Chereads / Asmara / Chapter 16 - Bab 15

Chapter 16 - Bab 15

Pementasan pertamaku kini..

Semua berjalan baik dengan hari yang begitu cerah diujung minggu siang ini,

Para penontonnya adalah anak anak semua eskul disekolahku yang diundang khusus oleh teater.

Meski tidak semua anggota dari eskul hadir namun setiap eskul mengirimkan perwakilannya untuk menonton pementasan teater ini begitulah setiap tahunnya.

Semua eskul saling menghargai dan menghormati.

Selesai pementasan tepuk tanganpun riuh menggema diaula sekolah ini.

Tak terasa haripun sudah mulai sore ketika aku dan beberapa anggota teater lain sedang merapihkan properti pentas, sementara sisanya sedang membersihkan sampah diluar aula.

Sedangkan satya seperti biasanya menungguku dilingkungan sekolah setelah tadi satya ikut menonton pementasan pertamaku..

Alil dan derapun datang menonton pementasanku setelah pementasan berakhir merekapun pamit pulang kekosan karena ada urusan masing masing.

Kak azampun memanggilku meminta tolong memberikan beberapa berkas pada kak akbar yang sedang mencetak poto digaleri poto dkv. Akupun melangkahkan kaki menuju galeri poto melintasi lapangan basket, terlihat satya sedang asik bermain basket bergabung bersama beberapa orang lainnya anak tim basket sekolah. Akupun tak ingin mengganggunya.

Sebab bilaku memanggilnya sudah jelas satya pasti akan menghampiriku dan berhenti bermain basket.

Biarlah satya asik sendiri dengan dunianya seperti dia yang tak pernah menggangguku ketika aku berkumpul dalam teater.

Kulewati satya dan aku terus menyusuri koridor kelas menuju ruang galeri poto dkv.

Meskipun ini hari minggu namun sekolahku tidak akan pernah sepi selalu ada saja anak anak yang eskul dihari minggu.

Dan pasti ada saja dari semua jurusan beberapa orang yang mengerjakan tugas praktek dihari minggu.

Begitulah sekolah kejuruanku ini bila ada tugas praktek kejuruan, kita bisa mengerjakan tugasnya diluar jam pelajaran sekolah termasuk dihari minggu.

Murid murid dari setiap jurusan bisa datang kesekolah mengerjakan tugas prakteknya bila memang tugas prakteknya memerlukan peralatan dari bengkel kejuruan.

Begitupun dengan ruang galeri poto ini nampak beberapa orang sedang sibuk dengan keperluannya masing masing.

Tentunya mereka adalah anak anak dkv karena memang galeri poto khusus untuk jurusan dkv.

Aku menunggu kak akbar disebuah bangku disudut ruangan galeri ini, tadi ketika masuk aku telah meminta tolong pada salah satu kakak kelas yang kebetulan ada diruangan ini untuk memanggilkan kak akbar.

Karena memang tidak bisa sembarangan orang masuk keruang cetak poto hanya anak anak dkv yang diijinkan masuk.

Sudah seperti itu peraturannya dari setiap jurusan. Begitupun jurusanku sama halnya tidak sembarangan orang boleh masuk kedalam bengkel praktek.

Ya kecuali bila tidak ketahuan,hehe.

Sedikit yang kutahu dari satya, ruang cetak poto itu ada dua. Satu ruangan khusus untuk mencetak poto dari klise, satu lagi cetak poto melalui print dari komputer.

Kak akbarpun menghampiriku ketika aku sedang asik memperhatikan lukisan unik didepanku dari tempatku duduk.

Keita, saat sebuah suara menyapaku..

Berkas dari azam ya ? iya kak ini titipan dari kak azam. Makasih ya tha. Iya kak sama sama.

Btw ruang galeri poto dkv keren ya kak ?

Aku baru pertama kali masuk sini.

Banyak lukisan yang dipajang, juga poto poto. Unik banget ya.

Kak akbar tersenyum mendengarnya.

Kamu suka seni ya tha ? mungkin..jawabku, Entah kenapa ? aku suka aja lihat lukisan, poto poto meski tak begitu paham artian sesungguhnya. Namun yang aku tahu dari setiap lukisan atau poto yang dibuat selalu ada pesan dan makna yang disampaikan didalamnya.

Karena arti dari sebuah gambar itu pasti luas kak, tergantung bagaimana cara kita menilai ? Setiap orangkan punya sudut pandangnya sendiri dalam melihat suatu objek, dan dalam artian yang sebebas bebasnya aku dapat mengartikannya menurut apa yang kita lihat dan pikirkan. Itulah seni, apapun bentuknya, bagaimanapun objeknya tetaplah mengandung unsur seni didalamnya kita menyebutnya sebuah karya.

Menurutku itu indah dan keren sekali..

Seperti lukisan abstrak ini meski kelihatannya asal asalan namun sesungguhnya gambar ini begitu cantik juga berkelas.

Perpaduan warna yang saling berkesinambungan, warna warna yang indah membuatnya terlihat Futuristik banget.

Kak akbarpun tersenyum kembali mendengar ucapanku. Hmm..pemikiran yang bagus tha. Kayanya kamu paham seni deh tha, ah kak akbar bisa aja.

Kenapa kamu enggak masuk jurusan dkv aja tadinya tha ? mau nya sih gitu kak tapi aku enggak lolos seleksi gambar saat daftar dijurusan dkv, makanya aku sekarang terdampar ditekstile.

Jangan bilang siapa siapa ya kak, aku enggak bisa gambar cuma jadi penikmat aja. Kak akbarpun tertawa..haha, dasar kamu keita ada ada saja. Kamu tuh emang lucu banget ya. Bukan enggak bisa gambar keita, semua orang pasti bisa kok gambar cuma kita harus lebih memperdalam untuk belajar lagi.

Inipun berlaku untuk apapun itu ya..

Tidak ada yang tidak bisa dalam hidup ini. Kalau kita percaya, kita pasti bisa melakukan apapun yang kita mau.

Emang benar sih kak, tapi kak setiap orang itu punya bakat dan batas kemampuannya masing masing. Iya enggak kak ? setiap orangkan terlahir dengan kapasitas dan potensinya sendiri kak.

Dimana ada kekurangan dalam diri kita pasti ada kelebihan yang melengkapinya, bukankah tuhan telah begitu adil menciptakan sebaik baiknya manusia ? makanya tuhan menciptakan kawan atau manusia lain dalam hidup kita untuk saling melengkapi.

Kak akbarpun terdiam mendengar ucapan keita. Kamu benar tha,

( dalam hatinya akbarpun semakin kagum dengan keita. Pemikiran yang dewasa untuk seorang gadis remaja. ) benar apa kak ? ucap keita. Menjadi dewasa itu tidak diukur dari usia, karena yang usia tua belum tentu mereka berpikir dewasa.

Kak akbar ngomong apa sih ? usia ? dewasa ? keitapun tertawa :-D

Akbarpun mengajak keita berkeliling mengelilingi galeri poto ini, sesekali diselingi dengan obrolan diantara keduanya.

•~•~•~•~•~•~•~•~

Dikamar kosan,,

Malam hari dikamar kosan ketika keita sedang asik membaca sebuah novel yang ia pinjam dari puput, ponsel keita berbunyi, keita meraih ponsel yang tak jauh dari jangkauannya.

Nampak sebuah pesan dari nomer baru dilayar hapenya.

Keitapun membuka pesan masuk itu.. Ternyata nomer baru itu adalah kak akbar. Keitapun segera membalas pesannya, sejurus kemudian pesan barupun muncul ternyata dari satya.

Keita nampak asik sendiri dengan ponsel ditangannya, ia sibuk membalas pesan dari kak akbar dan satya.

ketika tiba tiba dera datang mengagetkannya membawa sebungkus nasi goreng titipan keita.

Selepas magrib tadi Keita baru sampai dikosan diantar satya,

keita merasa lelah tak ikut makan malam dikantin rumah sakit bersama alil dan dera.

duh asik banget yang lagi smsan sama satya sapaan dera membuyarkan fokusnya.

Bukan satya aja kok de. Dari kak akbar juga ini, refleks derapun kaget..

Bentar bentar maksudnya kak akbar anak dkv yang so cool itu ? tanya dera padaku,

tapi emang cool sih ucap dera kembali..

Kak akbar kan jutek parah, handsome sih tapi ya gitu deh dingin gilak orangnya berasa kaya dikutub utara sahut dera padaku.

Gimana ceritanya tha bisa smsan sama kak akbar ? hmm..ceritanya nanti ya de,

Aku makan dulu ya, makasih ya deraku nasgornya.

Yaudah buruan sana makan dulu nanti keburu dingin ucap dera. Siappp..

Keitapun mengakhiri pesannya dengan satya dan kak akbar.

kemudian lanjut menuju meja makan.

Selesai makan malam, aku kembali meraih ponsel yang tergeletak dimeja makan. Nampak sudah beberapa pesan masuk mengantri. Aku cek satu persatu, tetap dari satya, kak akbar, puput dan beberapa teman satu kelasku.

Membahas masalah belajar kelompok. Akupun membalas pesan mereka satu persatu dan lanjut menuju kamarku.

Alilpun sedang asik sendiri dengan ponsel ditangannya, begitupun dengan dera.

Kita bertiga sedang fokus pada hape masing masing.

Namun sesaat kemudian alil membuka suara dan bercerita padaku dan dera bahwa ia tadi siang baru saja ditembak anton anak kelas sepuluh kayu,

Anton itu adalah teman teaterku.

Alil bercerita panjang lebar soal anton dan asmaranya.

Aku dan dera menjadi pendengar setia menyimak cerita alil.

Pulang dari pementasan teater tadi ternyata alil pergi dengan anton.

Dan antonpun menembak alil. Terus jawabannya apa lil ? ucap dera sejurus kemudian, aku belum jawab sih aku minta waktu sampai lusa kepada anton sahut alil. Jadinya mau diterima apa enggak nih antonnya lil ? ucapku pada sahabat smpku ini. Alilpun membalas dengan senyuman dibibirnya kemudian mengangguk.

Aku dan derapun mengetahui jawabannya.

•~•~•~•~•~•~•~•~

Disekolah, jam istirahat,,

Satya menghampiriku dikantin ketika istirahat tiba, saatku sedang bersama alil dan dera. puput sedang tidak bergabung bersama kami karena ia menemani kak ramadhan diuks. sang ketua osis kita sedang tidak enak badan terkena flu, harus nya tidak masuk sekolah namun sang ketua osis memaksakan diri masuk sekolah.

Satyapun menarikku dari kantin dan mengajakku kedekat tangga koridor kelas, katanya ada yang ingin ia bicarakan.

Akupun hanya mengekornya dari belakang karena satya jalan dengan sangat tergesa gesa sehingga aku tak bisa menyamai langkah kakinya.

Sesampainya didekat tangga, satyapun menjatuhkan tubuhnya pada tangga kemudian ia terduduk disalah satu anak tangga dan menarikku untuk ikut duduk disampingnya.

Tanpa basa basi satyapun bertanya padaku. Kamu ada hubungan apa sama kak akbar tha ?

Akupun terkejut mendengar ucapan satya, hah.. kak akbar ? hubungan ? maksudnya gimana sat ?

Aku emang kenal kak akbar karena kak akbar kebetulan anak teater juga.

Aku sama kak akbar ya teman aja sama seperti teman cowo lainnya disekolah ini. Kamu kenapa sih sat ? tiba tiba kok nanya seperti itu ?

Gina teman sekelasku pas hari minggu kemarin katanya lihat kamu digaleri poto bareng kak akbar akrab banget.

Kebetulan gina lagi ngerjain tugas digaleri poto kemarin.

Selesai pementasan teater setahu aku kamu kan ada diaula lagi beres beres, aku enggak tahu tuh kamu kegaleri poto kemarin.

Kapan lewatnya ? setidaknya kamu kan pasti lewat lapangan basket, aku kan kemarin nungguin kamu dilapangan basket keita begitu ucap satya padaku.

Aku menunggu satya selesai berbicara dan memberikan nya jeda dari dia selesai berbicara padaku menunggunya mereda dari perasaan cemburu yang berapi apinya. Memang seperti itulah satya.

Setelah aku melihat satya sedikit lebih tenang akupun perlahan mulai bercerita tentang kak akbar, tentang lapangan basket ketika ia sedang asik bermain basket hingga akhirnya aku berada digaleri poto.

Memang aku yang salah harusnya kemarin setelah pulang dari sekolah saat selesai dari teater aku bercerita pada satya ketika ia mengantarku pulang kekosan, aku lupa membahas kak akbar dan menurutku sebenarnya itu hal biasa saja, ya namanya juga sama teman.

Aku menghormati kak akbar sebagai kakak kelasku juga sebagai teman didalam teater itu saja sebenarnya.

Hanya saja satya sudah berpikir yang tidak tidak terhadapku dengan kak akbar.

Seperti biasa ketakutan itu ia sendiri yang ciptakan. Dasar satyaku. Satyapun akhirnya mengerti dan meminta maaf padaku tentang kesalah pahaman ini, satya hanya takut aku tidak setia padanya.

•~•~•~•~•~•~•~•~

🌹🌷🌷🌷