Waktupun terus berlalu..
Minggu berganti minggu dan akhirnya hari pementasan teaterku digedung kesenianpun datang.
Hari ini adalah hari pertama pementasan drama dari teaterku, dan drama yang dipentaskan adalah drama sunda yang berjudul " Longser mang mandor "
sebuah karya dari seorang pak aten warus. Beliau adalah salah satu guru pembimbing teaterku sekaligus pendiri teater ini , beliau biasa disebut sesepuh teater.
Aku merasa semua rasa tercampur aduk menjadi satu.
Dag dig dug terasa bukan saja hanya untuk aku namun untuk kami semua anak teater. setelah latihan panjang beberapa bulan kebelakang, kini tiba saatnya kami mempersembahkan pementasan longser mang mandor ini dengan segenap kemampuan yang kami miliki.
Drama sunda ini menceritakan tentang seorang mandor yang memiliki sebuah perkebunan teh yang luas , ia adalah orang terkaya didesanya dengan memiliki banyak karyawan pemetik teh, mang mandor juga memiliki seorang istri. Namun mang mandor adalah seorang yang begitu cunihin ( genit ) terhadap pada gadis gadis didesanya, terlebih pada setiap gadis cantik. salah satunya mang mandor mencoba merayu gadis desa lugu yang bernama nyi esih.
Dan peranku dalam drama ini adalah sebagai nyi esih.
Longser mang mandor ini menyuguhkan keseruan pada alur ceritanya .
Tentu saja ada ketegangan didalamnya namun dibalut dengan kelucuan menyertainya.
Kekonyolan yang terjadi oleh kak dido menambah warna sendiri dalam cerita ini, membuat siapapun yang menonton terpingkal pingkal dibuatnya.
Serta cerita inipun dilengkapi dengan aktrasi ogel kesenian sunda yang sudah hampir punah. ( ogel atau dalam kata lain yang lebih dikenal disebut reog. Ogel itu berasal dari kata ugal igel atau gual geol menurut bahasa sunda yang artinya gerakan gerakan badan yang lucu, bertujuan untuk menghibur penonton agar para penonton menjadi gembira, serta penuh gelak tawa.
Ogel biasa dibawakan oleh empat orang pria sambil melawak yang diselingi oleh nyanyian. Kesenian ogel merupakan cikal bakal menjadi kesenian reog.
Namun pada bentuk penyajiannya meliputi lagu lagu, pola tubuh ( olah tubuh ) dan alat yang digunakannya ada sedikit perbedaan gendang, gong, kekecrek atau kicrikan. Sementara struktur penyajiannya kesenian ogel ini hampir sama dengan reog.
Misalnya pembukaannya, penyajian lagu diselingi lawak dan penutup. Kesenian reog itu merupakan perkembangan dari kesenian ogel terdahulu. Sementara ogel sendiri merupakan perkembangan dari kesenian doblang, yang juga disebut seni karawitan sunda diiringi terompet, angklung, dogdog atau alat musik khas sunda dan gong. ) Longser mang mandor, suara tepuk tangan riuh dalam gedung kesenian.
Menyambut kami anak anak teater memainkan peran masing masing dalam pementasan ini.
Pembukaan pertama pementasan ini disaksikan oleh para guru guru beserta bapak kepala sekolah juga teman teman eskul dari sekolah kejuruan.
Pementasan berjalan lancar dan tertib. Penontonpun bersorak sorai juga bertepuk tangan, mereka semua menikmati pementasan ini larut dalam suasana.
Dan pulang dengan senyuman mengembang dibibir masing masing.
Awal yang menyenangkan bukan untuk kami anak anak teater berserta team, kami semuapun bersyukur sekali dapat memberikan pementasan ini dengan semaksimal mungkin.
Selesai sudah pementasan hari pertama ini. Semua berjalan baik dan sesuai yang kami harapkan.
•~•~•~•~•~•~•~•~
Hari kedua pementasan teaterku digedung kesenian , pertunjukan diadakan setelah pulang sekolah.
Pementasan inipun mempengarungi pelajaran nilai seni budaya untuk sekolahku. Pementasan ini belum dibuka untuk umum. Setelah kemarin pembukaan disaksikan oleh para guru guru beserta bapak kepala sekolah juga anggota anggota eskul lainnya.
Dan hari kedua ini pementasan dikhususkan untuk seluruh penonton murid kelas sepuluh , begitu juga hari berikutnya untuk murid kelas sebelas lalu lusanya murid kelas dua belas. Ya seperti yang aku jelaskan karena menonton pementasan teater ini untuk menambah nilai pelajaran seni budaya. Semua murid murid dari kelas sepuluh sampai dua belas wajib mengisi absen kelas masing masing , sebagai pertanda mereka hadir menonton pertunujukan teater ini. Semua murid yang tidak terlibat dalam pertunjukan teater mendapat tugas untuk merangkum cerita tentang pementasan teater ini Dan wajib mengisi pertanyaan seputar pementasan dalam buku pelajaran seni budaya. Terkecuali untuk semua pemain dan anggota teater mereka terbebas dari tugas seni budaya itu , begitu kebijakan dari sekolah.
Semua anggota teater mendapat dispensasi dan sudah mendapat nilai plus ( + ) untuk tugas seni budaya.
Kini empat hari sudah pementasan teaterku digedung kesenian.
Hari kelima khusus untuk undangan sanak keluarga anggota teater. masing masing anggota diberikan lima tiket gratis untuk keluarganya.
Bila tiketnya masih kurang untuk jumlah anggota keluarganya sisanya bisa menambah dengan membeli tiket tambahan diloket gedung kesenian.
Keluargakupun hadir menyaksikan pementasanku. Mamah, bapak, adekku beserta abang keduaku.
Sementara abang pertamaku tidak bisa hadir menonton pementasanku karena abangku memang sedang ada pekerjaan diluar kota. Tersisa satu tiket gratis ditanganku , sehari sebelum pementasan hari ini, akupun berniat memberikan tiket teater ini untuk guntur. malam hari setelah pulang pementasan jadwal menonton untuk murid kelas dua belas.
Aku menyuruh guntur datang kekosanku , karena memang waktu temu kami sedikit berkurang seminggu terakhir ini.
Guntur sedang disibukan dengan latihan bolanya untuk pertandingan bola dari sekolahnya dan mengurusi lomba cerdas cermat sejawa barat juga mewakili untuk sekolahnya.
Hari hari gunturpun seharian disibukan full disekolahnya.
Selama pementasan teaterpun tidak seperti biasanya ada guntur yang selalu mengantar jemputku.
Bukan guntur tak ingin mengantar jemputku, guntur malah berusaha selalu ada untuku.
Dia bahkan tetap memaksa untuk mengantarku dengan mencuri curi waktu latihan juga waktu belajarnya jika memang akunya mau.
Namun aku sendiri yang menolaknya, berusaha mengerti untuknya.
Karena kami berdua sedang sama sama disibukkan dengan kegiatan dari sekolah masing masing.
Akupun tak ingin terlalu bergantung pada guntur atau mengandalkannya.
Namun semalam mati lampu dan hujan deras , akhirnya gunturpun tidak jadi datang kekosanku.
Kami hanya saling mengobrol dalam telepon genggam.
Niat memberikan tiket teater semalampun kuurungkan.
Hari kelima pementasan teater sebelum mulai , aku berniat ingin memberi tiketnya pada guntur didepan gedung kesenian.
Aku menyuruhnya datang untuk menontonku , meski pementasan kali ini khusus untuk sanak keluarga saja yang menonton.
Kalau kamu sudah ada didepan gedung kesenian kabari aku , nanti aku kedepan memberikan tiket teater buat kamu.
Aku berkata pada guntur bilang saja ketika masuk nanti memberikan tiket pada penjaga pintunya , kamu sanak keluarga aku. Memangnya kamu mau tha aku jadi keluarga kamu kelak ? diiringi tawa disebrang telepon. Akupun tersenyum mendengar pertanyaan guntur seperti itu..
saatku berbicara ditelepon dengannya semalam. Kata katanya refleks menghangatkan hatiku kalaku mengingatnya.
Namun pementasan hari ini cuaca memang tak bisa diajak berkompromi sama sekali.
Diluar sana hujan deras mengguyur setelah waktu ashar atau tepatnya disore hari.
Bahkan ada sebagian keluarga teman teman teaterku ada yang tidak jadi datang karena hujan.
Sementara keluargaku bersyukurnya meski hujan sekalipun mereka tetap datang.
Ya karena mereka memang sudah terlanjur dijalan, mungkin ceritanya akan berbeda jika keluargaku masih berada dirumah entah akan datang menonton pementasanku atau tidak?. Hehe, namun bila keluargaku tidak bisa hadir menyaksikanku..
Akupun akan memakluminya bila hujan deras seperti ini karena memang jarak rumahku dan gedung kesenian ini begitu jauh sekali memakan waktu sekitar kurang lebih dua jam dari rumahku.
Harapanku'pun pupus mungkin guntur tidak akan datang hari ini karena cuaca diluar sana sedang hujan deras pikirku , lagian masih ada hari esok pikirku sehari lagi pementasan dimalam minggu.
Ya semoga saja besok tidak hujan doaku dalam hati.
Aku dan pemain lainnya pun bersiap. Kuletakan ponselku dalam tas dititipkan pada team teater yang lainnya.
Kami semuapun sibuk bersiap siap. Pementasanpun tiba , akupun menunggu giliran tampil dibelakang panggung dan kini giliranku tampil didepan..
Sebagai nyi esih gadis desa yang sedang dirayu bang mandor. Sekilas kuperhatikan satu persatu kursi penonton , tujuanku mencari keluargaku duduk dikursi yang mana. Namun pandanganku terhenti sejenak pada sebuah kursi diatas baris ketiga dari belakang .
Aku melihat sosok yang begitu sangat aku kenali dan ternyata itu guntur, dengan jaket dan topi kesayangannya.
Pandanganku tertuju kearahnya dan gunturpun sedang meihatku dari tempatnya duduk.
Guntur tersenyum padaku
Akupun membalas senyumnya.
Lalu akupun melihat keluargaku tepat dibangku kedua dari depan..
Keluargaku memberi semangat dan Mereka semua sangat menikmati pementasan teaterku ini.
Meski hujan mengguyur namun tak menyulutkan keceriaan dalam gedung kesenian ini.
Selesai sudah pementasan teater hari ini, hujanpun akhirnya sudah mereda.
Sebelum keluargaku pulang. Akupun menghampiri keluargaku dikursi penonton. Begitu juga pemain lainnya menyapa keluarga masing masing dikursi penonton dan bergabung dengan keluarganya masing masing.
Aku mencari kesegala arah siapa tahu guntur masih ada diarea dalam gedung kesenian ini , namun aku tak melihatnya..
Hmm guntur kemana resah hatiku.
Karena aku ingin memperkenalkan ia pada keluargaku.
Aku tak bisa menelepon atau mengiriminya pesan karena ponselku masih ada didalam tasku dan masih dititipkan pada team teater. Sejenak akupun bercengkrama dengan keluargaku sebelum akhirnya keluargaku pamit pulang.
Tadinya mamahku ingin sekali mengunjungi kosanku , namun aku bila karena sudah hampir magrib biasanya anak anak kosan lainnya sudah ada dikosan.
Aku takut mengganggu ucapku pada mamah. Mamahpun memakluminya.
Sesekali bila sedang santai dan tak banyak tugas , diakhir pekan pulang kerumah ucap mamah. Akupun mengangguk..
Aku mengantar keluargaku keberanda depan gedung kesenian dan keluargaku pamit pulang.
Saat aku akan melangkahkan kakiku kembali kedalam gedung kesenian tiba tiba terdengar suara menghampiriku dari belakang.
Akupun sesaat terkaget, Lalu menoleh dan kudapati guntur yang sedang tersenyum padaku, akupun tersenyum balik padanya.
Aku kira kamu sudah pulang gun ? masa aku pulang sih ? Akukan nungguin kamu.. begitu ucapnya.
Aku teleponin kamu dan sms kamu enggak ada satupun yang dijawab ucapnya.
Aku tersenyum dan menceritakan kabar ponselku.
Aku juga bilang tadinya mau kenalin kamu sama keluargaku.
Guntur berkata dari tadi dia tahu aku sedang bersama keluargaku , guntur melihatnya.. Kenapa tidak menyapa sahutku ? kamu terlihat begitu asik dan hangatnya bersama keluargamu tha.
Sampai sampai aku tak berani mengganggu keakraban dan rasa kangen kamu sama keluargamu. Jadi aku hanya memperhatikan dari jauh saja ucapnya. Ih kenapa gun ? padahal apa salahnya kamu menyapa..huhu begitu ucapku. diapun tersenyum kembali iya next time ya nyi esih kenalin aku sama keluargamu.
Apa apa ? ucapku.. nyi esih ? guntur menatapku iya iya nyi esih..hahaha.
Lucu banget sih peran kamu tha, nyi esih..nyi esih.. begitulah guntur menggodaku.
Kita berduapun tertawa bersama diberada gedung kesenian.
Terdengar suara memanggilku dari dalam gedung , sebelum pulang disuruh kumpul didalam dulu.
Akupun meninggalkan guntur sesaat dan guntur menungguku didepan.
Selesai kumpul dan berbenah.
Kami semuapun pulang.
Diperjalanan ditemani angin malam sekitar pukul tujuh malam , sebelum guntur mengantarkan ku kekosan. seperti biasa aku dan guntur mampir makan nasi goreng dulu ditempat favorite kita berdua.
Kitapun terus saja bercerita satu sama lainnya.
Dan akhirnya aku tahu tadi sore guntur datang kegedung kesenian itu hujan hujanan dijalan alias basah basahan.
Terus aku bertanya kenapa enggak bawa jas hujan ?
Dia bilang lupa keingat sudah dijalan pas hujan , aku tadi buru buru karena ingat kamu , pengen cepat ketemu kamu begitu ucapnya padaku.
Akupun tersenyum mendengar ucapannya guntur padaku. dasar ya kamu bisa banget ya gombalin akunya sahutku!! Ih siapa yang gombal jawab guntur kembali padaku , aku serius keita bilang jujur apa adanya tatap mata aku coba kalau kamu enggak percaya. Akupun tersenyum menatapnya dan melihat sorot kejujuran dari bola matanya guntur.
Aku merasa menjadi sedikit ta enak pada guntur , hanya karena demi aku dia rela membasahi dirinya dan hujan hujanan dijalan. Tampak konyol sekali hanya karena aku. Terlihat begitu sepele namun sungguh ada perasaan yang membuatku bahagia mendengar guntur menceritakannya padaku dan aku sangat bersyukur karenanya. Kamipun terus saja saling bercerita tentang apapun itu termasuk hari hari disekolah masing masing.
Tak terasa setiap kali bersama guntur waktu seakan terasa begitu cepat berlalu.
Sudah jam sembilan malam kini..
Dua jam terasa bagai lima menit bersamanya..hehehe. begitulah asmara.
Ya inilah cerita remaja roman picisanku. Setelah membayar nasi goreng , gunturpun mengantarkan kupulang kekosan.
🌷🌷🌷