Chereads / Asmara / Chapter 25 - Bab 24

Chapter 25 - Bab 24

Hari ini hari jumat pulang sekolahpun lebih awal dari hari hari lainnya, ya memang sudah seperti itu aturannya.

Dan saat aku bersama puput juga vina keluar dari kelas berjalan menyusuri koridor melewati anak tangga seperti biasanya, tiba tiba terdengar suara menyapaku dan berkata keita, bisa bicara sebentar enggak ? aku menoleh mencari sumber suara ternyata itu satya. Ada apa jawabku ? ada yang mau aku bilang begitu katanya.

Aku melirik heran kearah kedua sahabatku vina dan puput.

Seolah mereka mengerti situasi ini puput pun menarik vina dan berkata keita aku sama vina kalau gitu duluan ya.

Merekapun berlalu meninggalkan aku dan satya.

Satyapun mengajakku kehalaman sekolah menyusuri jalan setapak ia pun membuka suaranya hari ini kamu latihan teater digedung kesenian ya tha ? iya jawabku.

Jam dua siang ya latihannya tha ? tanya satya kemudian. Yups satya, kenapa emangnya ? hari minggu juga kamu latihan digedung kesenian kan tha ? iya sat.

Kalau hari minggu latihan teaternya jam berapa tha ? hmm.. jam sepuluh atau jam sebelas siang sat, satya menggangguk tanda mengerti, kalau pulang latihan teater biasanya jam berapa tha ? sekitar jam tiga sore sat. Kenapa memangnya ? jam tiga ya tha ucapnya padaku.

Kebetulan banget, gini hari minggu jam empat sore aku ada pertandingan basket dari sekolah kita di gor dekat gedung kesenian. Cuma sejam kok pertandingannya tha sampai jam lima sore.

Kamu bisa hadir enggak tha nonton aku latihan ? begitu ucap satya padaku..

hmm.. aku ? jawabku refleks.

Dia menggangguk. ( satya memintaku hadir menonton pertandingan basketnya ) ya itu juga kalau kamu bisa tha. Hmm.. lihat nanti ya sat, aku usahain deh tapi aku enggak bisa janji datang ya ucapku.

Aku menangkap binar dimatanya satya penuh harapan dan seolah dia merasa senang dengar ucapanku. Oke deh tha. Btw memangnya mau tanding basket sama sekolah mana sat ? bukan dari sekolah mana sih, lebih tepatnya tanding basket sama perkumpulan anak basket dari sekolah sekolah sekitar kota yang membuat klub basket sendiri dibuka untuk umum siapapun bisa ikut bergabung bila memang lulus seleksinya.

Kebetulan kak hendri tahukan kamu tha anak basket di eskulku punya kenalan klub itu jadi ngajak tanding sama sekolah kita. Begitu satya bercerita, oh ucapku.

Yasudah kalau gitu nanti aku kabarin lagi ya sat, aku duluan ya sambil melangkahkan kakiku, tunggu tha, kamu mau pulang kekosan ? aku mengangguk , bareng yuk aku anterin sekalian aku pulang juga ucap satya. Aku tersenyum dan berkata, makasih satya enggak perlu aku bisa pulang sendiri lagian alil, dera , risye sudah nungguin dari tadi didekat gerbang sekolah.

Satyapun mengangguk..

Akupun melanjutkan langkahku sendiri. satya tetap mematung melihatku pergi.

Sementara tadi ketika satya mengajak untuk berbicara. Puput dan vina merasa heran, tumben banget ya si satya ngajakin keita ngobrol ucap vina pada puput.

Vinapun melanjutkan perkataannya mereka berdua beneran udah putuskan put ? iya emang udahan kan semua orang disekolah ini juga tahu kali vin.

Syukur deh kalau gitu mah. Syukur kenapa vin ? iya berarti gua enggak perlu kuatir tentang sodara gua yang lagi dekat sama keita. Guntur maksudnya sahut puput ? iyalah put,

Guntur itu kan belum pernah pacaran dan keita adalah cinta pertama baginya.

Sambung vina.. tapi gua sedikit takut sih gimana kalau seandainya satya mengejar keita kembali put ? mikir apaan sih lo vina, tenang saja kenapa.

Elo percayakan sama keita vin ?. kalau gua sih percaya sama keita, percaya sama hati keita buat guntur kini. Begitu puput meyakinkan vina. Kedua sahabat kelasku itu terus saja membicarakan aku dan guntur, hingga gerbang sekolah dan berpisah pulang menuju rumah masing masing.

•~•~•~•~•~•~•~•~

Jadi barusan lama itu satya ngajakin kamu ngomong dulu tha ? tanya dera padaku. saat kita berempat menyusuri trotoan dipinggir jalan menuju kosan.

Alil bersama risye menyimak dan mendengarkan aku juga dera yang sedang berbicara.

Sepertinya satya belum bisa move on dari kamu deh tha, setiap latihan band sama anak anak satya selalu nanyain kamu tha , selalu bahas kamu juga , kadang nyuruh aku ngajakin kamu buat nemenin lagi seperti dulu. Itu sih fix belum bisa move on risyepun ikut menimpali. Apaan sih kalian ini ucapku. Enggak usah menerka nerka deh aku tuh sama satya teman kini, aku bersyukur ya setidaknya kita enggak jadi musuh. Enggak jadi orang asing meski hubungan kita berdua telah berakhir beberapa bulan yang lalu guys. Terus hari minggu kamu mau nonton pertandingannya enggak tha ? tiba tiba alil mengajukan pertanyaan. Hmm.. ucapku entahlah lil, lihat nanti akupun belum bisa memberi kepastian nonton apa enggak ? btw haus nih ucap risye, teh tha bagi minumnya dong padaku. akupun membuka tas mengambil botol minum tupperwereku. Tumben amat nih pakai botol yang warna biru, biasanya yang pink selalu.

Oiya keingetan kata alil aku kok enggak lihat botol pink tupperwere kamu sih tha di rak piring ? oh dengan santai aku menjawab botol tupperwere pink nya udah enggak ada. Aku kasihin orang, mereka bertiga kompak bertanya kasihin orang ? buat guntur maksudnya ucap alil. Bukan jawabku. Terus ?? sahut risye, dan blablabla aku bercerita kejadian minggu lalu.

Terlalu baik, benar benar terlalu baik celetuk risye setelah mendengar ceritaku.

Teh tha lucu ya diiringi tawanya yang renyah ( terus kamu ngerelain gitu aja botol minum tupperwere kesukaan kamu tha tanya dera. ya gimana lagi de, selow cuma botol minum doang, tar aku beli botol warna pink lagi next time. toh ini jugakan masih botol minum tupperwere kan aku menjelaskan pada sahabat sahabatku, yang berbeda cuma cover warnanya saja toh.. yang penting kan air dalam botolnya tetap sama manfaatnya untuk diminum. iya enggak ?? Iya juga sih ucap dera. kami berempat pun terus menyusuri trotoan pinggir jalan sesekali diselingi candaan dan senandung dera yang live ditelinga kami tanpa terasa mengantarkan kami menuju kosan.

•~•~•~•~•~•~•~•~

Latihan teater gedung kesenian,,

Seperti biasa gunturpun mengantarku latihan teater menuju gedung kesenian.

Setelah mengantarku gunturpun pamit pulang bersiap untuk main bola dilapangan dekat rumahnya.

Dan akupun melanjutkan aktivitasku pada biasanya saat latihan teater bersama anggota teater yang lainnya. Kak akbarpun menyapaku. Keita perasaan akhir akhir ini sering banget diantar jemput seseorang sih setiap latihan teater, siapa dia ? pacar baru kamu ya ? tanya kak akbar padaku.

Aku menjawabnya dengan senyuman dan berkata bukan kak, terus ? kita memang lagi dekat begitu ceritaku. Jadi itu bukan pacar kamu tha ? tapi kok sepertinya kalian lebih dari sekedar dekat semata udah kaya yang pacaran. Mungkin bila orang lain yang tak mengenal kalian akan mengiranya kalian pacaran ucap kak akbar. Banyak sih kak yang bilang gitu. Kenapa enggak jadian saja tha ? kelihatannya dia baik, tadi kak akbar melihatku saat diantar guntur kebetulan kak akbarpun baru sampai digedung kesenian, Kenapa ya ?? jawabku serius, aku belum mau kembali terikat kak pada sebuah hubungan. Biarkan mengalir saja kak untuk saat ini, enggak tahu kalau suatu saat , mungkin nanti ? untuk saat ini aku merasa nyaman dengan sebuah kedekatan saja kak. Jauh sebelum aku bercerita saat ini pada kak akbar , aku sudah lebih dulu bilang pada guntur dan gunturpun mengerti.

Gunturpun tahu aku telah memiliki seorang mantan disekolah. sementara dia ?? seperti yang andri dan vina bilang guntur memang belum pernah pacaran.

Diapun mengakuinya padaku dan memang aku adalah cinta pertama baginya saat itu. Namun caranya guntur memperlakukan aku seolah dia lebih mengerti dan berpengalaman tentang sebuah rasa, bukan aku membandingkan guntur dengan yang lain. Harusku akui guntur berbeda, satu tingkat lebih indah membuat hari hariku terasa lebih hidup.

Memang setiap orang punya caranya sendiri untuk menunjukan rasa sayangnya pada orang yang ia sayang. Bersamanya aku bisa menjadi diriku sendiri, guntur membebaskanku untuk lebih berekspresi. Cintanya guntur padaku seperti ayah pada anaknya, kakak pada adiknya, juga bagai teman sebaya.

Guntur bisa menjadi sosok ayah dia mengajarkan banyak hal untukku,

Guntur bisa menjadi sosok kakak dia melindungiku dan menjagaku,

Guntur menjadi seperti teman sebaya dengan bebas kita dapat bertukar cerita. Dia begitu memahamiku.

Cintanya seperti anak kecil yang baru saja belajar mewarnai dengan gambar gambar abstrak nan indah, Cintanya tulus dan amat sederhana, cintanya bagai karya seni mengajakku membuat puisi rangkaian kalimat dalam tulisan untukku bercerita. cintanya adalah inspirasi, cintanya adalah semangat, cintanya adalah kata dan bahasa, cintanya adalah matematika serumit dan sesulit apapun soalnya selalu dapat terpecahkan. cintanya adalah music seperti alunan lagu pengantar tidur membuatku tenang mendengarnya. Cintanya seperti siklus menuntunku pada perubahan, tentunya menjadi lebih positif. cintanya penuh kejutan seperti cuaca yang tak bisa ditebak hanya bisa diramalkan kadang hujan tiba tiba cerah. Cintanya seperti lingkaran yang tak berujung. Cintanya adalah menjadi diri sendiri dan romantis. Cintanya bukan sebatas nafsu belaka dia begitu menghormatiku. Cintanya tidak memancing caudate nucleus dari sudut sudut gelap otak, cintanya bukan simbol simbol dopamin pengundang resiko moral, cintanya adalah murni sebuah perasaan anak remaja yang apa adanya bukan sebuah kepalsuan atau kepura puraan. Dan yang aku tahu cintanya padaku adalah cinta pertama pada seorang gadis remaja. Bila membahas cintanya guntur bagiku, tidak akan pernah ada habisnya. Selalu punya arti dan makna sendiri untuk hidupku. Dia menempati ruang sendiri dalam hatiku. Seperti guntur, bagiku gunturpun adalah cinta pertama untukku. Meski dia bukan pacar pertamaku. Cintanya selalu punya banyak cerita untukku sampaikan lewat baris baris kata dalam kalimat. Cintanya adalah keindahan yang selalu ingin ku tuangkan dalam imajinasiku menjadi karya tulis. Cintanya adalah kejujuran. Jujur untuk diri sendiri. cintanya adalah jalan yang menuntunku menemukan versi terbaik dari diriku, cintanya membawaku kini dalam kisah dinovel ini.

Aku pernah membaca sebuah novel karya iliana tan yang berjudul " winter in tokyo " dalam bukunya ada beberapa kalimat yang begitu bermakna bagiku. Seperti sihir aku membacanya begitu dalam artinya

" terkadang tokoh penting dalam sebuah cerita tak selalu muncul diawal cerita. Dia bisa muncul ditengah cerita atau diakhir "

Dan guntur adalah salah satu tokoh penting dari kisahku ini, cerita cinta masa putih abuku.

Kak akbar mendengarkan ceritaku. Kamu memang mengagumkan keita begitu ucapnya padaku, yasudah yuk kita kedalam ajak kak akbar padaku bentar lagi latihan teaternya dimulai. Aku melangkahkan kaki memasuki gedung kesenian diiringi langkah kaki kak akbar disampingku.

🌷🌷🌷