Chereads / Asmara / Chapter 20 - Bab 19

Chapter 20 - Bab 19

Maafin aku keita..

Maaf ucapnya dalam dan penuh rasa sesal. Satya menatapku akupun menatapnya balik. Kupandangi wajahnya lekat lekat dan kulihat tatap matanya demi mencari sebuah kebenaran disana.

Bahwa dia benar benar menyesal,

bahwa dia memang benar menyayangiku. Namun hatiku sudah terlanjur kecewa padanya.

Lagi lagi dia mengingkari janjinya padaku. Akupun melepaskan genggaman tangannya, dan berkata ia aku maafin kamu satya.

Tapi maaf ,, kita sampai disini saja begitu ucapku.

Kamu tahu kan konsekuensinya apa saat itu ?. Satya menarik tanganku dan menggenggamnya erat, ia tak ingin melepasku, ia memohon tak mau hubungan ini berakhir denganku.

Aku sayang banget sama kamu keita,

maafin aku.. maaf,maaf..

Aku enggak mau putus dari kamu.

Cukup satya....!!

Aku menghentakan tangannya dan berkata kali ini aku benar benar kecewa banget sama kamu.

Lalu aku pergi meninggalkannya.

Satya mengejarku kembali namun aku tak menghiraukannya.

Ia meraih tanganku dari belakang lalu menggandengku sementara aku berusaha ingin melepaskannya.

Lepasin sat, aku takut dilihat orang ini masih dilingkungan sekolah ucapku.

Satya tak mendengarkanku dan menarik tanganku sampai keparkiran sekolah.

Satya menyuruhku menaiki motornya.

Kak akbar melihatku diparkiran, dan cepat membaca situasi..

Keita.. kak akbar memanggilku. katanya mau bahas naskah ? anak anak udah nungguin tuh dirumah firman.

Satyapun refleks melepas tanganku.

Iya kak aku nanti kesana, kok nanti sekarang aja bareng ucap kak akbar ayo buruan naik motor, sory ya satya gua pinjem keitanya ada tugas teater..

Kak akbar menarikku, dan satya kembali menahanku.

Aku anterin kamu ucapnya padaku.

Enggak usah satya keita biar bareng gua aja sekalian.

Maaf satya aku bareng kak akbar aja.

Maaf aku duluan sudah ditungguin soalnya. Akupun segera menaiki motor kak akbar, kak akbarpun bergegas menyalakan motornya dan meninggalkan satya diparkiran sekolah.

Ketika satya hendak ingin menyusulku tiba tiba pak rasid memanggilnya, diurungkan sudah niatnya mengejarku kembali.

Aku merasa lega kini dalam boncengan kak akbar.

Jangan pulang kekosan dulu ucap kak akbar padaku.

Dan kak akbar benar saja membawaku kerumah kak firman.

Sampai sudah dirumah kak firman.

Kak firman membawaku dan kak akbar kesamping halaman rumahnya.

Nyantai nyantai aja dulu ya keita, bar.

Gua mau nganter ibu dulu kepasar sebentar. Cemilannya makanin nih ucap kak firman.

Kak firmanpun meninggalkanku dengan kak akbar. Kenapa kita tiba tiba kerumah kak firman kak ucapku sejurus kemudian.

Kakak emang niatnya mau kesini tha, mau ngerjain tugas bareng firman.

Tadi firman pulang duluan, kakak kan habis dari galeri poto dulu tadi terus ketemu sama kamu deh diparkiran, Oh jawabku.

Untung aku ketemu kak akbar diparkiran.

Telat dikit drama deh aku sama satya.huft. Kenapa lagi sih emang kalian berdua tanya kak akbar padaku ? akupun menceritkannya semua pada kak akbar.

Jadi kamu beneran udah putus tha sama satya ? iya kak, aku enggak tahu lagi deh kak harus gimana sama satya ? aku benar benar sangat kecewa padanya. Ini adalah konsekuensi yang harus dia terima karena kita sudah berjanji.

Kamu yakin tha putus dari satya ? hati kecil kamunya gimana ? entahlah kak.

Namun aku sudah berpikir beberapa hari dari kemarin memang ini yang terbaik.

Satya selalu dengan mudahnya minta maaf. Bagi dia begitu entengnya kata maaf tanpa dia sadar makna dari kata maaf itu sendiri. lagi lagi satya mengingkari janjinya, satya menganggapnya sepele.

Aku pun terus bercerita pada kak akbar dan kak akbar mendengarkan nya sesekali kak akbar menasehatiku dan memberikan masukan.

Ponselku terus bergetar panggilan masuk dan pesan dari satya.

Namun aku menghiraukannya, aku sudah lelah dan merasa begitu kecewa pada satya.

Aku biarkan hapeku didalam tas.

•~•~•~•~•~•~•~•~

Dikosan,,

Selepas isya satyapun datang kekosanku ketika aku sedang bersantai diruang tv bersama alil dan dera.

Sementara risye sedang didepan duduk santai diberanda kosan bersama lutfi anak dari jurusan logam teman seangkatannya.

Lutfi sedang datang berkunjung.

Mereka ngobrol santai.

Dan tiba tiba risyepun berteriak memanggilku, ada yang nyariin aku serunya dari teras. Akupun keluar melihat siapa yang mencariku ? dan ternyata aku melihat batang hidung satya didepanku.

Aku menghampiri satya.

Ada apa kataku padanya ? aku perlu ngomong penting sama kamu tha.

Yaudah ngomong aja ucapku.

Satyapun melihat risye dan temannya yang tidak jauh dari kami berbicara.

Satya bilang jangan ngobrol disini ya, kenapa kataku ? kita keluar yuk ajak nya please tha. Aku enggak mau sat.

Kalau memang kamu ada perlu sama aku. Yaudah ngobrol disini aja.

Kalau kamu enggak mau yaudah aku mau kedalam lagi ya sat.

Tunggu tha, satya menarikku menjauh sekali dari tempat risye dan lutfi didepan sana. Yaudah aku ngomong disini ucapnya.

Keita sayang maafin aku..

Aku enggak mau putus sama kamu.

Aku sayang banget sama kamu tha.

Kasih aku kesempatan lagi tha please. Akhirnya unek unek ku keluar sudah pada satya, tentang kata maaf itu apa ? seperti yang aku ceritakan pada kak akbar.

Satyapun terdiam mendengarnya. Iya aku salah keita. Aku tahu banget, aku berusaha lepas dari rokok sebisa mungkin tha, tapi ?? tapi apa satya ? aku memotong ucapannya. Satya terdiam. Alasan apa lagi yang mau kamu bilang sama aku sat ? satu hal yang kini aku tahu kamu enggak pernah benar benar niat buat lepas dari rokok. Dan kamu enggak sungguh sungguh sayang sama aku. Sekarang aja kamu dapat dengan mudah ingkari janji kamu.

Gimana nanti sat ?? aku janji aku bakalan berubah tha....

Kamu udah telat satya..!! ucapku dengan nada tegas.

Kenapa disaat kesempatan itu masih ada kamu enggak benar benar menyadarinya ?. Cukup satya !! aku enggak mau dengar apapun itu dari kamu.

Maafin aku satya. Makasih buat semuanya. Akupun meninggalkan satya.

Satya tetap menahanku ia tetap tak ingin mengakhiri hubungan ini.

Tha aku sayang kamu, maafin aku begitu ucapnya lirih dengan mata yang tiba tiba sembab ku lihat.

Dan jatuh sudah butiran bening dari kelopak matanya.

Aku menguatkan hatiku, dan melangkah pergi meninggalkan satya.

Semoga kamu dapat belajar dari hubungan kita. Semoga kamu paham satya, kelak kamu akan sadar ini semua demi kebaikan kamu. Batinku mengguma.

•~•~•~•~•~•~•~•~

Disekolah,,

Esok harinya satya tak masuk sekolah, aku dengar dari heri satya sakit.

Kini tiga hari sudah satya absen dari kelasnya. Apa aku keterlaluan ? bisik hati kecilku. Pikiranku pun dipenuhi tentang satya.

Pulang sekolah aku meminta heri mengantarku kerumah satya. Aku ingin melihat keadaannya. Heri mengantarku dan ketika sampai dirumah satya.

Satya sedang tidak dirumah.

Ini bocah sakit sakit malah pergi ucap heri menggerutu didepan teras rumah satya. Akupun bertanya pada heri, elo bilang enggak kalau gua mau kesini ri ? gua takutnya satya enggak mau bertemu sama gua.

Tenang aja tha, gua enggak bilang kok jawab heri.

Dan akupun teringat suatu tempat, jangan jangan satya pergi kesana.

Akupun meminta heri mengantarku kembali menuju tempat itu.

Sampai disana aku dan heri mengenali sebuah motor yang tak asing sedang diparkir dipinggir lapangan. Itu motor satya, ngapain dia kesini ucap heri padaku.

Akupun turun dari motor heri dan berjalan ketengah lapangan, heri ku tinggalkan dibelakang dan segera menyusulku.

Langkah kakiku terhenti, aku melihat satya seorang diri, ternyata benar satya ada disana, ditempat kesukaannya ia sedang bersandar pada sebuah pohon besar yang rindang menatap pemandangan didepannya.

Aku menghampirinya dan segera duduk disebelahnya.

Satya menyadari keberadaanku. Ia terdiam, aku membuka suaraku gimana keadaan kamu sat ? seperti yang kamu lihat tha.

Aku harap kamu baik baik saja sat, aku juga berharapnya seperti itu.

Tapi hatiku terluka begitu ucapnya padaku, aku juga sama terluka melihatmu seperti ini jawabku.

Sat kamu tahu enggak ? kita saat ini ada difase pembentukan jati diri, aku yakin kamu bisa lewati ini begitu juga denganku.

Awalnya kita memulai semua baik baik dan akupun ingin berakhir dengan baik baik. Walau kenyataan nya sebenarnya tidak ada hubungan yang benar benar berakhir dengan kata baik baik itu.

Aku harap kamu enggak benci dan dendam sama aku sat.

Perjalanan kita masing panjang, semoga kamu bertemu dengan orang yang tepat sat suatu nanti.

Orang yang lebih bisa memahami kamu dari pada aku, percayalah kelak kamu akan berterima kasih padaku karena dari kisah kita ini, kamu dipertemukan dengan orang itu kelak. begitu ucapku pada satya..

Maafin aku keita, semua ini memang salahku.

Kamu enggak perlu minta maaf terus sama aku sat.

Aku dan satyapun banyak bicara dari hati kehati.

Akhirnya satya mengerti kini ia tak akan memaksakan hubungan kami kembali, bila memang ini yang terbaik bagi kami satya menerimanya.

Aku dan satya sepakat meski sudah putus kita tetap bisa menjadi teman baik. Btw kamu kesini sama siapa tha ? akupun teringat heri, sama heri sat. Heri dari tadi memperhatikan ku dan satya dari belakang namun dia sadar diri bahwa memang sahabatnya ini denganku ada urusan yang harus diselesaikan, heripun memutuskan menunggu dimotornya.

•~•~•~•~•~•~•~•~

🌹

Hampir setahun ku bersama satya, tepatnya sebelas bulan lebih dan kisah kami harus hatam juga.

Untuk saat ini akupun tak ingin terburu buru memiliki kekasih kembali.

Rutinitasku masih tetap sama seperti biasanya sebagai pelajar sekolah kejuruan. Hanya saja kini aku tanpa kekasih, tanpa satya menemamiku disisi. Tak ada lagi yang menunggui setiap pulang eskul baik teater maupun paskibra.

Namun satya tetap mengisi hari hariku disekolah, kami masih selalu menyapa dan mengobrol meski sekedar basa basi. Satyapun jadi lebih aktif dieskul, ia kini menemukan tempatnya satya masuk eskul basket dan menjadi pemain inti.

Dan kabar yang aku dengar satya sudah berhenti merokok.

Syukurlah, aku ikut lega mendengarnya. Derapun masih aktif dengan band squadnya, akupun masih sering diajak dera untuk menemaninya namun aku kini lebih dengan tegas menolak tak bisa menemani dera, bukan tanpa alasan memang jadwal teaterku sedang padatnya.

Aku disibukan latihan teater untuk pementasan digedung kesenian dikotaku. Akhirnya proposal yang kak azam buat saat itu di app.

Kak azampun menempati janjinya ia selalu datang berkunjung disela sela waktu senggangnya, sekedar melatih anggota teater bahkan berlatih bersama, sharing bersama. Bukan kak azam saja tapi senior senior teater lainnya yang sudah luluspun ikut bergabung dan membantu kami yang sedang menyiapkan naskah untuk pementasan nanti. Kak azampun ikut serta menjadi pemain dalam pementasan nanti.

Satu hal yang dapatku pelajari dari kisahku dengan satya.

Ternyata dari setiap kejadian selalu ada kebaikan yang menyertainya.

Tak ada yang kusesali dari hubunganku dan satya yang sudah berakhir ini.

Masing masing dari kami tahu caranya menyembuhkan luka diri.

Mengisi dengan kesibukan dan hal positif lainnya.

Bila kalian berpikir aku merasa kesepian tanpa seorang kekasih , kalian salah.

Aku merasa bersyukur karena tak sendiri, aku punya sahabat sahabat dan orang orang baik disekitarku.

Hari hariku pun tetap indah dan berjalan lebih indah kini.

Ada yang lebih penting dari sekedar kekasih, kita dikelilingi orang orang yang menyayangi kita dan care pada kita bagiku itu sudah cukup dan membuat hariku berwarna.

🌷🌷🌷