Minggu siang tepat pukul sepuluh lewat, guntur menjemputku kekosan.
Latihan teater minggu ini jadwalnya pukul sebelas siang.
Dan gunturpun berkata padaku pulang latihan teater aku mungkin jemput kamunya rada telat enggak apa apa kan tha ? maksudnya ? jawabku , hari ini aku ada tugas kelompok praktek dibengkel , minggu ini bagian kelompokku. Dari habis duhur mungkin selesai tugasnya diperkirakan sekitar sampai pukul lima.
Aku juga bantuin ngerangkap tugas teman sebangkuku tha, soalnya dia cuma bisa ngerjain prakteknya sampai ashar.
Habis ashar dia mau tanding basket gitu katanya dari klub basketnya.
Tandingnya juga dilapangan basket gor dekat gedung kesenian ucap guntur menjelaskan panjang lebar padaku agar aku tak salah paham. ( sekilas aku jadi teringat satya tentang pertandingan basket itu. ) oh yasudah enggak apa apa gun selow saja kataku.
Kamu bisa jemput aku jam lima sore kok gun. Sejurus kemudian guntur berkata kembali , apa enggak kelamaan kamu nunggunya nanti digedung kesenian ? kamukan pulang jam tigaan tha ? akupun menyahutinya , kebetulan tim basket dari sekolah aku tanding hari ini dilapangan basket gor mungkin lawan teman kamu itu.
Akupun bercerita pada guntur tentang yang satya bilang klub basket umum dari semua anak basket disekolah sekolah sma kota.
Nah iya memang seperti itu keita ucapnya padaku. tapi aku baru tahu ternyata lawannya dari tim basket sekolah kamu.
Balik lagi guntur bercerita tentang tugas praktek otenya mengenai mesin mesin dan perakitan yang dasar sebenarnya memang tak kupahami. Aku hanya manggut manggut dari belakang jok motornya.
Sampai sudah didepan gedung kesenian sebelum guntur pamit aku bilang padanya kamu enggak usah kuatir jemput akunya nanti santai aja ya gun. Aku bisa tungguin kamu sampai jam lima, paling aku tunggunya dilapangan basket gor ya sambil nonton pertunjukan basket. Boleh ? ya boleh dong keita, kenapa harus minta ijin sama aku. Kamu dukung saja tim basket sekolah kamu kasih semangat ya keita, gunturpun tersenyum padaku. yasudah aku kesekolah dulu ya tha, sana masuk kedalam gedung kesenian. Nanti kalau aku lagi santai prakteknya aku kabari ya sms kamu.
Aku membalas senyumannya iya siap gun. Akupun beranjak meninggalkan guntur dan memasuki gedung kesenian.
Ternyata kabar anak anak tim basket sekolah tanding itu begitu cepat menyebar dan anak anak teaterpun banyak yang tahu. Akhirnya kita sepakat sepulang latihan teater ikut mendukung pertandingan basket dengan menonton ramai ramai. inilah eskul disekolahku begitu kompak, saling mendukung dan menghargai setiap eskul. Akupun latihan teater seperti biasa dan berjalan dengan lancar seperti setiap latihan. Disela sela aku latihan gunturpun sesekali mengirimiku pesan dari sms dan juga pesan gambar melalui mms. ( mms ? apa itu ? mungkin buat sebagian generasi milenial tak akan paham. mms itu pesan bergambar atau bisa juga video , sedikit rumit sih sebenarnya harus disetting terlebih dahulu pengaturan ponselnya. Tidak seperti sekarang semua lebih mudah dan praktis mengirim gambar tinggal via chat, wa, line, dm dll ) Yang memberitahu aku secara tidak langsung bahwa guntur memang sedang mengerjakan tugas praktek dibengkel sekolahnya.
Lucu sekali guntur, sebenarnya tanpa dia mengirimi aku mms pun atau pesan sekalipun. Aku mempercayainya.
Itulah cintanya yang lugu dan tanpa dibuat buat terasa begitu murni, semurni susu dalam kaleng beruang putih dan halus.
Cintanya anak remaja yang masih belajar untuk berkembang tanpa perlu terburu buru dan bersikap apa adanya.
Saat sedang berkumpul bersama anak anak teater yang lain. tiba tiba ada yang membuka suara padaku, Keita pulang latihan kamu mau ikut nonton pertandingan basket enggak ? tanya kak akbar padaku. akupun menjawab ikut dong kak menyemangati tim basket sekolah kita, menyemangati tim basket sekolah apa menyemangati sang mantan ? goda kak dido padaku. apaan sih kak dido, ya jelas tim basket lah lebih keseluruhan bukan individual. Haha, semangatin mantan juga enggak apa apa kali kei sambung hasan.
Jadi okta punya mantan anak basket toh ucap kak samil, anaknya pak rasid itu bukan ? habis sudah aku dicengin ( godain *bercandai ) teman teman teaterku.
Selesai sudah latihan hari ini diminggu sore, baru pukul setengah empat setelah aku dan puput selesai ibadah solat ashar dimusola gedung kesenian.
Puput sudah janjian dengan kak ramdhan nonton basketnya bareng, akhirnya puput berangkat duluan bersama kak ramadhan dan beberapa teman lainnya. Sementara aku menuju lapangan basket gor bersama kak akbar, zeni , hasan , zidan , kak yanti , kak dido , kak firman , ria , siska dan beberapa anggota teater lainnya ( maaf aku tak menyebutkan nama nama teman teaterku lainya karena terlalu banyak hehe ) kami semua jalan menuju lapangan basket gor. Ya memang karena dekat jaraknya lapangan basket terletak disisi kiri gedung kesenian. Jadi semua kendaraan anak teater tetap terparkir didepan gedung kesenian. Ya walau ada juga sih yang membawanya parkir didekat lapangan basket.
Tergantung pemiliknya saja sih. Tapi yang aku tahu nama nama yang aku sebut tadi memarkir motornya tetap digedung kesenian. Sampai sudah dilapangan basket gor, kami semuapun mencari tempat duduk. Aku duduk tepat disebelah kak akbar dan disisi sebelahku satunya ada zidan.
Perlahan penontonpun datang memenuhi kursi penonton.
Didepanku aku melihat satya yang sedang bersiap bersama timnya. Diapun sekilas melihat kearahku dan mengembangkan senyumnya. Sebelum memulai pertandingan satya sempat mengirimi ku pesan dan berkata " makasih ya tha, sudah sempatkan mau nonton pertandinganku , dengan ikon tersenyum :)
" akupun membalas pesannya iya sat, sama sama ( untuk sekedar menghargainya. Dan pertandingan basketpun dimulai.
Aku perhatikan satu persatu lawan tim basketnya, pikirku mungkin ada salah satu teman guntur seperti yang guntur ceritakan tadi padaku.
Namun aku tak tahu jelas temannya guntur itu siapa? dan ternyata saatku perhatikan dengan lebih seksama lagi , aku melihat bima dilapangan basket itu menjadi salah satu lawan dari tim basket sekolahku.
Aku memperhatikan bima, dia mendrible bola dan mengiring bola tepat diatas keranjang lawannya yaitu tim basket sekolahku dan dengan sedikit melompat lebih tinggi bima berhasil memasukan bola basket pada keranjang lawan.
Suara riuh penontonpun bersatu dengan tepuk tangan.
Mungkin itu penonton tim lawan yang memberi suport.
Satu jam sudah tanpa terasa pertandinganpun selesai dan hasil akhirnya adalah seri 3 sama.
Sedikit demi sedikit penontonpun meninggalkan lapangan basket. Saat aku bersama kak akbar menuruni tangga dari bangku penonton, terdengar suara memanggil namaku okta dengan segera diapun menghampiriku. Hei bim, ikut aku sebentar yuk. tanpa meminta persetujuanku bima langsung menarik tanganku kebawah. Jari tangannya yang lebar refleks menggenggam jemariku yang kecil ini.
Aku dan bima terlihat bagai kakak dan adik, lebih tepat bima kakaknya..haha. Akupun berkata pada kak akbar, kak duluan aja enggak apa apa kok enggak perlu tungguin aku.
Bima membawaku disisi lapangan basket dan memberikan ponselnya langsung padaku.
Nih sesuai janji lo, astaga akupun menepuk jidatku dengan tanganku.
Jadi demi ini lo seret seret gua kebawah. Kan seperti yang lo bilang okta.
Pertemuan ketiga yang tanpa sengaja . dan ini adalah pertemuan kita yang ketiga tanpa sengaja oke?!
Gua dari tadi sebenarnya sudah ngelihat lo dari pertama duduk dibangku penonton. Gua mau samperin lo kesana, enggak bisa soalnya tadi gua lagi pengarahan team dulu.
Gua juga baru tahu ternyata lawan tanding basket kali ini dari sekolah lo.. begitu ucap Bima.
Jadi sekarang lo bakal kasih nomer lo ke gua kan ?. bima sedikit memaksa, Akupun menyengir teringat ucapanku pada bima tempo hari.
Yasudah iya karena gua orangnya baik dan menempati janji nih gua kasih nomer gua.
Aku memasukan nomerku pada ponselnya bima. Blablabla kita berduapun ngobrol sebentar sekedar berbasi basi.
Dan satyapun melihatku ketika ia ingin menyapaku. Akhirnya satyapun mengurungkan niatnya menyapaku.
Dalam hatinya satya bertanya tanya bagaimana bisa keita mengenal lawan tim basketnya ? mereka kenal dimana ? terlihat begitu akrab sekali.
Pertanyaan demi pertanyaanpun timbul dalam benaknya satya. Ponselku berbunyi , akupun mengecek pesan masuk disebelah bima. Btw bim, gua duluan ya udah ada yang jemput. Di jemput siapa nih tha ? pacar lo ya okta ? aku hanya tersenyum, gua enggak punya pacar bima. Serius cewek imut seperti lo enggak punya pacar ? tanya bima, seriuslah bim, masa gua bohong.
Tapi ada sih yang lagi dekat banget sama gua.. ucapku.
Gua rasa yang deketin lo mah banyak ya..haha bima pun tertawa diselengi senyum sumringahnya mendengar perkataanku.
Yes ucapnya dalam hati dia masih jomblo, masih ada harapan.
Toh baru dekat doang ini.
Gua duluan ya bim, oke tha. Tar gua sms lo ya tha, jangan lupa dibalas ya. Akupun menyahuti my be yes, my be no dan ngeloyor pergi meninggalkan bima. Bima tersenyum kembali melihat tingkahku, lucu sekali pikirnya.
🌷🌷🌷