Chereads / Asmara / Chapter 17 - Bab 16

Chapter 17 - Bab 16

Hari berganti hari..

minggu berganti minggu.. dan bulanpun berganti bulan..

Tanpa terasa lebih dari setengah tahun kini aku bersama satya.

Satya hadir menemani hari hariku disekolah ini sebagai kekasihku.

Hubunganku dengan satya sama seperti kebanyak cinta remaja pada umumnya.

Cinta saat putih abu abu seperti kata lagu eyang crisye " kisah kasih disekolah " marahan, baikan, cemburu, kesalah pahaman silih berganti mewarnai kisahku dengan satya.

Hingga disuatu hari saat aku sedang eskul teater seperti biasanya, satya tetap menungguiku disekolah sampai sore hari.

Ketika latihan teater aku ijin ketoilet karena ingin pipis.

Dan tanpa disengaja setelah aku keluar dari toilet siswi wanita, melewati koridor kelas yang menghubungkan toilet siswa laki laki. Aku mendengar suara seseorang yang sudah tak asing lagi aku kenal.

Suara itu sedang berbicara kemudian diselingi tawa bersama beberapa suara orang lainnya, ketika melewati toilet siswa laki laki akupun mencium asap yang keluar dari dalam toilet. penasaran kupun memuncak akhirnya aku memberanikan diri masuk kedalam toilet laki laki dan benar saja ketika aku melangkahkan kaki memasuki toilet itu, aku melihat sosok yang begituku kenal..

Satya didepanku berkumpul dengan beberapa orang lainnya mereka sedang merokok bersama didalam toilet.

Aku merasa begitu kaget, aku hampir tak mempercayainya dengan apa yang sedang kulihat ini.

Hatiku terasa sesak entah kenapa ? akupun refleks dan berteriak mmemanggil satya dengan lantang.

Seketika satyapun tersentak dan segera membuang sebatang rokok dari tangannya, satya melihatku dengan kagetnya.

Akupun bergegas keluar dari toilet itu dan berlari.

Hatiku hancur tak karuan mengapa satya berani beraninya merokok diwaktu yang belum pantas untuknya.

Satyapun mengejarku, satya menarik tanganku dan berkata keita tunggu dengarkan aku dulu begitu ucapnya padaku.

Aku bisa jelasin tha.

Saat ini perasaanku sedang tak karuan,

Aku tak ingin mendengarkan penjelasan satya padaku.

Aku menghentakan tanganku melepaskan genggaman tangan satya padaku lalu akupun berlari.

Satya terus mengejarku hingga aku sampai diruang teater. Dengan tegas aku berkata pada satya, aku masih ada latihan sat please jangan bahas itu sekarang.

Akupun meninggalkan satya yang mematung didekat pintu ruang teaterku dan segera masuk kedalam ruang teater.

Satyapun menungguku didepan ruang teater hinggaku selesai latihan.

Eskul teaterpun berakhir, satya sudah standby didepan ruang teater.

Ketika ku berjalan keluar dari ruang teater bersama puput dan beberapa teman teater lainnya.

Satyapun menarik tanganku segera,

Akupun pamit pada puput dan teman teman teaterku. Berkata aku duluan ya.

Satya membawaku kelantai dua koridor atas. Stop ucapku kalau kamu mau jelasin disini aja, satyapun membuka suaranya aku tahu aku salah tha, aku khilap sudah merokok. Maafin aku tha.

Aku hanya mematung ditempatku berdiri mendengar perkataannya satya.

Keita oktavia maafkan aku begitu ucapnya, berulang ulang satya menyebutkan kata maaf. Karena satya tahu aku pasti sedang marah padanya.

Melihat aku hanya terdiam dan bersikap cuek pada satya.

Akhirnya akupun membuka suara dan bertanya dari kapan sat ?

Aku mengulangi sekali lagi pertanyaanku " dari kapan risatya wisnu pratama kamu mulai merokok " ?? dari kapan ???? satyapun berterus terang padaku dari sebulan yang lalu keita.

Kenapa kamu ngerokok sat ??

Apakah kamu coba coba atau gimana ? satya bilang ditawarin kak reno.

Awalnya aku cuma nyoba akhirnya aku ketagihan rokok hingga saat ini aku jadi merokok ucap satya padaku.

Ada sedikit rasa kecewa dibenakku pada satya. Akupun menghela nafasku,hmm..

Satya ucapku, kamu tahu enggak apa yang kamu lakukan itu salah ? diusia kita yang saat ini, kamu belum seharusnya untuk merokok. Pernah enggak kamu berpikir sat, gimana perasaan ayah kamu pak rasid bila beliau tahu anaknya merokok ?

Ayah kamu pasti merasa gagal mendidik kamu sat.

Kamu tahu enggak ? orang tua membebaskan kita buat berteman dengan siapapun, tandanya mereka begitu percaya seutuhnya pada kita. karena kita sudah remaja..

Namun bukan berarti kita menjadi bebas bergaul dengan sembarang orang.

Satya kamu itu sudah remaja usia sma.

Aku yakin tanpa aku jelasinpun kamu pasti tahu mana yang baik dan buruk , mana yang benar dan salah.

Memang kita masih remaja masa yang begitu bergejolak dan berapi api masa transisi menuju dewasa, masa yang selalu ingin mencoba banyak hal baru.

Semua pilihan itu ada didiri kamu sendiri jalan mana yang mau kamu pilih ? hal positifkah atau negatif ?? kita itu masih muda sat, jalan kita masih panjang aku rasa sangat disayangkan sekali bila kita salah mengambil langkah.

Satyapun tertegun mendengar ucapanku, diapun terus terusan meminta maaf padaku. Kamu enggak perlu minta maaf sama aku sat, kamu harusnya minta maaf sama orang tua kamu. Ingat ayahmu berjuang, kerja keras demi anaknya.

Mendidik anak anaknya sebaik mungkin agar anaknya tidak salah melangkah.

Aku yakin ayah kamu pasti kecewa bila tahu tentang ini. Aku memang hanya seorang pacar buat kamu namun akupun harus mengingati kamu disaat kamu salah sat.

Aku enggak akan melarang kamu untuk merokok bila memang kamu sudah dewasa dan bekerja.

Kamu ingin merokok itu hak kamu namun aku hanya mengingati bila kamu sayang diri kamu dan peduli dengan kesehatanmu sebaiknya saran ku tidak usah merokok, itu sih kembali pada dirimu sendiri sat.

Seketika satya menjadi terdiam sejenak ia berpikir apa yang diucapkan keita padanya memang benar. Satya sadar iya telah salah. Satya berjanji padaku tidak akan merokok kembali.

Namun akupun harus berjanji untuk tidak memberi tahukan siapapun, terlebih pak rasid. Satya tak ingin membuat ayahnya kecewa begitu pintanya padaku.

Akupun mengiyakan ucapannya.

Aku tahu aku salah karena ikut menutupi kesalahannya..

Biar bagaimanapun sesalah apapun kita,

Kita harus berani mempertanggung jawabkannya dan berkata jujur pada orang tua kita.

Sikap itu jauh lebih baik dari pada kita berusaha menyembunyikannya.

Karena sesuatu itu meski serapat apapun berusaha kita tutupi lambat laun akan terbuka juga, bagaikan pepatah

" sepandai pandainya tupai melompat, pasti akan terjatuh juga "

( Yang kusesali kini seharusnya aku menolak mengiyakan ucapannya satya kala itu )

•~•~•~•~•~•~•~•~

Disekolah,,

Hari hariku berlalu seperti biasanya sekolah, tugas, belajar, teater, paskibra, para sahabat dan satya mewarnai didalamnya ya begitulah rutinitasku.

Begitu begitu saja diruang lingkup yang sama setiap harinya.

Terkadang aku merasa jenuh akan rutinitasku. Namun para sahabat dan satya menjadi alasanku terus bersemangat untuk kesekolah. ( dan percayalah.. saat kini dimasa depanku, yang sekarang sedang kujalani. aku sangat merindukan masa masa rutinitas disekolah saat putih abu dulu. Kini aku sadar masa remaja itu begitu indah terasa :) masa masa saat aku disibukan oleh tugas tugas sekolah, latihan teater, latihan paskibra dan tentunya para sahabat serta satya melengkapi kisahku disaat itu. Kalian memberi arti untuk hidupku kini )

Aku merapihkan buku buku ku kedalam tas dari atas meja ketika bel pulang sekolah berbunyi.

Aku menyusuri koridor kelas kemudian menuruni anak tangga, berniat untuk menuju kelas satya.

Diujung koridor sebelum kelas satya, dari kejauhan aku melihat satya saat aku ingin menyapanya satya sudah berbelok diujung koridor kelasnya berjalan kearah gudang sekolah. Satya tidak melihatku.

Aku ikuti satya hingga keujung lorong koridor dan ternyata disana aku melihat satya dengan kak reno, ( kak reno adalah anak logam tiga kelas dua belas. Entah dari mana satya mengenal kak reno. Namun setahuku kak reno adalah premannya sekolah, anak nakal yang berani melawan guru guru, seluruh sekolahpun tahu bagaimana perangainya kak reno ) lagi lagi satya terlibat dengan kak reno. Aku menghela nafas kembali, tiba tiba kak reno pun kembali menyodorkan sebungkus rokok pada satya.

Awalnya aku lihat satya menolak namun kak reno berkata halah udah cobain aja satya, enggak ada yang lihat ini.

Buruan temanin gua ngerokok dan satyapun mengambil sebatang rokok kemudian satya merokok kembali.

Akupun segera menghampiri satya meraih rokok dari tangannya dan melemparnya kelantai.

Kak renopun pergi begitu saja dengan sebungkus rokok ditangannya dan meninggalkan satya ditempat.

Satya terkejut melihatku..

Kali ini aku benar benar marah padanya, satya tak menempati janjinya padaku.

Aku melangkahkan kakiku dan segera menjauh dari satya.

Akupun berlari kencang sekuatku, aku tahu satya sedang mengejarku dari belakang menyusuri lorong sekolah.

Dari kejauhan dilantai atas bengkel dkv kak akbar melihatku berlarian dan disusul satya mengejarku.

Kak akbarpun menuruni anak tangga bengkel dkv kemudian menghampiriku ditepi tangga dan segera menarikku keatas tangga menyuruhku untuk berjongkok dikoridor lantai dua bengkel dkv agar tak terlihat satya.

Benar saja satya tak melihatku, satya terus berlari lurus menyusuri koridor kelas lantai bawah dan satya menghilang.

Mungkin saja satya sedang mencariku sampai kekosan.

Nafaskupun terengah engah karena mendadak lari seperti baru saja habis maraton.

Udah aman tha, begitu ucap kak akbar padaku.

Kemudian kak akbar membuka tasnya dan menyodorkanku sebotol minuman air mineral miliknya.

Nih minum dulu tha, sedikit ragu aku menerimanya..

Tenang tha bersih kok air minumnya.

Padahal bukan itu maksudku.

Jelas aku tak terbiasa meminum air dari satu botol yang sama dengan laki laki.

Aku merasa sedikit risih, namun akhirnya akupun meminum air mineral itu hingga habis karena aku memang haus.

Ponselku terus terusan bergetar dari dalam tasku, akupun mengeceknya dan sudah pasti itu satya.

Satya menghubungiku terus, ia menelepon tak hentinya dan mengirimi pesan menerus. Akupun mematikan ponselku.

Aku sedang tak ingin diganggu olehnya. Biarlah dia tahu aku kini sedang marah padanya.

Kenapa ? kak akbar bertanya padaku, kamu lagi berantem sama satya ya ? akupun binggung untuk menjelaskan kejadian yang sebenarnya tentang satya pada kak akbar. Sejurus kemudian akupun hanya mengangguk saja.

Udah enggak usah sedih tha, jangan ditekuk gitu dong mukanya. Kak akbarpun tak melanjutkan pertanyaannya kenapa aku berantem.

Sepertinya kak akbar menghargai privasiku. Diam disini dulu aja tha jangan kemana mana, tenangin hati dulu aja.

Atau kita kebascame teater aja gimana ajak kak akbar padaku.

Untuk menghindari kesalah pahaman orang orang yang melihat kita.

Seperti digaleri poto saat itu..

Akupun bercerita pada kak akbar tentang satya yang salah paham dan begitu cemburu hanya karena mendengar cerita dari teman sekelasnya yang belum tentu kebenarannya. Kak akbarpun memakluminya,

( sebenarnya dari awal akbar sudah tahu tentang keita dan satya, hubungan keduanya sejujurnya membuat akbar begitu cemburu. Namun akbar bisa apa ? akbar tak ingin merusak hubungan orang lain. Meski hanya menjadi sekedar dekat saja, akbar sudah merasa senang bisa mengenal keita )

•~•~•~•~•~•~•~•~

Akbar senja hari.. itulah nama lengkapnya. Sosoknya memang dingin dan cuek.

Akbar dikenal dengan istilah si kutub utara karena sedingin es.

Tidak mudah untuk siapapun masuk dalam dunianya akbar.

Kebanyakan dari mereka pasti akan menyebut akbar begitu sombong.

Hanya orang orang tertentu saja yang bisa menyelami kebaikan dan kehangatannya akbar.

Orang orang yang memang membuatnya merasa nyaman. Ya begitulah akbar.

Dia sosok introvert..

Si cuek namun ganteng parah, iapun pintar, tinggi, keren, jago olahraga, jago music, dan juga jago memotret.

Tak heran memang sudah ganteng dari lahir, akbar digandrungi banyak cewek sejak dari ia tk, sd, smp, hingga sampai sma disekolah ini baik adik kelas, teman seangkatan bahkan kakak kelas.

Dan menyebar keseluruh sma terdekat tentang Pesona akbar yang luar biasa.

Cewek mana sih disekolah ini yang enggak tahu akbar ? semua tahu akbar dan berharap salah satu dari mereka menjadi kekasihnya akbar.

Ketika banyak cewek cewek mengerumutinya bagai semut..

Akbar dengan santai menanggapinya..belum kepikiran untuk memiliki kekasih.

Sampai pada suatu hari segalanya berubah ketika akbar melihat keita. )

Aku dan kak akbarpun berjalan beriringan menuju bascame teater, kami memotong jalan melewati lingkungan kelas sebelas dilantai atas. beberapa pasang mata kakak kelas melihatku dengan kak akbar, mereka yang masih ada disekolah dan hendak segera pulang.

Tampak jelas pandangan mereka tertuju padaku.

Kakak kakak kelas perempuan itu memperhatikanku dari ujung kaki hingga rambutku.

Sejujurnya aku merasa risih, namun aku berlagak so cuek dan tak memperdulikannya. Sampai sudah akhirnya dibascame teater terlihat didalam bascame ada kak azam yang sedang mengetik pada laptopnya.

Ada kak dido dan juga zidan yang sedang mengobrol santai.

Akupun merebahkan tubuhku pada sebuah bangku dipojok ruangan bascame ini menyenderkan tubuhku pada dinding. Sementara kak akbar bergabung dengan kak dido dan zidan.

Tumben mampir kebascame tha ucap kak azam padaku.

Lagi kepingin mampir aja kak jawabku. Akupun menghampiri kak azam, lagi ngetik apa itu kak ? oh ini tha proposal teater.

Kakak lagi mau minta ijin untuk mengadakan pementasan teater kita digedung kesenian kota begitu ucap kak azam.

Gedung kesenian kota kak ? dimana itu kak ? tepatnya dipusat kota tha.

Jadi nanti kalau proposal teater kita ini di app kita bisa mentas digedung kesenian.

Keren dong kak. Pastinya tha..

Meski kak azam sedang sibuk sibuknya menghadapi persiapan un ( ujian nasional ) dan tugas tugas praktek kejuruan yang menumpuk, sebagai ketua teater kak azam selalu menyempatkan waktunya pada teater yang ia cintai ini.

Baginya teater bukan hanya sekedar eskul semata namun tempat untuk mencurahkan kreatifitasnya dalam berkarya, menggali ilmu dan berbagi ilmu bersama.

Selain itu jalinan silaturahmi dan kebersamaannya terasa begitu akrab dan dekatnya para anggota teater sehingga sudah seperti keluarga sendiri.

Kak didopun ikut membuka suaranya siapa dulu azam begitu ucapnya.

Kak dido itu wakil ketua teater,

kak dido murid kelas sebelas logam satu. Oiya..bar poto poto pementasan kemarin udah lo cetak belum tanya kak azam pada kak akbar.

Udah zam sebagian, tapi masih ada beberapa yang belum gua cetak.

Besok deh gua cetak lagi digaleri poto, oke deh bar.

Kalau udah semua dicetak, lo bawa kebascame ya mau gua pajang dimading teater. Hampir lupa gua bar.

Gua boleh minta tolong kan, lo ketempat yanti gih ambilin flash disk berkas berkas naskah teater, kemarin flash disk teater dibawa yanti. Temenin sama keita sana kerumah yantinya, gua sms yanti nih lo kesana sekarang ya, bisa kan bar ? ucap kak azam sedikit memaksa. Keita lagi enggak sibuk kan tanya kak azam padaku ? mau ya temenin akbar. Hmm.. iya kak ucapku pada kak azam. ( kak yanti itu sekertaris teater, kak yanti siswi kelas sebelas dkv dua teman sekelas kak akbar dan kak firman ) akupun dan kak akbar melangkah kan kaki meninggalkan bascame teater berjalan menghampiri parkiran sekolah dan menuju rumah kak yanti yang tidak jauh dari sekolah ini dan kembali kebascame teater menghantarkan flash disk naskah pada kak azam.

Setelah itu kak akbar mengantarku pulang kekosan.

Dari kejauhan didepan gerbang kosan aku melihat satya begitu juga kak akbar.

Aku berkata pada kak akbar tak ingin pulang kekosan dulu karena ada satya menungguku disana.

Kak akbarpun mengangguk dan memutar balik sepeda motornya.

Kak akbar kinivmembawaku kearah yang berlawanan dari tempat kosanku.

Kita berdua menyusuri jalanan kota sore itu, kak akbar membawaku menuju taman kota. Kita berdua duduk disebuah bangku taman dan kak akbar membuka suaranya, apapun masalah kalian harus diselesaikan baik baik tha, jangan dihindari.

Aku menghela nafas dan menjawab ucapnya kak akbar. Akupun inginnya seperti itu kak. tapi satya sudah mengingkari janjinya padaku. Batinku mengguma andai kak akbar tahu kejadian yang sebenarnya.

Rasanya aku ingin menceritakannya pada kak akbar. Namun aku masih dapat mengendalikan diri untuk tak bercerita.

Btw menurut kak akbar,

kak reno itu gimana sih orangnya ? kak akbar seolah kaget mendengar nama reno. Maksudnya reno kelas dua belas logam preman sekolah itu tha ?

Akupun mengangguk iya kak, semua orang disekolah tahu reno seperti apa ? anak badung yag selalu membuat ulah dan sering keluar masuk ruang bp.

Reno paling malas berurusan sama anak perempuan, dia lebih suka membuat ulah dengan anak laki laki disekolah baik adik kelas, teman seangkatannya bahkan kakak kelas juga guru guru pengajar laki laki.

Ada saja ulahnya yang membuat ia selalu terkena skor. Kamu ada urusan apa tha sama reno ? si reno enggak gangguin kamukan tha ? aku menggelengkan kepalaku.

Terus ada apa tanya dia ? aku hanya terdiam tak menjawab pertanyaan kak akbar.

Seolah kak akbar mengetahui isi pikiranku sejurus kemudian kak akbar menatapku dan berkata soal satya ya ? satya berurusan sama reno ? akupun kembali mengangguk, karena rokok ? tentu saja akupun kaget seketika mendengar ucapan kak akbar.

Kak akbar kok tahu ? reno memang seperti itu tha, sudah biasa dia mencari mangsa adik kelas untuk diajak merokok. Saat kakak kelas sepuluh ada beberapa anak dari jurusan kakak yang ketahuan merokok dan itu karena reno. Banyak kok yang sudah kena dan dibawa ke bp.

Anak anak yang merokok dibimbing guru bp dan diberi pengarahan, ternyata reno belum berubah sama sekali padahal bentar lagi itu anak mau lulus.

Selain merokok reno juga terkadang suka minum minum.

Akupun semakin kaget, tiba tiba aku menjadi takut dan terpikirkan satya.

Akhirnya bercerita sudah aku pada kak akbar masalah satya.

Dari awal satya merokok hingga tadi tepatnya kenapa aku marah pada satya.

Dan kini kak akbar mengerti kenapa aku menghindari satya.

Akupun tak memegang janjiku pada satya. Udah tenang aja tha, kakak bukan tipe orang yang bocor kok.

Kakak enggak akan cerita masalah ini sama siapapun.

Kasihan ya pak rasid bila tahu tapi bagaimanapun seharusnya orang tua tahu masalah anaknya agar mencari solusinya begitu ucap kak akbar padaku.

Sebelum satya terlanjur kecanduan rokok. Kamu jangan banyak pikiran ya keita, btw itu ada tukang es cincau beli yuk kak akbarpun menarikku dan kitapun menikmati es cincau bersama dibangku taman kota senja itu. Entah mengapa aku melihat kak akbar seperti sosok abangku dirumah, ketika aku bercerita apapun pada abang disaat hatiku resah, setidaknya hatiku menjadi sedikit lega.

Itupun kini yang aku rasakan bersama kak akbar. Kak akbar begitu hangat kurasa, baik dan care.

Ternyata setelah kita mengenal seseorang lebih jauh kita dapat memahaminya.

Kak akbar tak sedingin kutub utara yang kudengar seperti kebanyakan anak anak bilang.

Sudah mau magrib nih tha, sebaiknya kakak antar kamu pulang ya.

Kakak rasa satya sudah tidak ada didepan kosan kamu.

Akupun mengangguk..

Sampai juga didepan kosan, dari kejauhan aku memastikannya apakah masih ada satya atau sudah pergi ? ternyata satya sudah tidak menungguku didepan kosan.

Hatiku merasa lega, kak akbar menurunkan ku didepan gerbang kosan dan pamit undur diri. Kak akbar menstarter motor besar miliknya dan melaju menjauh dariku hanya punggunya saja yang kulihat dan menghilang.

Akupun membuka pintu pager kosan dan masuk kedalam.

Sesampainya diruang tamu kosan,

Alil dan dera sudah menungguku dengan rasa cemas.

Keita kamu dari mana saja sih ucap alil padaku ? iya keita enggak tahu apa aku sama alil panik nyariin kamu.

Nomer kamu enggak aktif, satya dari tadi disini nyariin kamu.

Begitu dera berkata padaku. Maaf guys ucapku batre hapeku lowbet.

Aku terpaksa berbohong pada alil dan dera, btw satya sampai kapan disini ? derapun menjawab dari pulang sekolah keita dia nungguin kamu.

Satya terlihat cemas mencari kamu.

Dari mana saja kamu tha ? oh,hmm.. kapan satya pulang emangnya de ? baru banget dia pulang dari sini sekitar sepuluh menit yang lalu, katanya kalau kamu pulang kabarin satya segera ucap dera. guys please ya jangan kabarin satya, lil de.

Aku memohon pada kedua sahabatku itu, kenapa ucap alil ?

Aku lagi berantem sama satya ucapku. Biar saja nanti aku yang hubungin satya.

Aku kekamar dulu ya guys, akupun melangkahkan kaki menuju kamarku untuk segera mandi dan merapihkan diri.

🌷🌷🌷