kenapa ini? )

Aku hanya tersenyum dan rena yang menjelaskan, biasa bi terkilir blablabla..

Bi ilah pun perlahan mengurut lenganku, sabar ya neng.. ini sedikit sakit tapi inshaallah cepet sembuh nya!

Setelah diurut aku dikasih semacam minyak seukuran botol minyak kayu putih, tapi bukan minyak kayu putih.

Gunanya untuk mengoles memarku biar lebih cepat sembuhnya, begitu kata bi ilah.

Dari rumah bi ilah, rena pun mengajak ku untuk mampir kerumah nya terlebih dahulu, tentunya bersama faisal dan guntur.

Ngobrol ngobrol santai sudah kita diruang tamu rumah rena,

Tak lama ponsel guntur berdering ternyata dari ibunya.

Guntur disuruh segera pulang karena ayah dan ibunya sudah pulang dari urusan kerja.

Katanya akan ada kakek dan neneknya berkunjung.

Guntur memberi tahuku, akupun mengerti dan berterimakasih padanya karena sudah diantar ketukang urut.

Aku dan gunturpun pamit undur diri dari rumah rena.

Sebelum pulang kerumahnya, guntur mengantarkan ku kekosan.

•~•~•~•~•~•~•~•~

Sore harinya satya chat aku kembali menanyakan belajar kelompoknya sudah selesai belum?

Tadi pagi pagi sekali satyapun mengirimiku pesan menanyakan bagaimana keadaanku?

Aku bilang sudah lebih membaik, tadinya satya ingin mengajakku menjenguk heri kembali.

Namun aku berkata hari ini aku akan belajar kelompok mengerjakan tugas.

Satya pun mengerti jadi tak ingin menggangguku,

Satya bertanya belajar kelompoknya dimana? mau diantar tidak?

Tentu saja satya belum tahu jika aku sudah berbaikan dengan guntur kembali.

Aku menjawab tidak perlu sat, terimakasih.

Belajar nya juga dikosan aku, begitu ucapku tadi dalam chat pada satya.

Ya karena semalam setelah guntur pulang, vina sms aku kembali memberitahu belajar kelompoknya dikosan keita saja bagaimana? karena dirumahnya pada hari minggu besok teman teman bang vino akan berkunjung, takutnya ramai vina tak ingin belajar kelompok kita menjadi terganggu.

Aku membalas chat vina " yasudah dikosan aku saja besok belajar kelompok nya "

Keesokan paginya pukul setengah sembilanan vina chat aku kembali

"Belajar kelompok nya jadi dirumah aku deh keita, teman teman bang vino kumpul dirumahnya jam lima sore ternyata"

Alhasil.. aku tetap jadi belajar kelompoknya dirumah vina.

Akupun segera membalas chat dari satya, "Udah kelar dari tadi kok satya.."

Tak lama satya membalas pesan ku kembali "mau jengukin heri enggak ta?"

Aku kembali membalas chatnya "memangnya kamu tadi pagi enggak jadi jengukin heri?"

Satya : aku tadi kerumah sakit sebentar ta, sama anak anak juga ( raffi, taufan ) tapi enggak lama soal nya aku juga ada tugas.

keita : oh gitu, terus di rs ada siapa aja tadi satya?

satya : keluarganya heri aja sama dera, kata dera tadi.. alil sama anton juga mau ke rs tapi tadi pas aku di rs, belum datang.

keita : iya sat, alil siangan ke rs nya.. enggak lama tapi kata dera.

Soalnya ada perlu sama anton.

Risye belum ke rs habis magrib kemungkinan, lagi banyak tugas juga katanya.. dari tadi belum pulang kekosan tuh anak.

satya : gitu ya ta, jadi mau jengukin heri enggak ta? kalau mau ayok bareng..! jam lima aku ketempat kamu ya.

Keita hanya membaca pesan dari satya itu dan belum membalasnya..

Keita bingung sendiri, keita meraih kembali ponselnya dan hendak menelepon guntur.

Ingin menceritakan ini pada guntur, namun nomer guntur tidak bisa dihubungi.

Keita teringat tadi memang ponsel guntur lowbet sekali.

Mungkin sedang dicharger pikirnya..

Akhirnya keita mendiami sesaat sms dari satya sambil menimang nimang dalam hatinya.

Mau jenguk heri apa enggak ya? karena dalam hatinya keita tak ingin terjadi kesalah pahaman kembali bersama guntur.

Tak lama ponsel keita pun berdering kembali dan ternyata dari dera.

Keita mengangkat teleponnya berbicara dalam telepon bersama dera sesaat.

Klik.. telepon pun selesai, keita mematikan teleponnya.

Ternyata baru saja dera memberi tahukan bahwa heri sudah sadarkan diri..

Ponselkupun kembali bergetar dan itu dari satya,

Satya pun meneleponku memberi tahukan hal yang sama seperti dera..

Satya sedang bersiap kini hendak menjemputku kekosan, ia mengajak ku melihat heri dirumah sakit.

Tanpa persetujuan ku sama sekali satya berkata pokonya kamu tunggu sebentar ya ta..! aku jalan sekarang kekosan kamu. klik telepon pun terputus.

Akupun jadi bimbang sendiri karena guntur tak bisa dihubungi.

Meski ponselnya sedang mati, akhirnya akupun tetap mengirimi guntur pesan meminta ijin padanya bahwa aku akan kerumah sakit bersama satya dan juga aku meminta maaf pada guntur karena bersama satya.

Aku menceritakan tentang heri yang sudah sadarkan diri dari koma.

Berkali kali aku mengirimi guntur pesan hingga teks panjang menceritakan sedetail mungkin dan apa adanya.

Aku berharap semoga guntur memahami dan memakluminya.

Dalam hatiku terbesit sedikit rasa khawatir yang menggelayuti seolah aku takut guntur marah kembali padaku.

Padahal baru saja kita berbaikan setelah kejadian kemarin..

Aku tetap mencoba berpikir positif, semoga guntur memakluminya.

Tak lama satya datang kekosan,

Akupun meminta satya menungguku sebentar.

Aku bersiap sesaat, berganti pakaian dan merapihkan diri ala kadarnya saja..

tak sampai sepuluh menit sudah beres,

Aku menghampiri satya yang menunggu diberanda teras kosan dan kami berdua pergi menuju rumah sakit umum untuk melihat heri yang sudah sadar kan diri.

Sesampainya dirumah sakit umum, satya dan keita langsung menuju kamar rawat inapnya heri.

Ada dera dan keluarganya heri yang sudah berkumpul disana, tak lama taufan dan raffipun datang bergabung bersama.

Kemudian disusul alil dan anton juga risye beserta deris.

Semua yang ada diruangan itu menyambut heri dengan senyuman, menangis haru penuh rasa syukur atas kesadaran heri yang telah kembali.

Heri hanya terdiam ditempat tidurnya memperhatikan pandangan disekeliling nya itu.

Kenapa jadi haru gini sih suasananya? ucap heri pada semua, sudahlah.. gua heri baik baik aja guys! dengan tawa heri yang khas ia tertawa kepada semua orang diruangan itu.

Walaupun heri belum bisa banyak bergerak namun berbicara tetap lancar.

Dan semuapun tertawa karena ucapan heri itu, sekedar mencairkan suasana dalam ruangan ini.

Syukurlah heri, lo udah sadar dan ingat sama kita semua disini.. begitu ucap satya pada heri.

Ya gua ingatlah bro, masa enggak sih? jawab heri dengan senyumannya menimpali perkataan sahabatnya itu.

Jangankan sama kalian, lihat nih wanita cantik disebelah gua ini..! tunjuk heri pada dera, gua aja selalu ingat kapan bisa jatuh cinta sama wanita ini?

Iya enggak yang? derapun tersipu malu dibuatnya, tentu saja dera merasa sangat malu atas ucapan heri itu didepan kedua orang tuanya heri.

Apaan sih? sahut dera, sekali lagi dera terlihat malu malu dan salah tingkah dibuatnya.

Semuapun tertawa melihat tingkah dera itu..

Bisa salting juga loh dera ucap taufan menggodanya,

Sejurus kemudian keita membuka suaranya.. sudah sudah jangan godain dera terus dong guys! hmm.. waktu hening seketika terjeda, dan semua menunggu lanjutan dari perkataan keita..

mending kita terus cengin aja dera, lihat tuh sampai memerah wajahnya.. dengan nada bercandanya keita.

Krik krik.. semuapun kini gantian menatap kearah keita, seolah kita semua sudah saling terhubung tanpa isyaratpun hanya saling tatap menatap namun mereka sudah paham dan kini gantian malah cengin keita juga satya.

Ciye..ciye satya..hmm hmm.. keita bisa ngelucu juga ya.. awas awas clbk clbk, seru nih sepertinya ya..

Dan semuapun gantian menggoda ku dengan satya kini.

Satya ikut ikutan membercandaiku juga,,

Nah loh keita gimana ini? kan kita jadi digoda.. gimana clbk ini? dengan tawanya satya,

Wah wah ada yang ngarep nih tuh ta, kode keras loh hayoo...

Hayo apa jawab keita? tak mau kalah dengan mimik wajah yang bercanda,

dan semuapun tertawa dibuatnya..

Lagi lagi kami bersendau gurau, saling membagi tawa sekedar untuk menghibur heri dari rasa sakitnya atas kecelakaan yang menimpanya.

Heripun berkata makasih banyak ya semua buat waktunya, telah selalu ada untuk gua disini..

🌷🌷🌷