Chereads / Asmara / Chapter 18 - Bab 17

Chapter 18 - Bab 17

Setelah mandi dan makan malam..

Akupun sibuk mengerjakan tugas sekolahku dimeja belajar.

Saat dera menghampiriku dan berkata satya dari tadi smsin aku terus nih tha, nanyain kamu udah pulang belum.

Aku belum balas satupun pesannya, sama ke aku juga satya sms mulu ucap alil.

Emangnya kamu belum ngabarin satya tha ? akupun tersadar dari tadi aku belum menyalakan ponselku.

Akupun meraih tas sekolahku dan mencari ponselku dalam tas.

Akupun mengaktifkan ponselku.

Dan benar saja pesan masuk memborong layar hapeku betubi tubi, begitu juga panggilan tak terjawab.

Pesan dari satya, alil, dera, kak akbar dan panggilan tak terjawab satya berpuluh kali. Tak ada satu pesanpun yang aku baca.

Aku melemparkan ponselku pada tempat tidurku dan membiarkannya.

Akupun melanjutkan tugas sekolahku hingga selesai, dan ponselku terus saja bergetar dari atas tempat tidur.

Akhirnya aku menyentuh ponselku juga dan membawanya pada balkon didepan kamarku. Aku merebahkan diriku pada bangku diatas balkon ini dan melihat hapeku perlahan.

Aku membalas pesan kak akbar.

Dan sejenak ponselku bergetar kembali panggilan masuk dari satya, namun tiba tiba seseorang berteriak dari bawah balkon kenapa teleponnya enggak diangkat angkat ? refleks aku menoleh kebawah dan ternyata satya sudah berada dibawah tepat didepan kosanku.

Akhirnya aku mengangkat teleponnya yang masih bergetar dari ponselku dan menjawabnya. Kamu dari mana ? ucapnya padaku, turun sekarang kebawah.

Aku tunggu kamu disini begitu ucapnya. Belum sempat aku menjawab klik telepon terputus.

Dengan langkah gontai akhirnya akupun berjalan kebawah dan menemui satya. Mendarat sudah kita berdua duduk dibangku teras depan kosan.

Kita berdua saling terdiam diri tanpa sepatah kata satu sama lainnya.

Akhirnya satya membuka suaranya memulai pembicaraan denganku.

Enggak tahu aku harus ngomong apa sama kamu tha, yang pasti aku tahu saat ini kamu marah banget sama aku soal kejadian tadi siang disekolah..

Aku minta maaf begitu ucapnya,

Akupun membuka suara setelah mendiami satya selama hampir sepuluh menit kita didepan kosan.

Dengan entengnya kamu bila maaf sat tanpa rasa bersalah sama aku ?

Aku yakin kamu tahu tanpa aku bilang sat, kamu sudah mengingkari janji sama aku bahwa kamu tak akan merokok lagi.

Tapi buktinya kenapa tadi kamu ? belum selesai aku berkata, satya sudah menjawab iya aku salah tha, tadi kak reno nawarin rokok lagi sama aku dan aku mau. Maafin aku tha. Please.. aku janji enggak akan ngerokok lagi ucapnya padaku, aku akan menghindari kak reno dan menolaknya bila menawari ku rokok lagi. Kamu tahu enggak sat, aku itu kuatir banget sama kamu.

Aku enggak suka kamu dekat banget sama kak reno, kak reno itu ? ah,, aku memberhentikan ucapanku.

Aku yakin kamu tahu ucapanku ini.

Aku cuma enggak mau kamu salah jalan sat, coba pikirin masa mudamu.

Aku enggak mau masa mudamu sia sia.

Iya keita sayang aku enggak akan gitu lagi aku janji demi kamu..

Apa demi aku sat ? jangan demi aku, tapi demi kebaikan diri kamu sendiri satya wisnu pratama..

Demi orang tua kamu, setiap kamu mau melakukan hal yang salah kamu harus ingat orang tua kamu, ibu dan ayahmu.

Apa kamu tega membuat mereka bersedih karena kelakuan kamu sat ? coba kamu renungin pikirin baik baik sat.

Kamu juga harus ingat sama seto sat.

Kamu bilang seto itu kagum banget sama kamu, dan pengen jadi seperti kamu.

Kakak yang baik untuk adiknya, kakak yang pintar dan jago bermusik.

Begitukan yang pernah kamu bilang sama aku ? Gimana perasaan adik kamu bahwa ternyata kakak kesayangannya tidak sebaik yang dia bayangkan ? apa kamu tega sat ??? jawab aku.

Seto masih terlalu kecil untuk memahami ini sat, gimana kalau seto tanpa sengaja melihat kamu merokok dan dia jadi coba coba rokok ? pernah enggak kamu berpikir kesitu satyaaaaaa..

Akupun berkata tegas pada satya. Dan satya hanya terdiam dibangku, seolah dia sedang merenungi ucapanku itu benar adanya.

Aku memperhatikan wajah satya dengan seksama terlihat raut penyesalan.

Namun satya tidak berkata apapun padaku. Akupun beranjak dari dudukku berniat melangkahkan kakiku kedalam kosan,

Maaf kalau aku terlalu bawel sama kamu satya, semua itu karena aku peduli sama kamu.

Belum sempat aku melangkahkan kaki, satya telah menarik tanganku dan memeluk.

Dia mengucapkan berkali kali maaf dalam pelukanku.

Akupun melepaskan pelukannya, dan menariknya duduk kembali.

Aku udah maafin kamu satya..

Aku harap kali ini kamu bisa pegang kata katamu dan janjimu, bahwa kamu benar benar enggak akan merokok lagi.

Kalau kamu langgar janjimu kamu dapat konsekuensinya satya.

Kamu sayang sama aku kan satya ? tentunya keita oktavia, aku sayang banget sama kamu begitu ucap satya.

Baik konsekuensinya kalau kamu langgar janji kamu kita putus.

Ya kok putus jangan putus dong keitaku, yang lain aja gimana ? kenapa satya ? kamu takut melanggar janji kamu lagi seperti ini? tanyaku padanya.

Kalau kamu emang sungguh sungguh sayang sama aku dan tidak akan merokok lagi harusnya kamu berani dengan konsekuesi ini. iya keita, aku risatya wisnu pratama berjanji tidak akan merokok lagi begitu ucapnya.

kamipun berbaikan kembali, hari hari kitapun kembali seperti biasanya.

•~•~•~•~•~•~•~•~

🌹

Ujian akhir semesterpun datang, kami semua murid murid kelas sepuluh dan sebelas melaksanakan ujian akhir semester kenaikan kelas dan praktek kejuruan.

Tanpa terasa seminggu sudah berlalu dan kini semua murid murid menunggu hasil dari ujian akhir semester masing masing.

Begitupun kelas dua belas sedang disibukan dengan kelulusan sekolah.

Aku melangkahkan kakiku menuju bascame teater, dan melihat kak azam seperti biasa sedang fokus pada laptop kesayangannya. Tiba tiba pikiranku pun membayang teringat saat aku pertama kali melangkahkan kaki menuju bascame teater ini dan bertemu kak azam.

Dengan ramah kak azam menyapaku kala itu, kak azam bukan sekedar kakak kelas juga bukan sekedar ketua teater saja.

Tapi seperti guru dan sosok kakak bagiku. Banyak waktu yang telah kita habiskan diruang teater ini bersama.

Adakala kak azam menjadi tempatku bercerita..

Tentang sekolah ini, pelajaran juga teater bahkan sesekali kadang aku curhat padanya tentang satya. Kak azam tipekal orang yang welcome dan baik, penuh canda sangat humoris namun bisa juga serius.

Kak azam pun sosok yang smart dan ramah.

Secara tak langsung dia menjadi sosok kakak buat ku. Bukan dengan ku saja tapi untuk semua anggota teater lainnya kak azam sangat humble sekali.

Aku jadi ingat saat pertama kali pentas waktu itu dari belakang panggung ketika ku merasa gugup kak azam mengajariku untuk memejamkan mata sesaat dan menarik nafas dalam dalam lalu keluarkan perlahan. Menyakinkan ku bahwa you cant do it keita. Satu hal yang semua anak teater tahu kak azam sangat menyukai sheila on seven band favoritenya.

Kak azam begitu terobsesi dengan duta vokalisnya..

Yang menurut kak azam lagu lagunya begitu bagus dan dalam maknanya.

Karena seringnya aku mendengar lagu so7 setiap bersama kak azam dalam bascame teater ini.

" sahabat sejati, melompat lebih tinggi, sebuah kisah klasik, kita, jap, seberapa pantas, bapak bapak "

itu beberapa lagu so7 dan aku sampai hafal liriknya menurutku memang bagus sekali. Kenapa aku menjadi haru gini ya..

Terasanya sedih karena sebentar lagi akan berpisah dengan kak azam sang ketua teater ini.

Tidak akan ada lagi sosok yang ku lihat nanti setiap pulang sekolah dibascame, kak azam yang selalu stay diruangan teater ini lirih hatiku.

Akupun menyapa kak azam..

Gimana kak hasil kelulusan nya ? kak azam tersenyum alhamdulilah lulus tha.

Kemarin ya kak pengumuman kelulusannya ? iya tha. Selamat ya kak. Kak azampun tersenyum ( akupun ngobrol panjang bersamanya sambil menunggu anggota teater yang lain datang. Kak azam berpesan padaku baik baik selalu ya keita jadilah seperti namamu, baik baik juga sama satya jangan berantem mulu. Kalau ada apa apa cerita saja sama dido , firman , yanti ataupun akbar.

Kita semua diteater ini sudah bagai sodara jangan sungkan sungkan. Selama mereka bisa pasti akan selalu siap membantu jika dibutuhkan ya adek ku. Begitu ucapnya. Diteater ini meskipun nanti kita sudah lulus tidak ada namanya putus silaturahmi.

Yang sudah menjadi anggota diteater ini akan selamanya menjadi anggota.

Tidak ada namanya alumni teater.

Memang seperti itu sudah dari dulu..

Banyak kok kakak kakak teater yang sudah lulus sering mengunjungi teater ini bahkan bergabung untuk latihan teater bersama. Hampir lupa aku belum cerita ya, teaterku adalah teater tertua disini.

Teater senior dari semua teater yang ada disemua sekolah sma dan kejuruan dikotaku. Berdiri pada tanggal 28 oktober 1981 saat hari sumpah pemuda.

Akhirnya hari pelepasan siswa siswi kelas dua belaspun tiba,

murid murid kelas sepuluh dan sebelas diliburkan. Namun tetap saja ada beberapa murid kelas sepuluh dan sebelas yang datang kesekolah untuk menyaksikan pelepasan murid kelas dua belas.

Diantaranya mereka yang memiliki kekasih dikelas dua belas.

Kebanyakannya siswi perempuan yang hadir melihat sang pujaannya kelulusan.

Ada juga sahabatnya dikelas dua belas, sodaranya, kakaknya ya begitulah hubungan hubungan yang terjalin dengan kakak kelas. Begitupun anak anak teater semuanya hadir secara khusus karena memang membawakan pementasan juga diaula sekolah.

Ada juga teater perpisahan dari anggota kelas dua belas.

Kak azam berjanji pada anggota teater diwaktu senggangnya akan selalu datang mengunjungi teater tercinta ini.

Dan jabatan ketua teaterpun diturunkan pada kak dido.

Karena kami semua sepakat untuk kak dido yang menjadi ketua teaternya.

Awalnya yang terpilih kak akbar namun kak akbar menolak menjadi ketua. Ia lebih ingin menjadi anggota saja, karena kak akbar pasti selalu jarang ada disekolah mengingat ia sering mengikuti lomba memotret dan kesibukan perwakilan sekolah untuk lomba lainnya. Ya begitulah kak akbar orang sibuk.

🌷🌷🌷