Seperti biasa saat sebelum latihan teater kita semua pemanasan dan berlari mengelilingi sekitar gedung kesenian saat aku melewati lapangan basket gor terdengar suara memanggil namaku okta panggilnya.
Dia melambaikan tangannya, aku menghentikan langkahku hei bima ucapku. Lo latihan basket juga ? iya jawabnya. Gimana kaki lo udah baikan ? Diapun tersenyum udah tha, syukur deh ucapku. semangat latihan teaternya tha sambung bima padaku.
Aku menggangguk, gua duluan ya bim.
Diapun kembali melambaikan tangannya bye okta dan aku segera berlari kembali menyusul teman teman teater lain yang sudah jauh berlari didepanku.
Kak samil menghampiriku dan berkata ternyata ada yang panggil lo okta juga selain gua, kak samil pun tertawa. ( seandainya kak samil tahu, padahal gara gara kak samil saat itu kebetulan memanggil namaku okta, saat bima pertama kali mengenalkan namanya padaku dan dia bertanya namaku. Bima mendengar kak samil menyebutnya okta dan jadilah bimapun memanggil namaku dengan menyebutnya okta ) saat break teater akupun menemani puput mencari cemilan disekitar gor. Es cincau segar kali ya ucap puput padaku, noh didepan beli yuk keita. Ayo jawabku.
Setelah sampai di abang abang penjual cincau puput memesan dua gelas, satu untukku satu untuknya. Tiba tiba seseorang menghampiriku dan mendarat disebelahku beli es cincau juga nih tha, aku menoleh terlihat bima disebelahku. Hei bim sapaku padanya. Iya nih lagi pengen minum es cincau dicuaca panas gini segar. Lo sendiri ? barusan gua habis beli es teh manis nih tha sambil menunjukan sebuah botol tupperwere berwarna pink padaku. kaya kenal tuh botolnya goda gua pada bima.
Bimapun tersenyum tentu kenallah, btw enggak apa apa nih buat gua menunjuk botolnya. Selow deh bima. Sementara puput yang sedang memesan es cincau hanya menyimak saja dan begitu penasaran padaku beberapa pertanyaan sudah melintas dipikirannya untukku. Oiya bim lo emang udah lama latihan basket digor ? udah tha, dari gua smp kelas dua sampai sekarang. Oh gitu ucapku. emang biasanya latihan basket digor tiap hari apa bim ? latihan khususnya sih ya jumat sama minggu. Tapi selain hari itu enggak nentu sih bebas gimana mau anak anak aja oh ucapku. puput membawa dua gelas es cincau didepan meja yang bangkunya sedang kududuki. Ketika ia hendak akan meminumnya tiba tiba kak ramadhan meneleponnya dan berkata menunggu digedung kesenian ingin memberi pesanannya puput. Duh kak rama ucapnya. Tha aku duluan ya kata puput. Es cincaunya buat kamu aja deh sama teman kamu. Loh kok put ? ini kak ramadhan blablabla. Oh oke deh put, tar aku pesanin deh satu gelas dibungkus buat kamu put. Sip tha. Aku duluan ya, puput pun meninggalkanku bersama bima.
Akhirnya es cincau yang dipesan puput ini jadi buat aku dan bima. Ada ada aja ya tha teman lo. Aku hanya tersenyum. Btw gua bagi nomer lo boleh kali ta ? hmm.. enggak ah, kenapa enggak boleh okta ? buat apa dulu emangnya bim ? buat gua pajang dirumah nomernya. Akupun tertawa..haha. iya bisa bisa jawabku. Ya buat komunikasi okta, buat jadi teman gua lah begitu ucapnya. Teman ? emangnya kita seakrab itu ya bisa dibilang teman ? jadi lo enggak mau temannan sama gua nih, aku tersenyum. Just kidding bima. gini deh kalau kita ketemu sekali lagi tanpa sengaja gua kasih nomer gua deh. Dan lo boleh jadi teman gua yang bukan hanya teman kenal selewat saja. Setuju ? maksudnya gimana okta ? ya seperti teman teman gua disekolah banyak yang kenal tapi ya kenal selewat saja.
Bukan teman yang benar benar kita kenal menjadi akrab. Oh iya gua paham. Oke deh setuju ucap bima.
Kita berduapun menikmati es cincau bersama.
Aku pun melirik jam dipergelangan tanganku, sekitar lima belas menitan aku ngobrol bersama bima. Duh enggak kerasa sebentar lagi sudah waktunya lanjut latihan teater lagi nih bim. Gua duluan ya saat aku ingin membayar dua gelas es cincau dan segelas es cincau yang dibungkus untuk puput, ternyata bima sudah membayarnya. Bim kok udah lo bayar sih ? selow okta. Ini uangnya gua jadi enggak enak, memberi uang pada bima. Apaan sih tha, uang lo simpan lagi aja ya.
Gua juga mau balik kelapangan basket tha lanjut latihan, bima mengusap rambutku dengan tangannya yang lebar. Bye keita ucapnya. Bima memang tinggi terlihat begitu jomplang bila disebelahku, jauh banget soalnya dengan tinggi badanku. postur tubuhnya bagaikan tiang listrik tinggi kurus. Tapi tidak kurus kurus amat sedikit berisi namun pantas. bisa dibilang bentuk tubuhnya profesional seperti atlet basket sungguhan. Mungkin tingginya lebih dari 170cm kelihatannya. ( dan memang benar tingginya bima sekitar 182cm lebih sedikit hampir 183cm) ( sedangkan guntur tinggi badannya sekitar 170 atau 172cm. Tinggi badan guntur tidak jauh beda dengan satya. Sementara aku ?? udah deh jangan tanya tinggi badanku, tinggi badanku saat sma benar benar minimalis sekali hanya sekitar 152cm mungil bangetkan hahaha. Namun kini dimasa depanku saat ini setidaknya ada kemajuan tinggi badanku bertumbuh meski hanya 3cm menjadi 155cm. Akupun tetap bersyukur atas hidupku ini. No body is perfeck you know ? dan diusiaku sekarang yang ke 25tahun saat ku tulis novel ini.
Masih banyak yang mengiraku baru lulus sma loh, kadang ada juga yang bilang aku de padahal orang yang menyebutnya lebih muda dariku. Begitulah seringkali terkecoh denganku karena si aku ini yang terlahir minimalis dan imut imut..hehe,
Tak ada yang aku sesali, ambil sisi positifnya saja dengan penuh rasa syukur. Aku selalu terlihat jauh lebih muda dari usaiku sebenarnya :))
•~•~•~•~•~•~•~
Usai sudah latihan teater..
Ttadi setelah selesai jam break teater puputpun bertanya padaku tentang siapa cowok kostum basket itu ?
Akupun bercerita apa adanya pada puput. Puput hanya mengangguk mendengarnya. Puputpun berkata, beruntung ya jadi kamu keita dikelilingi cowok cowok ganteng godanya padaku. apaan sih put ? puput menyebut satu persatu. Satya, guntur, sekarang cowok basket yang tinggi itu ? oiya satu lagi kak akbar. Hah kak akbar ? sahutku. Iya kak akbar secara tidak langsung kamu yang paling dekat dan akrab banget sama kak akbar dibanding anak anak teater lain yang seangkatan kita. Hmm emang iya apa put ? biasa aja kali, perasaan sama semuanya juga akrab ucapku. itu sih menurut kamu nya aja put.huh. ih keita serius tahu.
Udah ah ayo lanjut latihan lagi..
Aku dan puput juga bersama teman teman teater lainnya kembali latihan hingga selesai.
•~•~•~•~•~•~•~•~
Akupun menunggu guntur didepan gedung kesenian. Pukul lima kini lewat seperempat hampir mau setengah enam sore.
Perlahan satu persatu anak anak teaterpun sudah mulai meninggalkan gedung kesenian. Kak akbarpun menemaniku menunggu guntur, ( dalam hatinya akbar berjaga jaga bila guntur tak menjemputku ) dan tepat setengah enam kurang lima menit gunturpun sampai standby didepan gerbang gedung kesenian lengkap masih menggunakan kostum bolanya dan sepatu bolanya. Pulang main bola dia buru buru langsung menjemputku.
Diapun meneleponku menyuruhnya kedepan gerbang. Akupun pamit pada kak akbar. Setelah aku dan guntur pergi, kak akbarpun baru meninggalkan gedung kesenian pulang kerumahnya. ( dalam hatiku kak akbar baik sekali menemaniku sampai guntur datang ) setelah aku didepan gerbang, aku melihat guntur namun bukan dengan motornya.
Dijalan gunturpun menjelaskan padaku, motor aku bocor keita tadi diperapatan arah yang mau kesekolahku, aku langsung telepon andri buat jemput aku. Terus andri nganterin aku dulu mencari tempat tambal ban terdekat buat benarin motorku. akhirnya ketemu juga diujung jalan dekat sekolahku dan andri sekarang lagi nungguin motorku ditempat tambal ban.
Maaf ya keita kamu jadi nunggu lama, Ini aku pinjam motor andri. Kebetulan andri ikut main bola sama aku juga tadi. Ya ampun gun, kenapa kamu enggak bilang dari tadi ? kalau tahu gitu kamu enggak perlu jemput aku juga enggak apa apa. Aku bisa pulang bareng teman teman teater.
Iya enggak bisa gitu dong keita, apapun yang terjadi aku harus tetap jemput kamu tha. kan aku sudah janji setiap habis nganterin kamu kegedung kesenian, aku selalu bilang pulangnya nanti aku jemput lagi ya begitu ucapannya guntur padaku.
Aku terhanyut mendengar perkataannya. Sejauh ini aku mengenalnya guntur berusaha selalu menempati janjinya padaku sekecil apapun itu meski dari hal yang biasa dan sederhana. Gunturpun mengajak aku ketempat tambal ban, dan benar saja andri sedang menunggu. Hei keita meet again ucapnya padaku. sok inggris deh lo ndri celetuk guntur padanya dengan nada bercanda. Dan aku tertawa mendengarnya. Makasih ya ndri nih motor lo, guntur mengembalikan motornya pada andri. Dan menukar kembali dengan motornya.
Setelah guntur membayar jasa tambal ban, motor guntur dan andri berjalan beriringan, dipersimpangan andri berbelok kearah jalan rumahnya dan mengklakson motornya tanda pamit duluan. Sementara gunturpun mengantarku pulang sampai kekosanku tepat disaat adzan magrib berkumandang.
🌷🌷🌷