Chereads / Asmara / Chapter 19 - Bab 18

Chapter 19 - Bab 18

Libur semester kenaikan kelaspun berakhir dan akupun kini naik kelas menjadi murid kelas sebelas.

Tak terasa begitu cepat waktu berlalu.

Setelah dua minggu lamanya kita liburan.

Kini kembali pada rutinitas seperti biasanya. Aku, alil dan dera menjadi kakak kelas kini. Pagi itu kami bertiga menyusuri halaman sekolah dan menyaksikan murid murid kelas sepuluh baru.

Hari pertama mereka masuk sekolah sebagai murid kejuruan begitupun dengan kami bertiga hari pertama masuk sekolah kembali sebagai murid kelas sebelas.

Jadi ingat tahun kemarin ya ucap dera saat kita baru menjadi murid sekolah ini pemandangan yang familiar sekali.

Pertama masuk dikelas sepuluh aku jomblo sekarang naik dikelas sebelas jomblo juga begitu dera berkata.

Hubungan dera dengan kak arda tak berlangsung lama mereka hanya berpacaran lima bulan saja dan putus.

Karena ketidak sepahaman begitu cerita dera padaku dan alil.

Sementara aku dan satya masih berjalan baik begitupun alil dan anton.

Diantara kami bertiga hanya dera sendiri yang jomblo.

Namun dera tetap happy.

Wah brondong keren,

cari brondong brondong ah celetuk dera

Aku dan alilpun tertawa mendengarnya..

Hari hari kami disekolahpun berjalan seperti biasanya.

Dua bulan berlalu kini aku menjadi murid kelas sebelas.

Seperti yang lainnya aku dan derapun sudah akrab dengan beberapa adek kelas sesama jurusan atau beda jurusan.

Dan salah satunya adalah risye adek kelas satu jurusanku.

Risye sepuluh tekstile satu,

dia berniat untuk mengekos karena awalnya dia tinggal dirumah bibinya dan lumayan jauh dari sekolah.

Akhirnya dia memutuskan untuk mengekos dekat sekolah.

Risyepun berkunjung kekosan kami bertiga untuk melihat kosan.

Kebetulan ada satu kamar yang baru saja kosong, karena kak reni anak sma 8 pindah kosan ikut temannya dikosan lain.

Risyepun merasa cocok dan minggu ini akan pindah.

Jadilah kini kami berempat.

Oiya risye anaknya sangat riang sama seperti dera dan satu hal yang aku kagumi darinya dia begitu jago menggambar.

Seharusnya dia masuk saja menjadi anak dkv tapi ternyata dia tidak berminat, dia lebih menyukai tekstile.

Risye begitu pandai menggambar kartun dalam buku bagaikan kartun sesungguhnya dalam komik.

Satya, heri, taufan alil mereka yang anak dkvpun kalah jauh gambarnya dengan risye. Gambar risye benar benar ciamik banget kalau bahasa kerennya sekarang itu.

Terkdang diwaktu senggang aku suka diajari menggambar oleh risye, namun tetap memang dasarnya bakat aku bukan digambar. Gambarku pun berantakan..haha.

Kadang risye juga membantuku mengerjakan tugas motif praktek gambarku.

Melukispun ia sangat mahir. Sedangkan eskul risye mengikuti pmr disekolah.

•~•~•~•~•~•~•~•~

🌹

Disuatu pagi yang tidak begitu cerah, tanpa pertanda apapun yang kurasa.

Hari masih tetap seperti biasa saat aku, alil, dera dan risye kami berempat pergi kesekolah bersama.

Dan kami berpisah dikoridor kelas menuju kelas masing masing.

Saat sedang belajar dijam pelajaran kedua. Tiba tibanya ada razia dadakan disekolah oleh perwakilan beberapa guru dan anak anak pks ( patroli keamanan sekolah ) razia serentak dari kelas sepuluh hingga kelas dua belas. Dari mulai razia ponsel semua dikumpulkan untuk diperiksa video videonya. Razia alat tempur ( yang ku maksud kosmetik perempuan ) dan benda benda aneh lainnya. Aku sih santai saja dan tak panik, ya karena aku tak pernah membawa alat tempur ataupun menyimpan video video aneh dalam ponselku.

( kalian pasti paham maksud video aneh itu apa ? kenakalan remaja video dewasa xx ) masa ku sma belum secanggih sekarang ya. Belum ada hp android keren, belum ada instagram, belum ada snapchat atau snapgram, belum ada like, kwai, line, whatsapp, ask.fm , dan berbagai aplikasi keren lainnya seperti saat ini.

Jaman aku dulu masih pakai friendster , facebook dan twitter saja..

Seingatku ya seperti itu.

Ponsel yang digunakan pun rata rata samsung , nokia , sonny ericson dan motorola. Ya begitulah semua merk ponsel yang kusebutkan memang keren pada jamannya. akupun menggunakan hape tipe lama nokia keluaran tahun 2000an, ponselku pun nokia tipe 6600. Karena saat itu tahun 2008.

Waktu istirahatpun tiba, semua ponsel yang tak bermasalah dikembalikan.

Sementara ponsel yang terdapat videonya disita dan dikumpulkan diruang bp. Begitupun dengan benda benda aneh yang lainnya disita dibawa keruang bp.

Semua murid yang bendanya disita dicatat namanya dan diberikan pada guru bp.

Setiap kelas mendapat pengarahan. Sementara yang mendapat masalah mereka tak diijinkan beristirat dan segera dikumpulkan diaula karena saking banyaknya murid.

Seperti inilah masa remaja, banyak kenakalan kenalan yang terjadi dari kenakalan kecil sampai kenakalan besar.

Dan akupun sangat kaget ketika sedang istirahat makan siang dikantin bersama alil, dera, risye dan puput. Tiba tiba heri dan taufan menghampiriku dan berkata satya terkena razia.

Ia ketahuan membawa sebungkus rokok ditas nya. Tersentak aku mendengar kabar ini, seketika itu nafsu makan ku pun berhenti.

Aku tak melanjutkan makanan dipiringku dan begitu mencemaskan satya, akupun terpikir pak rasid.

Kecewa dan amarah campur aduk dalam benak ku.

Satya lagi lagi kamu tak menempati janjimu. Batinku mengguma. Alil, dera, risye dan puput pun kaget.

Jangankan kalian heri yang sebagai sahabat terdekat satya pun merasa kaget.

Anak anakpun serentak berkata sabar keita. Akupun terdiam dalam duduk ku lemas.

Tiba tiba aku merasa pusing, risye pun menemaniku ke uks.

Ponselku bergetar sebuah pesan masuk dilayar hapeku. Segera ku baca pesan itu ternyata dari kak akbar.

Kak akbar bertanya padaku masalah satya, apa kamu sudah tahu tha ? satya saat ini lagi diberi pengarahan diruang bp bersama beberapa siswa lainnya yang ketahuan membawa rokok dan siswa yang merokok. Kak akbarpun bercerita tadi diruang guru melihat pak rasid dan sepertinya pak rasidpun begitu kaget.

Akupun terus membalas sms dari kak akbar. Bel tanda masukpun kembali berbunyi,, pertanda waktu istirahat ini sudah berakhir..

Aku mengakhir smsanku dengan kak akbar. aku dan risyepun meninggalkan uks lalu kembali kekelas masing masing.

Pulang sekolah tiba, aku bergegas menghampiri kelas satya namun tak ku temukan satya.

Heri bilang satya tak kembali setelah dari ruang bp.

Ini tasnya ditinggalin dikelas.

Heripun membawa tas satya ditangannya. Keita kamu enggak apa apa kan ucap taufan padaku ? enggak kok fan, yaudah aku duluan ya ri fan.

Akupun meninggalkan mereka dipintu kelasnya dan pergi menuju bascame teater. Karena tadi kak akbar bilang akan menungguku diruang teater.

Ku hubungi satya, berkali kali ku telepon dan ku kirimi pesan namun tak ada balasan dan jawaban.

Rasanya ingin segera ku bertemu satya dan bertanya maksud ini semua apa ? entah kenapa hatiku terasa sakit. Aku benar benar marah pada satya.

Sampai diruang teater kudapati kak akbar disana bersama kak firman dan juga kak dido serta beberapa teman teman teater yang lain. Pertanyaan demi pertanyaan pun mendarat untukku.

Keita kamu enggak apa apa kan ? kok bisa satya begitu ? kamu tahu enggak satya merokok ? dan blablabla lainnya..

Rasanya aku begitu malas untuk menjawabnya.

Teman teman jangan tanya aku yang macam macam dulu ya ucapku seketika.

Biarkan aku menenangkan diri dulu ya. Akupun kaget sama seperti kalian, aku terpaksa berbohong.

Kak akbar memberiku minum dari dispenser diruang teater ini. Udah minum dulu tha, kak akbar mengetik pesan padaku.

Akupun langsung membaca pesan diponselku, " kalau disini terlalu rame kita keluar aja yuk cari tempat buat ngobrol " akupun mengangguk pada kak akbar yang tepat didepanku.

Aku membuka suara pada teman teman teaterku.

Aku pulang dulu ya semua, kak firman pun berkata jangan terlalu dipikirkan ya tha. Semangat keita sambung kak dido menanggapiku. Oke ucapku. Makasih semua. Gua juga balik deh. Begitu kak akbar bilang. Loh kok balik sih bar ucap kak firman hampir berbarengan dengan kak dido.

Ada urusan nih. Kak akbarpun keluar dari bascame teater kemudian menyusulku yang sudah duluan berjalan dikoridor kelas.

Kita berduapun meninggalkan sekolah.

Kita berdua menyusuri jalanan kota, tiba tiba kak akbar mengajakku makan bakso dan minum segelas es cincau disiang hari yang panas ini.

Lapar nih tha ucap kak akbar padaku, kita makan dulu ya. Mendarat sudah kita berdua di warung bakso.

Gimana satya sudah bisa dihubungi ? ucap kak akbar padaku.

Belum kak jawabku, yaudah makan dulu tha nanti baksonya keburu dingin.

Hari itu kak akbar menghiburku dari kesedihan.

Membawaku berkeliling kota, mengajakku dari satu tempat ketempat lain.

Tak lupa kak akbarpun membawa kamera kesayangannya yang selalu ia bawa setiap hari dalam tasnya

Dan kak akbarpun berkali kali memotretku, menjadikan aku objeknya.

Sedikit ku terhibur, namun tetap pikiranku tak lepas dari satya.

Sore tiba kak akbarpun mengantarku pulang kekosan.

Hingga saat ini satyapun tak ada kabarnya sama sekali padaku.

Entah dimana ia berada ?

Aku tanya heri, taufan dan raffi mereka semuapun tak tahu dimana satya

Berkali kali heri kerumah satya, namun satya belum pulang juga. Bahkan pak rasid pun tiba tiba menelepon ku dan berkata ada satya bersamaku tidak ? bila sedang bersama satya suruh pulang ditunggu ayah dirumah begitu ucap pak rasid.

Akupun bilang satya tidak bersamaku.. Seharian ini aku tak melihat satya dari ku dengar bahwa satya terkena razia.

Satya kamu dimana ? semua orang menghawatirkanmu.

Dua hari sudah satya tidak masuk sekolah. Sudah tiga hari aku tak melihatnya, satyapun tak pulang kerumahnya.

Dan hari ini dihari ketiga satya baru masuk sekolah.

Aku dengar dari heri, semalam satya baru pulang kerumah itupun karena ketahuan pak rasid satya menginap dirumah salah satu teman smpnya. Dan dijemput pak rasid untuk pulang. Sampai dirumah satya dinasehati habis habisan oleh pak rasid bisa dibilang satya kena marah ayahnya. Bila menyangkut anak dan anaknya salah pak rasid sangat tegas dan disiplin.

Makanya mengapa satya tak pulang kerumah karena takut kena marah ayahnya.

Namun tetap saja bagaimanapun menghindar akhirnya kena marah juga.

Saat pulang sekolah, aku kembali bergegas menghampiri satya. Aku menunggunya didepan kelasnya, ketika semua murid kelasnya berhamburan keluar dan satya terakhir keluar bersama heri juga taufan.

Aku menarik tangan satya.

Dan membawanya kebelakang sekolah yang terlihat sepi.

Aku bertanya padanya kemana saja kamu dan kenapa tak mengabariku ? satya menunduk dan ia sangat merasa bersalah padaku.

Satya pasti tahu aku begitu kecewa padanya. Sekilas satya menjadi pengecut karena ia merasa bersalah menghindariku beberapa hari ini, akhirnya menjadi takut untuk bertemu denganku.

Takut bila aku sangat marah padanya.

Sudah jelas aku memang marah padanya.

Aku tahu kata maaf sudah tak ada artinya buat kamu tha.

Namun sungguh sungguh aku minta maaf. Aku harap kamu enggak marah sama aku.

Aku tahu lagi lagi aku salah, tolong maafin aku keita. Aku sayang kamu satya meyakinkanku dan ia menggenggam tanganku erat.

🌷🌷🌷