Bima sakti itulah namanya.
Dan aku memanggilnya bimbim.
Mungkin karena seringnya aku memanggil bim.
Akhirnya panggilan bimbim tercipta begitu saja.
Tampak konyol kelakuannya bila aku didekatnya , bima selalu tahu caranya membuatku tertawa.
Setiapku latihan teater digedung kesenian kini dia selalu ada di gor meski sedang tak latihan basket sekalipun, hanya untuk bertemu denganku.
Bila tak ada jadwal latihan basket bima selalu jogging sore disekitaran gedung kesenian dan selalu mengabariku tentunya iapun selalu membawa botol tupperwere pinkku dengan diisi air mineral.
Kebetulan rumah bima memang dekat dengan gor jaraknya tak terlalu jauh dari arah kota sekitar sepuluh menit saja sudah sampai gor. Lucunya akupun tak pernah bertanya pada bima sekolah dimana ? yang aku tahu bima sebaya denganku dan seangkatan denganku. Karena bila sudah bersama bima pasti selalu ada saja ulah dan kekonyolannya yang membuatku tertawa terbahak bahak sehingga aku selalu lupa bertanya dia sekolah dimana ? yang aku dengar juga dari beberapa anak teater yang tahu bima meski hanya selewat,
bima itu anak klub basket sma lima. ( sama halnya aku sepikiran dengan satya mengiranya anak sma lima )
Bima selalu ingin tahu tempat kosanku, namun aku tak pernah ingin memberitahunya.
Pernah dengan tiba tiba entah ada angin apa ?
Pada suatu hari dan siang yang panas.. saatku hendak pulang sekolah bersama sahabat sahabat kosanku.
Tiba tiba bima menyambutku didepan gerbang sekolahku begitu saja dengan pakaian casualnya dan dengan santai bima berkata gua enggak masuk sekolah okta.
Baru pulang tanding basket buat sekolahku, biasa dapat dispensasi dengan tawa khasnya. Hah ? ucapku dengan wajah kaget karena melihatnya didepan gerbangku.
Sumpah kataku ? bima dengan senyumnya menyahuti sumpah okta gua enggak bohong. Akupun tertawa seketika itu juga..haahaa. sumpah loh bim gua enggak nanya lo sekolah apa enggak,wkakaka.
Sahabat sahabatku pun ikut tertawa menimpalinya.
Dan dengan santainya bima bilang gua pemberitahuan saja sih haha bima tertawa kembali.
Btw lagi ngapain lo bim didepan sekolah gua ? aku bertanya padanya.
Gua lagi nungguin bidadari keluar dari sekolah ini, nih dia sekarang didepan gua begitu jawabnya. Krik..krik.. astaga garing banget loh bim celetukku.
Enggak apa apa dah hahaha bima tertawa sendiri. yasudah yuk ajak bima padaku. yuk kemana bim ? gua mau balik kekosan nih sama anak anak.
Tanpa basa basi dengan sok kenal sok dekatnya dia to the point pada alil, dera dan risye. gua pinjam oktanya dulu bolehkan ya ? serentak mereka menjawab enggak boleh. Boleh dong, iya..iya begitu ucapnya bima. Alil , dera dan risye pun tertawa lanjut berkata sok bawa dah enggak dibawa kekosan lagi juga enggak apa apa.haha. just kidding.
Serius benaran ucap bima kalau gitu gua culik aja kali ya okta nya gua bawa lari ke kua..haha. krik..krik.. udah udah apaan sih bim sahutku.
Gua ada perlu sama lo nih bentar saja ikut gua yuk, gua jamin aman dan enggak macam macam janji sahut bima.
Mau kemana emangnya ? tanyaku
Ikut aja dulu please temenin gua ya? lo percaya kan sama gua tha? ucap bima.
Hmm.. yasudah deh tapi jangan lama lama ya bim.
Siapp ucap bima. Eh tunggu dulu seru risye, bang lo boleh bawa teh okta tapi ada syaratnya ya, apa ? jawab bima. Pulangnya bawa donat..haha. selow jawab bima.
Akupun akhirnya pergi dengan bima dan sahabat sahabatkupun pulang menuju kosan. Masih dekat sekolahku tiba tiba ponselnya bima berdering dan bimapun menepikan motornya sesaat lalu mengangkat teleponnya tepat didepanku dimotornya.
Dari arah berlawanan ternyata heri bersama satya dengan sepeda motornya hari membonceng satya.
Heripun berkata pada satya itu keita sat sama cowok melewati aku dan bima.
Gua lihat mukanya sat, ganteng banget cowoknya begitu ucap hari.
Mana sahut satya ? tuh barusan yang kita lewati dekat konter depan sekolah sat.
Balik lagi dong ri gua pengen tahu cowoknya. Heripun memutar arah sepeda motornya. Berjalan pelan dan sedikit ketepi hanya demi satya yang penasaran ingin tahu wajah cowok yang sedang bersama keita.
Ketika itu bima masih dengan teleponnya. Ternyata dari ibunya bima menyuruhnya menjemput adiknya nanti sore dirumah tantenya.
Satyapun memperhatikannya sekilas dan satya menyadari itu sih sibima heri..
bima ? iya bima yang gua ceritain sama lo itu. Anak basket dari team lawan gua. Oh gitu ucap hari. Kan kata gua juga apa ri, mereka dekat banget. Itu buktinya sampai jemput keita kesekolah,
sma lima.. elo tahu sendirikan jauh banget dari sekolah kita, buat apa coba dia jauh jauh kesekolah kita kalau emang dia enggak ada apa apa sama keita ? hmm ( satya memang bercerita pada hari saat tanding basket di gor dan juga menceritakan soal keita dan bima ) Makanya minggu besok lo datang ya ri. Biar lo tahu juga bima itu kaya apa bentukannya ucap satya sedikit sewot.
( Heri hanya terdiam mendengar perkataan satya, memaklumi sahabatnya yang sedang sewot.. mungkin hatinya sedang terbakar, dibakar api cemburu )
Iya iya sat gua usahain datang minggu besok nonton lo tanding. Minggu kemarin gua emang ada urusan keluarga sorry dah bro ucap heri kepada satya sahabatnya.
Selow satya kalem aja ya..
siapa tahu bima bima itu emang lagi ada perlu sama keita..
kan lo sendiri sat yang cerita sama gua kata keita bima itu temannya.
Ya bisa aja kemarin bilang nya teman, terus sekarang udah jadian sahut satya yang sedang dibonceng hari menuju jalan pulang kerumahnya.
Yang kebetulan Satya sedang tidak membawa motornya jadi nebeng dengan heri. Dijok motor heri, satya terdiam sejenak dalam boncengan heri dengan pikirannya sendiri terhadap keita dan rasa penasarannya soal bima.
•~•~•~•~•~•~•~•~
Akhirnya aku dibawa sudah oleh bima kesebuah mall besar dikotaku.
Aku bertanya ngapain kita kesini bim ? dia bilang temanin gua ya okta cari kado buat adek gua, akupun berkata adek lo ultah bim ? yups jawabnya. Mau kan lo temanin gua cari kado ? emang teman cewek lo yang lain kemana ? teman cewek ?? bimapun tertawa renyah hahaha.. gua kagak punya teman cewek okta.
Seriusan bim ? iya serius tha. Teman gua laki semua hoho, bisa aja lo bim, gua enggak percaya lo enggak punya teman cewe. Terserah sih tha lo mau percaya apa enggak tha ? tapi memang gitu adanya.hmm.. iya deh gua percaya bim, tapi gua enggak percaya sama lo, gua percaya nya sama tuhan.
Kalau sama lo musrik lagi nanti..hehe. yayaya ucap bima tertawa.
Btw bim adek lo umur berapa ya ? adek gua usia enam tahun tha. Sd ya bim ? iya okta dia kelas satu. Adek lo kesukaannya apa ? namanya siapa ? akupun terus bertanya pada bima. Adek gua namanya nadia. Justru itu gua enggak tahu spesifiknya anak kecil cewek itu sukanya apa ? setahu gua sih dia suka boneka. Boneka apa saja bebas tha. Boneka dia banyak soalnya. Makanya gua minta tolong sama lo buat cari kado sesama perempuan pasti lebih paham.
Aku menggangguk mengerti, yasudah bim kita ketoko pernak pernik cewek yuk.
Akupun mengajak bima ketoko aksesoris. Kita berdua mengelilingi mall besar ini mencari toko aksesoris. Akupun jalan beriringan bersama bima menyusuri setiap toko, btw bim adek lo ultahnya kapan ? besok tha jawabnya. Oh sahutku. Bimapun bercerita dia tiga bersaudara, adek keduanya laki laki kelas enam sd namanya delon, dan adek bungsunya bernama nadia. Dengan semangatnya bima bercerita padaku tentang adek adeknya.
Bima tipekal abang yang baik dan begitu peduli pada adek adeknya meski tanpa diucapkan lirihku dalam hati.
Setelah memasuki beberapa toko aksesoris akhirnya aku menemukan kado yang menurutku pas untuk nadia adeknya bima. Tas berbentuk boneka mickey mouse, lucu sekali bentuknya kepala mickey. Aku bilang pada bima ini cocok deh buat adek lo bim, kenapa harus tas tanyanya padaku ? aku bilang pada bima jika kita memberi kado untuk seseorang ada baiknya memberi yang bermanfaat bim, ada faedahnya toh kita juga dapat pahala karenanya. Gua suka gaya lo tha, setuju deh sama lo okta. Jadi menurut lo tas mickey ini gimana bim ? tanyaku pada bima, oke bagus. Yasudah bungkus dah. Bimapun membawa tas mickey ini dan beberapa aksesoris tambahan lainnya seperti tempat pensil , buku tulis , dan perlengkapan tulis lainnya satu paket dengan tas mickey itu semua serba mickey mouse untuk adek bungsu kesayangannya dan segera membayarnya dikasir.
Seharian berkeliling mall ini lapar juga ucap bima. Kita cari makan yuk tha, dan mendarat sudah bima mengajakku makan disebuah tempat makan ayam goreng siap saji.
Selesai makan bimapun bilang jangan langsung pulang dulu ya okta, temanin gua lagi oke jemput adek gua nadia dirumah tante gua, yasudah ayok jawabku.sekalian gua juga pengen kenal adek lo itu bim. Siappp okta, bimapun membawaku menuju rumah tantenya. Sampai dirumah tantenya, bima mengajakku masuk kedalam bertemu tantenya. Akupun ikut memberi salam seperti bima pada tantenya, ternyata tantenya bima begitu ramah sekali dan nadia adeknya bima itu lucu sekali.
Awalnya nadia begitu malu malu padaku namun beberapa menit kemudian nadiapun telah akrab denganku bahkan dekat sekali mengajakku bercanda, bercerita hal apapun tentang dunianya anak kecil seusia nadia seolah kami sudah lama akrab. Tanpaku sadari diam diam bimapun tersenyum memperhatikanku, dia merasa senang melihat pemandangan didepannya. Adeknya dan aku bisa seakrab itu.
Padahal yang bima tahu nadia tak mudah akrab dengan orang lain apalagi orang asing yang baru dia kenal atau temui.
Namun justru semuanya berbeda saat nadia mengenalku dia begitu cari perhatiannya padaku.
Bimapun mengantarkan adeknya pulang sebelum mengantarkan kupulang.
Bertiga kini aku, bima dan nadia dimotor gedenya bima. Nadia duduk ditengah dan terus saja menggenggam tanganku. Saat sampai dirumah bimapun nadia enggan melepas genggamannya dari jemariku. Akupun diajak bima masuk kerumahnya duduk diruang tamu dan disambut ibunya bima juga delon sementara papahnya bima kerja diluar kota.
Bimapun mengenalkanku pada ibunya. Mamah kenalin ini okta. Oh jadi ini yang namanya okta sahut mamahnya bima.
Cantik begitu ucapan pertama mamahnya bima padaku. akupun tersipu malu. Aku dan ibunya bima pun berbincang bincang.
Ibunya bima bilang baru kali ini bima bawa teman perempuannya kerumah, ini untuk pertama kalinya ucap ibu bima dan tersenyum. Tante sedikit lega tha, kirain sibima ini enggak normal dengan nada bercanda ibunya, habisnya tuh ya setiap yang main kesini pasti laki laki mulu, enggak pernah ada teman perempuannya sama sekali. Duh mamah apaan sih celetuk bima. Abang memang enggak punya teman perempuan.
Abangnya saja sih yang terlalu kaku sama perempuan ledek ibunya bima. Ibunya bima terus saja menggodaku dan bima dengan candaan candaan konyolnya, kini aku tahu kekonyolan bima itu ternyata menurun dari ibunya. Aku melihat versi bima yang jauh lebih dewasa dan konyol disosok ibunya.
Banyak sudah ibunya bima bercerita tentang bima saat kecil, bima juga banyak cerita soal aku pada ibunya begitu ucap ibunya bima dengan santai. katanya ada seorang perempuan yang ngobatin lukanya dan nolong bima juga memberi botol minum berwarna pink pada bima. Dan botol minumnya itu kemana mana selalu bima bawa okta. kesekolah, latihan basket terus kemana lagi bang ? bimapun ngeloyor pergi karena malu dicengin ibunya, ibunya bima dan akupun tertawa.
Ternyata sekarang tante tahu kamu memang baik dan lembut okta, selain itu kamu juga cantik. Akupun mendadak malu, pipiku memerah seperti tomat. Tante bisa aja. Ih tante serius tha enggak bercanda, buktinya nadia saja baru bertemu kamu langsung akrab dan nyaman.
Setahu tante orang yang dengan mudah disukai anak kecil dan cepat akrab dengan anak kecil itu orang yang baik dan berhati lembut. Ibunya bima lagi lagi tersenyum padaku dan aku membalas senyumnya kembali. Lalu ibunya bimapun bercerita tentang delon juga nadia. Ibunya bima sangat welcome dan hangat sekali padaku. bahkan aku ditawarinya makan. Aku jawab aku sudah makan tadi bersama bima. Tapi tetap saja ditawari makan lagi, katanya kalau enggak mau makan dulu enggak boleh pulang. Lucu sekali. Dan nadia terus terusan berada didekatku, nadia bahkan melarangku pulang. Ibu bima bilang nadia suka sama aku, nadia gitu kalau sudah senang sama orang pasti nempel mulu pengennya dekat dekat terus. Aku diajak main boneka olehnya, aku menemaninya mengerjakan pr dan mewarnai gambar gambar dari buku kartun. Bima menikmati pemandangan didepannya. Bimapun begitu senang.
Tanpa terasa sudah pukul lima sore, akupun bilang pada bima sudah jam segini aku mau pulang. Ya kok pulang baru jam segini okta, gua ada tugas nih yang harus dikerjakan bim. Oh oke deh yasudah ayok ucap bima.
Akupun pamit pada ibunya bima dan nadia. Nadia terlihat sedih saat aku ijin pulang, nadia tak ingin aku pulang nadia ingin terus bermain bersamaku, aku bilang padanya nanti lain waktu kita main bersama lagi ya. Nadia bilang janji ya kak okta nanti kesini lagi main sama aku. Aku tersenyum dan mengangguk iya nadia cantik ucapku. nadia memelukku. Ibunya bima dan bima tersenyum melihatnya.
🌷🌷🌷