Malam itu diteras kosan dera mengeluarkan unek unek nya yang ia ceritakan padaku tadi dikamar kosan, tertuju kepada heri kini.
Heri dan dera bertengkar hebat,,
Keduanya tak mau mengalah dan tak mau saling mengerti.
Keegoisan diri menyelimuti masing masing.
Setelah bertengkar dengan dera, heripun pergi begitu saja meninggalkan dera diteras kosan dengan amarah yang membara dalam dirinya.
Dera kembali kekamar kosan, dengan rasa kesal yang menyelimutinya.
Aku kembali menenangkan dera..
Dua puluh menit kemudian dera sudah mereda dan hanya terdiam ditempat tidurnya, seperti sedang memikirkan sesuatu.
Akupun tak ingin menggangunya, baru saja aku hendak membuka laptopku didepan meja belajar.
Kemudian ponselku berdering, ternyata dari satya..
Aku mengangkat teleponku,,
" ia satya.. ada apa? " lalu satyapun berkata dari sebrang telepon..
" ta, dera nomernya enggak aktip ya? lagi enggak aktip satya.
( Ya karena dari tadi memang sengaja tidak dera aktipkan teleponnya sejak bertengkar dengan heri. )
Aku cuma mau kasih tahu ucap satya dengan berat dari sebrang telepon sana..
Heri kecelakaan ta dijalan barusan.
Apa?? ucapku kaget seketika.. jangan bercanda kamu sat,
Nada suaraku enggak lagi bercanda kan ta?
Ini aku mau kerumah sakit barusan ditelepon taufan.
Taufan udah kerumah sakit duluan,
Kebetulan aku lagi sama raffi ini, bantuin raffi ngerjain tugas dirumahnya.
Kamu dengar kecelakaan itu dari siapa sat? refleks aku bertanya pada satya..
Dari taufan ta, tadi taufan yang dihubungi orang, kebetulan taufan emang lagi telepon heri tadi terus ada orang yang ngangkat bilang yang punya hape nya lagi dibawa ke ugd kecelakaan motor.
Astaga aku syok sekali mendengarnya..
Dengan telepon dari satya yang masih terhubung diponselku,
Aku menghampiri dera yang masih terdiam tak mengerti apa yang terjadi?
Dera hanya menyimak ku tadi mengangkat telepon dimeja belajar.
Lalu aku berkata pada dera..
Pelan pelan kuatur nada bicaraku " heri kecelakaan dera "
Dera yang mendengarnya sontak terkaget dan terkulai lemas..
Seolah percaya tidak percaya mendengarnya.
Dera meraih teleponku dan memastikan nya kembali berbicara pada satya.
Kini dera benar benar tidak berdaya setelah mendengar kembali ucapan yang sama denganku dari satya.
Gua mau ke rumah sakit sat ucap dera yang sudah terduduk dilantai dekat tempat tidurnya dengan lemas.
Aku meraih kembali ponselku yang sudah tergeletak dilantai saat dera mendengar dari satya, refleks dera menjatuhkan ponselku dari duduknya.
Hallo keita.. ucapnya padaku, iya ini aku satya.
Kamu tolong tenangin dera dulu ya ta, temani dera..
Aku sama raffi kekosan kamu sekarang, kita kerumah sakit bareng ya!
Iya satya, aku tunggu disini begitu kataku.. kamu hati hati dijalan ya sat! klik teleponpun aku matikan.
Dera masih dengan posisinya duduk dan terlihat tidak bergairah.
Aku mengambil air minum dalam teko didekat nakas lalu mengisinya kedalam gelas.
Ku berikan gelas itu pada dera agar perasaannya sedikit lebih tenang.
Aku mengusap punggung dera sekedar menenangkan hati nya, dera meminum air putih itu, tak lama dera memeluk ku dan tangisnya pun pecah dalam pelukanku.
Sabar de ucapku, sabar.. kita berdoa semoga heri enggak kenapa napa ucapku menenangkannya.
Tak lama satya dan raffi sudah ada didepan gerbang kosan sahutnya.
Aku dan derapun segera turun kebawah dengan pakaian seadanya yang kita berdua kenakan tadi setelah mandi sore.
Lebih tepatnya aku dan dera memakai baju tidur.
Aku membungkus pakaian ku dengan jaket dan ponsel disakuku beserta beberapa lembar uang yang ku ambil asal dari dompetku entah berapa nominalnya.
Dan bergegas kebawah menemui satya juga raffi.
Terduduk kini aku dalam boncengan sepeda motor satya, sementara dera dibonceng raffi.
Kami berempat menuju rumah sakit umum dikota.
Tak hentinya aku bertanya pada satya, tentang kecelakaan heri.
Satya pun tidak tahu pasti sahutnya.. taufan yang tahu ta, nanti kita tanya taufan saja ya.
Iya satya.. tapi orang tua heri udah dikabarin kan?
Udah keita, tadi taufan yang ngabarin ayah nya heri.
Katanya sih lagi menuju rumah sakit juga sama seperti kita.
•~•~•~•~•~•~•~•~
Rumah sakit umum..
Sampai dirumah sakit umum, kami berempatpun langsung menuju ruang ugd ( unit gawat darurat )
Didapati taufan sudah menunggu disana,
Tampak heri yang sedang berbaring tak sadarkan diri dalam ruang ugd.
Dera hanya mematung memandangi heri dari balik kaca ugd diluar ruangan..
Dokter berkata keadaan heri kritis, tabrakan yang terbentur keras dengan mobil.
Dan heri kekurangan banyak darah.
Tak lama tangis derapun kembali pecah tak terbendung,
Isak tangis menyelimuti didepan ruang ugd itu ,
Akupun tak kuasa menahan air mataku bersama satya disebelahku,
Satya terlihat tegar namun aku tahu hatinya pun menjerit melihat kondisi sahabat tersayang nya itu.
Kami berlima duduk terdiam dikursi rumah sakit ini dalam keheningan masing masing.
Tak lama orang tua heri datang,
Dera yang sudah mengenal ibu nya heri..
Memeluk erat ibu nya heri, keduanya pun menangis dalam pelukan.
Ayah nya heri bertemu dokter dan masuk kedalam ruang ugd.
Hatiku terasa ngilu sekali melihat pemandangan ini semua didepanku.
Pikiranku pun flashback saat dikamar kosan, saat heri meneleponku tadi, saat aku mendiamin pesan dan telepon masuk darinya, saat bertemu dengan nya tadi dikosan.
Aku merasa menyesal.. aku juga merasa sedih seperti dera.
Mungkin dera jauh lebih sedih dariku, terlihat raut kesedihan yang amat begitu mendalam juga penyesalan dalam sorot matanya dera.
Ayah nya heri memanggil istrinya, dan keduanya pun masuk keruangan dokter bersama untuk mengurus segala hal disana.
Dera yang kini duduk disebelah bangku ku, aku yang duduk berada ditengah tengah sebelahku lagi adalah satya.
Aku menggenggam erat tangan dera, sabar ya dera.. ucapku lirih.
Dera menyenderkan kepalanya dipundak ku, aku merangkul dera dengan tanganku dari belakangnya dan mengusap pundaknya.. sekedar menenangkan hatinya.
Satyapun bangkit dari duduknya dan berjalan entah kemana?
Namun tak lama satya kembali dengan membawa beberapa botol air mineral dalam plastik.
Dan membagi bagikan air minum itu padaku. dera, raffi juga taufan.
Aku membuka tutup botol air minum kemasan ditanganku, nampak nya tanganku amat begitu lemasnya seolah tak ada tenaga yang tersisa.
Satya pun refleks mengambil botol mineral dari tangan ku dan membuka kan tutup botol itu untuk ku.
Makasih sat, ucapku lirih.. satya mengangguk disebelahku.
Aku memberi botol minum yang sudah dibuka tutup nya itu pada dera.
Dera segera meminum nya, satya kembali meraih botol mineral satu lagi yang memang milik ku dan membuka kan nya kembali untuk ku.
Kamu juga minum ya ta, biar tenang ucap satya padaku.
Aku pun mengangguk..
Alil pun datang ke rumah sakit umum ditemani anton,
Diantara kami dari tadi tidak ada sama sekali yang memegang ponsel.
Ponsel terdiam dikantong saku masing masing.
Rupanya alil tahu dari amamet dan langsung menuju kemari saat tadi sampai dikosan dengan diantar anton.
Keita, dera ucap alil.. dengan anton yang mengekor dibelakang nya alil.
Alil ucapku, ya ampun.. gimana cerita nya? sahut alil yang sudah bergabung duduk dibangku panjang rumah sakit duduk disebelah dera.
Dan anton duduk dibangku depannya bersebelahan dengan raffi.
Nanti ya ceritanya lil sahutku.. alil mengangguk,
Sabar ya dera.. kamu kuat! ucap alil..
Sabar juga ya satya.. taufan, raffi.
Satya mengangguk menimpali alil.
Heripun kini sudah dipindahkan dikamar pasein, namun heri belum sadar juga.
Karena dirumah sakit dibatasi untuk orang orang yang berjaga.
Sebagian dari kami pun harus pulang, esok pun kami harus bersekolah.
Ayah dan ibu heri mengucapkan banyak terima kasih pada kami semua.
Benar benar solidaritas sekali persahabatan kalian ini..
Terima kasih atas waktu nya sudah datang kemari melihat keadaan heri.
Doakan saja semoga heri cepat sadar dan sehat seperti sedia kala dengan kata yang terbata bata namun kini ibu heri terlihat lebih tegar, dari pada saat pertama datang kerumah sakit.
Dera tidak mau pulang, ia bersikeras ingin tinggal dirumah sakit menemani heri.
Ayah dan ibu heri mengijinkannya, karena tahu dera adalah kekasih anaknya.
Sementara yang lain pun pulang..
Aku dan satya pamit paling akhir, setelah alil dan anton, taufan dan raffi.
Makasih satya.. kamu yang sabar ya ucap ayahnya heri yang memang sudah mengenal satya dari kecil.
Om dan tante juga yang sabar ya..
Saat aku hendak pamit pulang pada kedua orang tua heri.
Akupun menyalami punggung tangan ibu nya heri, tanpa disangka ibu nya heri berkata..
Ini pasti pacarnya satya ya? sama sama cantik seperti pacar heri.
Satya yang mendengar langsung berkata iya tante..
Aku hanya tersenyum menanggapinya, dalam hatiku berkata dasar satya.
Kalian berdua hati hati dijalannya ya..!
Jangan mengebut ngebut bawa motor nya satya ucap ibu heri padanya.
Iya tante.. om, dera, kami pamit pulang dulu ya..
Kini tinggal dera beserta orang tuanya heri dikamar pasein itu.
Aku pulang bersama satya dari rumah sakit umum ini.
Diparkiran rumah sakit aku berkata, kamu ya tadi bilang aku pacar kamu sat..
Satya tersenyum.. maaf ya keita,hehe.
Hmm.. jawab ku.
Yaudah yuk pulang satya, lagian sudah malam ternyata sudah hampir pukul sebelas malam kini.
Satya mengangguk..
Aku menaiki motor satya, lalu berkata kembali..
Bawa motor nya hati hati ya sat, jangan ngebut ngebut!
Siap ibu bos.. dengan nada bercandanya. dasar kamu satya, masih aja bisa bercanda dalam keadaan seperti ini ucapku.
Satya hanya tersenyum dan menancapkan gas lalu melaju bersamaku diatas sepeda motornya menuju kosan.
Diperjalanan dalam boncengan satya, aku meronggoh saku jaketku untuk mengecek ponselku.
Namun kudapati ponsel ku mati alias lowbat.
Memang tadi batre diponselku sudah hampir habis.
Karena terburu buru kerumah sakit sampai sampai tak sempat aku charger ponselnya.
Jangankan fokus dengan ponsel, keadaan sedang begini mana mikirin ngecharger hape. guma ku dalam hati.
🌷🌷🌷