Chereads / Asmara / Chapter 31 - Bab 30

Chapter 31 - Bab 30

Dikamar tidur kudapati dera yang baru terbangun lalu bergegas mandi dengan terburu buru ternyata dera ada janji dengan temannya.

Bersiap siap secepatnya dan pamit padaku lalu derapun pergi.

Dikamar sudah aku sendiri, aku membuka beberapa pelajaran dan tugas sekolah. Akupun tenggelam dengan duniaku.

Tanpa terasa pukul 11 kurang 20 menit dan ponselku berbunyi, aku cek hapeku ternyata panggilan masuk dari guntur. akupun mengobrol dengan guntur. guntur bilang dia baru bangun itupun kebangun gara gara ada temannya kerumah.

Terus aku langsung mandi pas temanku sudah pulang aku langsung telepon kamu deh begitu guntur menjelaskannya. Maaf ya baru ngabarin jam segini ucap guntur, aku semalam nonton bola soalnya bareng andri. Jadi bangunnya siang, iya santai saja kali gun sahutku. Dan blablabla kitapun mengobrol sekalian membahas tugas praktekku tentang sulaman.

Gunturpun menawarkan diri mau cari bahan bahan tentang sulaman enggak ? atau belajar dari buku buku sulaman. Kalau mau ayok aku temani ketoko buku sahutnya, guntur sudah tahu hari ini aku sedang tak latihan teater digedung kesenian.

Yasudah jawabku ayok kalau enggak ngerepotin.

Santai keita enggak ngerepotin ini ucap guntur padaku. kalau gitu aku jemput kekosan kamunya habis duhur ya tha soalnya aku mau kebengkel ganti oli dulu sekarang, oke jawabku. Yasudah sana ganti oli dulu saja ucapku. bye gun, iya keita. Klik teleponpun terputus.

Setelah duhur benar saja guntur menjemputku kekosan dan dia mengantarku ketoko buku disalah satu mall besar dikotaku.

Kamipun pergi kegramed mencari beberapa buku tentang sulam dan gunturpun membantuku menemukan buku buku sulaman. Selesai dari gramed, kami menuju time zone dilantai atas mall dan bermain time zone disana seharian hingga tak ingat waktu. Semua permainan game disana kami coba, hingga akhirnya kami terhenti disatu permainan dan terus terusan bermain game bola basket.

Gunturpun bercerita dia punya teman anak basket, main basketnya jago banget dan tubuhnya begitu tinggi lebih tinggi dari dia. Anaknya asik, konyol, baik pula. lucunya dia lagi jatuh cinta sama cewek sekarang begitu cerita guntur padaku. aku hanya tersenyum mendengarkannya, kamu juga jago ini main basketnya sahutku.

Ngeledek ya kamu keita, rajuknya padaku. ngeledek apaan sih gun ? aku serius kamu juga main basketnya jago buktinya dari tadi bola basket ini selalu tepat masuk keranjang. Keita ini kan Cuma game, kalau tanding basket benaran aku bukan ahlinya. Aku bisanya main ? belum selesai guntur berbicara, aku memotongnya iya aku tahu kamu bisanya main bola. Gunturpun tertawa tepat sekali keita, nah itu kamu tahu. Gunturpun mencubit pipiku gemas. Aduh sakit ih rajukku bercanda, Kamu tuh cubby keita aku suka pipi kamu ucap guntur padaku diselingi senyuman manisnya yang khas. Kamu suka pipi chubby aku gun ? yasudah nih bawa saja pipinya sahutku. Enggak mau ah pipinya saja mah, aku maunya orangnya juga aku bawa pulang candanya padaku. aku dong berarti ya ? ucapku. iya terus siapa lagi ? kata guntur. aku bungkus ah kamunya mau ya, dan kami berduapun tertawa bersama..hahaha.

Pulang dari toko buku dan time zone, guntur membawaku kesebuah warnet diujung jalan kota.

Akupun bertanya mau ngapain kewarnet ? guntur bilang mau makan , aku berkata jangan bercanda kamu gun, ini kan warnet bukan tempat makan sahutku. Siapa bilang aku bercanda tha, aku serius memang mau makan ucapnya.

Gunturpun menarik tanganku lebih tepatnya menggenggam jemariku mengajaknya kedalam warnet. Nah ini dia tempat makannya dan memang tempat makan. Ternyata warnetnya itu dilantai dua, lantai satu itu memang tempat makan seperti angkringan berbagai macam menu disediakan jajanan ataupun cemilan anak muda tersedia.

Aku dan gunturpun memesan bakso dan minumnya aku es jeruk, guntur teh botol. Guntur bercerita tempat ini adalah tempat favorite dia dan teman temannya nongkrong ataupun ngenet.

Kadang kalau bosan ngerjain tugas kelompok dirumah, kita suka belajar kelompok disini sekalian ngenet game bareng bareng. Begitu cerita guntur padaku. akupun menimpali itu sih memang niatnya mau ngegame aja kali bukan belajar kelompok, gunturpun tertawa haha.. tahu aja ya kamu tha, ( ya saat itu memang belum ada mobile legend, pubg, dan game game mobile lain, tentu saja bermain game lebih seru online dengan perangkat lunak komputer ataupun ps )

Aku malahan baru tahu ada tempat sekeren ini ucapku, gunturpun tersenyum. Dan pesanan bakso kamipun datang, kami berdua lanjut menikmatinya.

Guntur juga bercerita tentang salah satu jurusan disekolahnya jurusan broadcast atau biasa disebutnya penyiaran. Ada salah satu temannya dari jurusan itu kebetulan anak klub bola. Temannya itu selalu bercerita tentang siaran radio.

Sedikit cerita yang aku dengar dari guntur, disekolah guntur ada klub siaran radionya namun yang dapat menjadi penyiar radionya hanya untuk anak anak broadcast saja. Intinya mereka memiliki studio siaran radio disekolahnya, dan siaran radionya khusus untuk murid murid disekolahnya saja.

Jadi tidak sembarang orang bisa mendengarkan channel radionya atau frekuensinya karena memang dikunci.

Kecuali bila kita bisa mengaksesnya dan membuka dengan id sekolah. Hanya murid murid disekolah guntur yang memilik idnya. Namun guntur memberikan idnya padaku, menyuruhku mendengarkan siaran radio dari sekolahnya.

Biasanya siaran radio itu setiap malam minggu atau sabtu sore dari jam lima sampai jam sebelas malam.

Acaranya tentang musik atau curhatan dan bergantian siarannya.

Terkadang ada saja anak anak penyiar yang menginap disekolah.

kebetulan malam minggu besok teman aku yang jadi penyiarnya, kamu dengarin siarannya ya begitu ucap guntur memintaku. Gunturpun menyetting settingan radio dari ponselku.

Memangnya enggak apa apa ya gun aku dengarin radionya ? akukan bukan murid sekolah kamu, ucapku polos. Ya enggak apa apa tha, kan kamu pakai idku sahut guntur. aku juga dikasih tahu temanku itu agar frekuensi radio sekolah bisa diakses dari luar, sambung guntur. kenapa aku harus mendengarkan radio sekolah kamu gun ? tanyaku padanya. Ya pokonya dengarkan saja jam delapan malam ya.

Oh iya nama penyiarnya adiban negara. Itu teman aku biasa dipanggil diban namanya. Ucap guntur padaku dengan menatap mataku, pokonya kamu harus dengarin siaran radionya ya janji ? Baiklah jawabku. Setelah makan, gunturpun mengantarku pulang kekosan. Guntur mampir sebentar dikosanku bergabung dengan alil, dera juga teman laki laki alil dan dera diberanda depan rumah untuk santai sejenak bertukar cerita.

Kami semuapun berbincang bincang sekedar mengakrabkan diri masing masing agar lebih saling mengenal teman teman dekat dari sahabat sahabatku juga.

Dan membuat suasana lebih hangat. Sementara risye sedang keluar dengan teman dekatnya.

•~•~•~•~•~•~•~•~

Pulang sekolah,,

Sabtupun tiba seperti biasa rutinitasku setiap sabtu pulang sekolah adalah latihan teater kembali kegedung kesenian.

Dan sama halnya dengan sabtu yang sudah sudah guntur mengantarku kegedung kesenian, rupanya pulang sekolah guntur langsung menuju kosanku masih lengkap dengan seragam sekolahnya hanya saja guntur mengenakan sweater diluarnya.

Guntur menungguku bersiap dari ruang tv. Pukul dua siang sudah dengan cuaca yang begitu panas guntur mengantarku namun sebelumnya kami berdua makan siang dulu dikantin rumah sakit.

Sesampainya digedung kesenian guntur mengingatkanku kembali jangan lupa nanti dengarkan radio sekolah aku ya. Iya jawabku. Gunturpun tersenyum dan undur diri, pulang latihan aku jemput seperti biasa ya ucap guntur padaku.

Guntur melambaikan tangan dari motornya dan berlalu..

Akupun memasuki gedung kesenian hampir setengah tiga sebentar lagi latihan teaterpun dimulai.

Seperti biasa saat berlari kecil pemanasan olah tubuh, aku melihat bima dilapangan basket, bima melambaikan tangannya dan tersenyum padaku. akupun membalas senyumannya bima dan lanjut berlari kecil mengelilingi gedung kesenian.

Diputaran selanjutnya mulai lagi dari awal mengelilingi jalan yang sama, Kini bima sudah bergabung disebelahku ikut berlari, bim bukannya lo lagi latihan ya dilapangan basket ? kok ikut lari sih tanyaku. Selow okta gua lagi break basketnya jadi bebas dong bisa lari sama lo ucap bima disebelahku mengiringi langkah kakiku. Aneh lo bim, lagi break itu harusnya lo istirahat sejenak biar enggak capek eh malah lari lari gini bareng gua. Ya enggak apa apa okta, gua suka kok. Lari gini mah enggak bakal capek ini buat gua. Yayaya akupun menimpalinya terserah lo aja deh bim dan akupun lari mendahului bima, bimapun menyusulku. Saat aku break latihan teater bimapun mengirimiku pesan.

Bima bilang dia sudah selesai latihan basketnya dan bima mengajakku pulang bareng.

Dia rela menungguku bila aku mau pulang bareng dengannya.

Baru pukul empat aku melihat jam dihapeku, sedangkan latihan teaterku masih ada satu jam lagi. Aku jawab pesannya, aku bilang sudah ada yang jemput sorry bim.

Bimapun mengerti yasudah tak apa balasnya. Karena memang dari awal bimapun sudah tahu aku sedang dekat dengan seseorang. namun bima tak pedulikan itu siapapun orang yang lagi dekat denganku bima tetap maju selama aku belum punya pacar. Bimapun sadar cewek seperti okta mustahil bila tidak ada yang menyukainya, secara dimata bima okta terlihat begitu manis dan baik. Kemungkinan teman laki laki oktapun banyak yang menyukainya dan berpikiran sama dengan bima bahwa okta memang menarik. Justru itu wajar adanya. memiliki saingan merupakan tantangan tersendiri bagi bima untuk menakhlukan hati okta. Bersaing secara sehat saja pikir bima dalam hatinya. ( namun sayangnya tidak semua orang berpikiran sepertimu bima. Ada juga orang orang yang mundur duluan bahkan sebelum memulai ) Harus bima akui, bima memang menyukai okta terlepas dari apapun.

Hatinya tulus untuk okta sejak pertama okta mengobati luka dilututnya. Bima sudah menyukainya. Bimapun pamit pulang duluan pada okta.

Gunturpun menjemputku tepat waktu dari gedung kesenian. Pukul lima lewat sudah kami diperjalanan pulang. Gunturpun mengajakku jalan jalan sore mengintari sekitaran pusat kota sebelum ia mengantarku pulang kekosan.

Kamipun menikmati surabi coklat didekat salah satu kampus negeri dikotaku. Sambil menikmati pemandangan sore. Seperti biasa aku selalu menikmati moment moment seperti ini, saat berdua bersamanya terasa begitu berkesan dan bermakna. Banyak hal yang kita sharing berdua.

Dengannya adalah hari hari yang paling indah yang pernah aku lalui saat saat masa remajaku.

Akupun tidak tahu bagaimanakah kisah remajaku bila tanpanya mengisi hari hariku ? mungkinkah akan terasa monoton.

Tentunya tak akan kurasa seseru ini dan seindah ini.

Bersamanya adalah hal yang paling menyenangkan saat itu.

Menatap mata bulat yang tajam dan penuh kehangatan itu serta melihat senyumnya merekah dari bibirnya adalah hal yang paling kusuka.

Tanpa terasa sudah pukul tujuh malam. Gunturpun mengantarkanku pulang, dia bilang padaku katanya dia ada perlu jadi mengantarku pulang lebih awal.

Didepan gerbang kosan, aku terdiam dengan wajah datar dan bibirku membentuk kerucut. Seolah membaca raut wajahku, gunturpun mengelus rambutku dan berkata jangan cemberut gitu dong, nanti cantiknya hilang loh ucapnya dengan nada merajuk.

Bukan aku enggak mau lebih lama menghabiskan malam minggu ini sama kamu. Tapi aku sudah ada janji sama temanku jawabnya. Hmm.. teman yang mana ? perempuan ya ? dengan nada jutek jawabku. Gunturpun tersenyum menanggapinya dengan santai, jangan jutek jutek ah ngomongnya menggodaku, kalaupun itu janjiannya sama perempuan sudah pasti itu sama kamu keita ucapnya lembut.

Aku enggak punya teman perempuan lain yang dekat sama aku selain kamu.

Sumpah aku serius. Guntur meyakinkanku dengan tatapan matanya itu dan memang benar aku menangkap sebuah kejujuran didalamnya..

Intinya nanti jam delapan kamu harus dengarkan siaran radio disekolahku ya.

Begitu ucapnya.

Nanti aku telepon kamu ya tha kalau aku sudah dirumah.

Aku hanya terdiam dan mengangguk saja.

Guntur kembali tersenyum dan menatapku.. tiba tiba dengan tatapan lembutnya namun dalam, gunturpun mendekatkan wajahnya pada wajahku semakin dekat dan dekat membuat jantungku tiba tiba berdebar dan terasa begitu cepat detakannya.

Perasaan apa ini gumaku dalam hati, akupun bisa merasakan hembusan nafas guntur yang semakin dekat diwajahku.

Gunturpun mendorongku ketepi pagar tinggi depan kosanku wajah kamipun semakin dekat, dengan gugup dan perasaanku yang campur aduk akupun telah memejamkan mataku refleks.

tiba tiba gunturpun tersenyum menatapku, akupun kembali membuka mataku ( pandangan kamipun bertemu. gunturpun mengelus lembut rambutku dan tiba tiba dia mendaratkan sebuah kecupan tepat dikeningku.

Akupun merasa kaget dengan diiringi perasaan yang masih berdebar tak karuan. ( kecupan pertamaku dikening darinya ) gunturpun kembali tersenyum dan mengusap rambutku.

Jangan cemberut lagi ya ucapnya.

Aku pergi dulu ya, gunturpun menyalakan motornya pamit padaku dengan senyuman dibibirnya.

Sementara aku masih bersandar pada tepi pagar dan terdiam melihatnya berlalu begitu saja dihadapanku bersama irama detak jantungku yang masih berdetak cepat dan tak karuan pastinya :))

🌹

🌷🌷🌷