Chereads / Asmara / Chapter 57 - Bab 56

Chapter 57 - Bab 56

Guntur sampai dikosan keita..

Dibukakan pintu gerbang nya oleh amamet yang kebetulan sedang menonton tv diruang tamu bersama temannya.

Guntur menunggu keita didepan teras kosan.

Karena amamet berkata keita barusan kewarung mau beli koyo, kasihan tangannya bengkak.

Mau ditempel koyo biar enggak sakit katanya.

Guntur hanya mengangguk dengan rasa bersalah dalam hatinya.

Tak lama aku yang membuka pagar kosan dengan berjalan santai dan sedang memakan es krim stik ditanganku, masih belum menyadari adanya guntur didepan teras kosan.

Guntur yang melihatku ketika aku menutup pintu pagar,

Memanggil namaku.. keitaa.. ucapnya dari tempatnya berdiri didekat beranda teras kosan.

Aku yang baru menyadari ada guntur disana tepat didepanku,

Hanya terdiam dan mematung ditempat ku berdiri, melihat nya sedang berjalan kearahku kini.

Dan guntur pun menghampiriku.. tanpa babibu, guntur segera memelukku erat.

Es krim ditanganku pun jatuh begitu saja, sementara beberapa lembar koyo ada didalam saku sweaterku.

Maafin aku sayang.. maaf, aku benar benar minta maaf.

Aku nyesel banget atas kesalah pahaman ini.

Guntur terus saja berkata maaf dalam pelukannya yang erat padaku.

Aku tahu aku salah.. enggak seharusnya aku seperti kemarin, tanpa mendengar penjelasannya terlebih dahulu dari kamu..

Dengan menatap mataku, mata bulatnya kini terlihat sembab dan berkaca kaca dihadapanku.

Butir butir beningpun terjatuh sudah dari kedua matanya menjatuhi pipinya.

Aku menatap balik wajah guntur dihadapanku ini.

Terlihat wajahnya yang kini memar dan sedikit membiru,

Ku temui sebuah rasa sesalnya dalam sorotan mata bulat nya yang indah itu.

Aku menyeka air matanya yang terjatuh dipipinya.

Guntur meringis sedikit kesakitan saat kusentuh lembut wajahnya, karena wajahnya pun terasa linu kini.

Aku juga minta maaf gun, begitu jawabku singkat.

Dan berjalan meninggalkan nya dibelakangku, pertanda aku masih marah padanya.

Guntur mengejarku dari belakang, lalu mengimbangi langkahku menuju beranda teras kosan, dan refleks menggandeng tanganku.

Saat guntur menggandeng tangan kananku, aku berkata aaawww.. karena guntur tanpa sengaja menyentuh lengan kananku.

Guntur menyadari, segera melihat lengan kanan ku itu..

Guntur terdiam sesaat setelah melihat lengan kananku ini,

Ya ampun.. maafin aku sayang.. MAAF :(

Aku bodoh, bodoh.. kenapa sampai enggak sadar kemarin? tangan kamu sampai seperti ini gara gara aku.

Kamu berhak marah sama aku, bahkan aku pantas kamu marahi.

Guntur merangkul ku dengan tangannya sampai keteras kosan.

Dan duduk dibangku panjang kosan seperti biasanya.

Aku masih saja terdiam karenanya..

Jangan diami aku gini, aku enggak kuat sayang.

Maafin aku.. lagi lagi kata kata maaf terucap dari bibirnya.

Aku menatap matanya kembali, nampak sudah rasa penyesalan itu terlihat nyata dari raut wajahnya guntur oleh mataku.

Aku perhatikan wajahnya guntur lekat lekat dihadapan ku ini.

Aku pun tak bisa marah berlama lama dengan guntur.

Bibirku seperti tidak bisa diajak berkompromi dan tersenyum kembali begitu saja dengan sendirinya didepan mata guntur.

Senyum manispun mengembang dari bibirku,

Guntur membalas nya dengan senyuman merekah dari wajahnya.

Sesaat mata kami berduapun saling menatap dan terpaut karenanya..

Ada debar debar rasa yang terasa begitu bergemuruh didada kami masing masing.

Dalam keheningan dimalam itu, sepertinya alam merestui dan semesta mengijinkannya..

Tanpa aba aba.. tanpa pengingat..

Guntur refleks mendekatkan wajahnya pada wajahku,

Dan menatap lembut mataku..

Aku bisa merasakan hembusan nafasnya dari dekat dan menghirup aroma parfume dari lehernya.

Sejurus kemudian guntur sudah merekatkan bibirnya pada bibirku.

Dan kami pun berciuman, guntur mencium bibirku lembut dan mengulumnya perlahan.

Masih dengan rasaku yang berdebar dan mematung karenanya tentang apa yang baru saja terjadi diantara kami.

Ciuman pertamaku guma ku dalam hati, begitupun dengan guntur.

Ini adalah ciuman pertama baginya.

Meski aku pernah punya pacar sebelumnya dan satya adalah pacar pertamaku, aku dan satya tidak sampai sejauh ini.

Aku dan satya tidak pernah berciuman, dengan satya aku hanya sekedar cium pipi dan kening saja.

Aku dan guntur sama sama tersipu malu kini,

Dengan perasaan yang masih terasa bergelora dihati masing masing.

Kami berduapun tersenyum kembali dibuatnya..

Semuanya terjadi begitu saja dengan cepat.

Tiada kata terucap diantara kami,

Kami saling tersenyum menatap malu-malu,

Pipiku merona merah karenanya..

Terlukis jelas di wajahku dan wajahnya,

Kami diam membisu sesaat.

Guntur menggenggam tangan kiriku erat dengan tangan kanannya.

Guntur bilang saling melengkapi, karena tangan kananku sedang sakit..

Guntur menjadi tangan kananku kini begitu ucapnya.

Akupun tersenyum mendengarnya..

Kami berduapun tertawa bersama sama.

Guntur kembali melihat lengan kananku yang memang terlihat memar membiru itu.

Guntur terus saja meminta maaf lagi dan lagi,

Dia mengelus lembut lengan kananku.

Dan menempelkan dua buah koyo ditangan ku, koyo yang tadi aku beli diwarung.

Tadi gunturpun ingin membelikan ku salep memar, namun aku bilang sudah punya..

Salep memar dari satya semalam lebih tepatnya.

Aku tidak bercerita pada guntur bahwa salep itu dari satya, hanya berkata aku sudah punya.

Guntur berkata padaku besok pokonya harus ketukang urut ucap nya begitu.

Sama seperti satya, tadi pun sepulang sekolah satya mengajak ku untuk ketukang urut bi mina langganan nya itu..

Namun aku menolaknya, tak apa apa satya biar sembuh sendiri saja ucapku. ( padahal sebenarnya akupun ingin mengurut lenganku, tapi tak ingin selalu merepotkan satya.

Pikirku satya sudah terlalu baik sejauh ini padaku. )

Tetap saja satya berkata, jika masih bengkak harus ke tukang urut biar aku yang antar nanti keita, begitu sahut satya saat pulang sekolah tadi.

Guntur terus saja mengusap lengan kananku ini,

Namun sejurus kemudian aku pun bergegas kedalam kosan sesaat dan tak lama sudah kembali lagi diberanda teras kosan duduk bersama guntur.

Ditanganku aku membawa sebuah pouch kecil yang berisi betaden, salep luka, plester, kapas, alkohol pembersih.

Yang aku ambil dari kotak p3k dikosan, yang memang telah disediakan dikosan ini.

Kini gantian sudah aku yang mengobati luka memar diwajahnya guntur.

Seketika gunturpun mendadak menjadi amat begitu manja padaku, seperti anak kecil yang sedang merajuk.

Aww..aww..sakit yang pelan pelan olesin betaden nya, perih yang..

Begitu lirih suaranya dengan manja padaku, aku tersenyum melihat tingkahnya itu.

Tak lama alil dan anton pun datang kekosan,

Merekapun bergabung bersama kami dibangku panjang depan teras kosan ini.

Kalian sudah baikan lagi? syukurlah ucap alil pada ku dan guntur.

Baikan gimana lil? tanya guntur menimpali,

Kita baik baik aja kok.. iya enggak sayang?

Aku hanya mengangguk,

Dasar gaya lo gun, huh...

"Kamu ini ya yang,, seperti tidak pernah salah paham saja" kini gantian anton membuka suaranya.

Kita jugakan sering salah paham.. tawa anton menggoda alil.

Ih dasar kamu yang, jangan bilang bilang keita dan guntur dong!

Hahaha.. kami berempat pun tertawa bersama diberanda kosan.

Lagi lagi alil membuka suaranya bertanya pada guntur,

Wajah lo kenapa bengap gitu? ini ada pouch p3k disini?

Biasa lil, namanya juga laki laki abis main jotos jotosan.. iya enggak sayang? matanya guntur melihat kearahku, jawab guntur dengan nada bercanda.

Tahu ah jawab ku jutek, duh jangan jutek jutek gitu dong nyi esihku.. ucap guntur dengan gemasnya sambil mencubit pipiku lembut.

Ah.. so sweet so sweet,, sahut alil menimpalinya,

Kita juga so sweetan yuk yang canda alil pada anton.

Dan lagi lagi kami semuapun tertawa bersama..

Menikmati malam minggu ini yang baru pukul sepuluh malam kurang.

Sejurus kemudian risye dan deris pun datang, merekapun bergabung sudah dengan kami menjadi berenam.

Kami pun berbincang dan bercanda sesaat diberanda teras kosan ini, sebelum para kekasih kami pulang kerumah nya masing masing.

Sepuluh menit kemudian setelah guntur tadi pamit pulang dari kosan.

Tiba tiba guntur menelepon ku,

Aku mengangkat telepon darinya dan berkata "cepat banget a sampai rumahnya?" tanya aku dari telepon.

Siapa yang sudah sampai rumah teh? aa belum sampai rumah, ini aa ada didepan gerbang kosan kamu.. keluar sebentar ya kedepan gerbang, aa tunggu didepan!

Kegerbang? kenapa a? tanyaku menimpali.

Udah kedepan dulu saja sebentar yang, cepatan ya ini udah malam soalnya.. klik telepon pun terputus.

Hmm.. ada apa sih guntur ini?, lirihku dalam hati sambil melangkah turun kebawah.

Karena tadi aku memang sudah rebahan dikamar kosan, sementara alil dan risye masih menonton tv dibawah.

Akupun membuka pintu gerbang kosan dari dalam lalu berjalan keluar menghampiri guntur didepan gerbang kosan.

Kenapa a? tanyaku pada guntur, dengan senyumannya tiba tiba guntur menyodorkan sebuah pelastik mini market indo alpa.

Yang kini pelastik itu sudah berpindah ditanganku.

Apa ini a? lihat saja sendiri sahut guntur,

Aku membuka pelastik itu dan ternyata didapatinya beberapa potong es krim stik woles dan beberapa potong cokelat silverking kesukaanku, yang ia beli dimini market 24jam yang tidak jauh dari kosanku.

Es krim sama cokelat, banyak amat a?

Ini buat aku a? tanyaku kembali keheranan.

Ya buat siapa lagi? buat anak kita? kan belum ada, sudah pasti untuk kamulah yang, jawab guntur dengan nada bercanda lalu tersenyum.

Kan tadi es krim yang lagi kamu makan jatuh pas aa peluk, ini gantinya, begitu ucapnya sambil tersenyum menatapku.

Astaga.. haha,akupun refleks tertawa dibuatnya.

Kamu tuh ya a ada ada saja, ngapain diganti segala sih?

Sudah sudah aa enggak mau dengar alasan apapun, pokonya dimakan ya sayang! ucapnya dengan mengelus rambutku lembut.

Bagi bagi aja sama alil juga risye ya..

Sekarang kamu masuk kedalam lagi sana, ini udah malam.. habis makan es krim langsung bobo ya!

Aku tersenyum menatapnya,

Selalu saja laki laki dihadapanku ini.. ada saja tingkahnya yang membuatku semakin jatuh cinta padanya, lagi dan lagi benar benar membuatku terkesan karenanya.

Guntur selalu punya cara dan berhasil memberiku kejutan tak terduga.

Sepele dan sederhana terlihatnya, namun sungguh aku menyukai ulahnya ini.

Sebelum ia pamit, guntur menarik tangan kiriku lalu mencium keningku cepat.

Dan berkata kamu masuk sana sayang, nanti Es krimnya keburu mencair.

Aa pulang dulu ya teh.. guntur menyalakan sepeda motornya.

Aku mengangguk dan tersenyum lalu berkata hati hati dijalannya a.

Guntur melajukan motornya dan semakin tak terlihat dari pandanganku.

Akupun kembali kedalam kosan.

•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~

Esok harinya diminggu pagi..

Masih pukul sepuluh pagi, guntur sudah stand by didepan kosanku.

Menjemputku yang memang akan belajar kelompok mengerjakan tugas satra sunda dirumah vina, bersama puput dan widya juga.

Dari semalam aku memang sudah bilang padanya akan belajar kelompok dirumah vina.

Aku diantar guntur kerumah vina, baru aku saja yang sampai dirumah vina.

Puput dan widya masih dijalan katanya..

Nah gini dong.. udah akur lagi ucap vina pada ku dan guntur diruang keluarga rumah nya vina.

kalau gunturnya jahatin lo lagi.. lapor gua aja ta, biar gua kasih pelajaran nih anak..oke!

Ucap vina dengan nada bercandanya padaku.

Hahaha.. dasar vina, tenang aja selow gua enggak akan pernah jahat sama keita, gua kan sayang banget sama cewek disebelah gua ini.

Ucap guntur menyahuti kata kata vina barusan.

Aku hanya tersenyum mendengarnya..

Sudah sudah.. kalian masih saja berdebat, aku menimpali keduanya.

Gimana tangan lo masih sakit ta? tanya vina kembali padaku.

Ya beginilah vina seperti yang lo lihat,

Parah lu gun, lihat tuh tangan pacar lo masih memar membiru gitu..

Tanggung jawab lo gun, ajakin ketukang urut sana..

Iya iya tar gua bawa ketukang urut, semalam gua udah bilang mau diantar ketukang urut enggak?

Nyi esih ini bilang enggak mau katanya takut diurut, canda guntur dengan tawanya padaku.

Apaan sih a? kan..kan bilang nyi esih lagi, hmm. ucap ku jutek pada guntur.

Ya..ya.. bercanda sayang jangan ngambek.. hehe.

Tahu ah ucap ku ketus, hahaha.

Udah udah stop.. gua enggak kuat lihat ke uwuan kalian berdua ini sahut vina padaku dan guntur.

Perasaan ini rumah gua, tapi kok gua yang jadi obat nyamuk nya disini ya..hahaha canda vina.

Aku dan guntur pun tertawa kembali karenanya.

Sejurus kemudian puput dan widyapun sudah bergabung dirumah vina.

Dan guntur pun dengan suka rela karena masih merasa bersalah atas bengkak ditanganku.

Akhirnya guntur menggantikan aku menulis karangan cerita sunda dalam empat lembar kertas polio penuh.

Aku tak pernah menyuruhnya bahkan meminta tolong padanya untuk menggantikan ku menulis.

Guntur tulus membantuku atas keinginan nya sendiri, dan aku lagi lagi terkagum dibuatnya.

Setelah apa yang dia lakukan padaku ini.

Guntur hanya menyuruhku diam saja dalam belajar kelempok ku ini..

Guntur bilang dia adalah tangan kananku kini, biar dia yang handle tugasku.

Aku hanya duduk manis disebelahnya, dan sahabat sahabat ku ini memakluminya.

Karena tanganku memang sedang cidera.

Lucu banget sih kalian berdua ini sahut puput menggodaku.

Uh..so sweet banget ucap widya menimpalinya.

Tahu ah ini anak dari tadi berdua emang so sweet mulu, vina kembali berkata..

Aku dan guntur dengan santainya hanya tertawa menanggapi mereka.

Selesai juga akhirnya karangan ini sahut guntur, lumayan ya.. lumayan pegal ternyata tangan gua ini ucap guntur dengan nada bercanda pada sahabat sahabat kelas ku ini.

Hahaha.. baru juga segitu gun, timpal puput.

Hehe, iya iya enggak ada apa apa nya kok segini mah.. iya enggak yank? guntur melirik ku yang sedang mengemil snack.

Snack snack dari meja ruang tamu rumah vina, yang memang telah vina sediakan untuk kami semua.

Hihi.. iya a, jawab ku singkat..

Kan kamu mah kalau lagi ngemil aja aku nya didatarin duh dengan nada sok manja nya didepan sahabat sahabat kelasku ini, hehe.

Biarin aja, hmm dengan nada bercandaku kembali menggoda dia kini.

Dasar kamu yank...awas ya kamu, hmm. begitu ucap guntur padaku.

Sahabat sahabat kelasku pun tertawa melihat tingkahku dan guntur.

🌷🌷🌷