Chereads / Asmara / Chapter 3 - Bab 2

Chapter 3 - Bab 2

Dan disinilah aku sekarang berada..

Saat pertama masuk dikelas tekstile satu ini, aku merasa asing bagai ditinggal dibumi sendirian dan hanya aku orang satu satunya yang tersisa, sementara orang orang yang lainnya pergi menuju planet venus ( hahaha..exstrem banget jadinya.. divenus kan tidak ada kehidupan :-P aku bercanda kali..hehe ) itu semua adalah proses dimana aku berada sekarang bertemu dengan teman teman baru dikelas ini. Yang kata istilahnya sih disebut beradaptasi. Kita harus pinter pinter bersosialisasi dilingkungan yang baru begitu sih kata abangku. Kan ada pepatah bilang " tak kemal maka tak sayang " lah kok jadi bang kemal stand up komedi favorite aku yang dibawa bawa..hehe, maksudnya " tak kenal maka tak sayang " makanya biar sayang ya kita harus mengenal dulu satu sama lainnya semua karakter yang ada dikelas ini. ( sedikit cerita, entah kenapa aku paling suka memperhatikan sifat dan sikap manusia disekitarku. Karena dari situ aku bisa belajar mengenal macam macam karakter orang lain )

Kelas tekstile satu.. tidak begitu buruk juga menurutku. ternyata anak anaknya asik, seru seru, cerewet, bawel, rame apalagi kalau sudah pada ngumpul, ya gimana tidak cerewet dan bawel bawel namanya juga perempuan kalau sudah ngumpul pasti riweh mirip ibu ibu ( riweh bahasa sunda *rame ) dan kelas ini mirip pasar kalau sedang tidak ada guru atau jam pelajaran kosong. Harap maklum ya mau bagaimana lagi kelasku ini isinya hanya satu jenis alias perempuan semua.

Upss,, aku lupa ternyata ada satu makhluk yang nyelip dikelasku dia adalah sang ketua kelas namanya alex. Orang paling ganteng yang ada dikelas ini, ya karena semuanya perempuan dan hanya alex laki laki satu satunya. tapi dia lebih suka dipanggil lexy. ( maklumlah rada kewanitaan sang ketua kelas kita ini.. pahamkan maksudku sedikit lemah gemulai gitu..hehe ) bukan karena isi dikelas ini perempuan semua lexy jadi gitu, bukan sama sekali. Dia memang sudah seperti itu merasa jiwanya perempuan, dan sangat menyukai hal hal tentang tekstile makanya dia mendaftar masuk dijurusan ini begitu katanya. Tapi asli lexy baik dan care banget orangnya.

Begitupun dengan kelas dera, semua perempuan dalam satu kelasnya. Tetap sih ada satu sosok laki laki nya dikelas derapun, setidaknya zidan lebih menjadi laki laki normal dari pada lexy..hehe ( maafkan aku lexy..peace ) kalau zidan sih katanya demi ibunya masuk dijurusan tekstile padahal dia inginnya bisa masuk di jurusan otomotif tapi mau bagaimana lagi mungkin zidan punya alasan sendiri soal ini, yasudahlah.. begitu sih cerita yang aku dengar dari dera.

Sekolah kejuruan negeri tiga ini ada beberapa jurusan didalamnya. Diantaranya ada jurusan tekstile, dkv, otomotif, logam, kayu, dan kulit. Bedakan dari kebanyakan sekolah kejuruan lainnya. Disini tidak ada jurusan akutansi, jurusan adm atau administrasi, jurusan perkantoran dan lainnya. Ya karena sekolah kejuruan disini adalah kejuruan kria. Terkecuali jurusan otomotif dan dkv.

Akhirnya dikelas tekstile satu ini aku menemukan teman satu bangku juga, dia Desinta putri. Teman teman sekelas termasuk aku memanggilnya puput. Dan puputpun menjadi sahabatku dikelas ini, kita menjadi patner kelas yang cukup kompak selama tiga tahun disekolah kejuruan ini.

Sebenarnya kalau dilihat lihat dari soal pelajarannya sekolah kejuruan itu sama saja dengan sekolah sma.

Hanya saja sekolah kejuruan itu ditambah praktek kejuruan dan lebih di utamakan pelajaran kejuruannya. Kita dilatih dan belajar mempraktekan jurusan yang kita pilih. Karena kini aku di jurusan tekstile, disini kita diajarkan hal hal yang berhubungan tentang industri tekstile. Seperti menjahit, mengobras, menyulam, membatik, menenun, dll. Waw.. amazing banget ya buat aku.

Sama sekali tak pernah terpikirkan dalam hidupku, aku bisa berada dikelas ini. Pengalaman yang sangat baru untukku dan yang pasti tak akan pernah terlupakan.

Keita.. kamu mau masuk eskul apa nih ? terdengar suara nyaringnya puput bertanya padaku, saat jam istrahat tiba. ketika kita berdua sedang duduk dibangku kantin sekolah. Hmm.. apa ya put ? aku belum kepikiran,hehe jawabku sambil mengunyah sisa sisa cilok dalam mulutku. Kalau kamu ? tanya balikku pada puput yang sedang memakan siomay. Pmr boleh tuh, eh tapi kayanya teater juga bagus. Kemarin promosinya keren banget. Menurut kamu gimana tha ? ya itu sih gimana kamunya saja put mau pilih eskul apa ? ucapku. Bingung aku tha sahut puput. Kalau begitu kenapa tidak dua duanya saja kamu ikut eskulnya put, ucapku.

Enggak ah.. kayanya aku lebih suka teater deh. Soalnya aku lebih suka seni begitu kata puput. Nah itu kamu sudah tahu jawabannya kenapa harus tanya aku segala sih put. Kita berduapun tertawa.haha. heii..asik amat kalian tertawanya, eh lil sini, yang seketika itu alil sudah bergabung dengan kita berdua. Baru istirahat lil ? ko tumben dkv baru keluar nih tanyaku.

Ya nih tha tadi ada pengarahan tambahan soal eskul.

Oh.. kalau kelas kita kemarin sih. Woii dicariin kalian disini toh kata dera. Dari mana de ko baru kekantin sahut alil. Dari aula nih abis audisi eskul kesenian jawab dera. Jadi juga masuk eskul seni suara de ? ucapku. Ya dong tha, kan hobbyku nyanyi. Terus masuk tanya alil ? alhamdullilah masuk. Ya tahu deh yang suka nyanyi dikosan, dikamar mandi, dijalan, dimana mana dera selalu nyanyi tapi enggak pernah selesai selesai pasti selalu setengah setengah..hehe, lucu ya :-D tapi memang suaranya dera lumayan ko, lumayan untuk mengusir tikus tikus dikosan..haha. becanda deh de, suara dera memang bagus,

Dera memang berbakat menyanyi. Kalau keita sama alil mau masuk eskul apa tanya dera ? belum tahu de jawabku, alil juga sama hanya menggelengkan kepalanya. Desinta masuk eskul apa ? belum tahu juga..hahaha.

******

Aku berjalan mengintari sekolah ini sambil menunggu kelas alil yang belum keluar. Sementara tadi aku telah papasan dengan dera, dia bilang mau kumpul dulu diaula untuk mengisi formulir eskul seni suara. Akupun berjalan menaiki anak tangga dan langkahku menghantarkan ku sampai dilantai dua gedung sebelah sekolah ini.

Langkah kakiku terhenti seketika saat aku melihat tulisan tulisan menarik didepanku yang terpajang dipapan dinding depan sebuah ruangan.

Akupun membaca satu persatu puisi indah dihadapanku. Dan aku baru menyadarinya ternyata ini adalah padepokan teater atau bascame teater begitu mereka menyebutnya. Saat seseorang menyapaku membuyarkan konsentrasi membacaku,,

Hai.. sapanya padaku,

anak kelas satu ya pasti lagi observasi mau masuk eskul apa ya ? tebaknya padaku, eh..enggak ko kak, aku lagi baca puisi puisi ini bagus bagus karyanya. Diapun tersenyum.. iya ini karya karya anak anak teater ucapnya. Oia kenalin gua azam begitu ucapnya sambil mengulurkan tangannya. Kakak kan yang diaula pementasan teater kemaren ya ? ucapku. Diapun tersenyum ( Saya... belum juga aku mengucapkan namaku kak azam sudah menyebutkan namaku.. keita ya.. Loh kok kakak tahu nama saya ? itu.. sambil menunjuk name tag diseragamku, akupun tertawa..haha. oia ya sahutku. Keita nama yang bagus ucapnya perempuan yang berjiwa murni begitu katanya. Nama yang berasal dari bahasa skotlandia. Wihh kakak kok tahu arti namaku.

Diapun tersenyum mau masuk kedalam enggak lihat lihat padepokan teater ? ajaknya padaku. Boleh juga kak, akupun masuk keruangan teater ternyata ada beberapa anak anak teater di dalam nya, ada yang sedang mengetik, ada yang sedang berbincang bincang, ada yang sedang duduk santai sambil membaca.

Dan mataku teralih pada sosok yang ku kenali, zidan sapaku. Hai tha masuk eskul teater juga ? tanyanya. belum tahu dan ucapku. Kamu masuk eskul teater ? tanya balikku pada zidan. Iya nih lagi ngisi formulir. kak azampun memberikan formulir teater padaku. Nih tha siapa tahu kamu berubah pikiran mau masuk teater ucapnya, enggak harus diisi sekarang juga kok. Kalau berminat datang saja lusa ya pas kita latihan teater pertama untuk anak anak kelas sepuluh.

Kakak lihat sih tadi kayanya kamu suka puisi ya ? di teater kita bisa menciptakan beribu ribu puisi bareng bareng ucapnya, dan melakukan banyak hal seru lainnya bersama sama.. Gimana tertarik enggak? ucapnya seraya kak azampun tersenyum padaku. Oke deh kak nanti aku pikirkan. Btw aku boleh minta satu formulir lagi enggak buat temanku kak ? ( dalam hati aku teringat puput juga, diakan yang antusias banget pengen masuk teater ) boleh banget tha, kak azampun memberikan satu formulir lagi. Dan ternyata aku baru tahu dari zidan, kak azam itu ketua teaternya.

****

Sore hari, dikamar kosanku.

Lagi nulis apa nih ? anteng banget tanya alil padaku.

Jadi nya mau masuk teater juga kata alil setelah membaca kertas yang sedang kutulis dimeja belajar. Ya nih lil, tadi aku sudah berpikir kayanya mau masuk teater saja deh. Pilihan yang tepat tuh tha menurutku ucap alil. Kamu kan suka banget nulis puisi, cerpen, bukannya salah satu mimpi kamu juga ingin jadi artiskan ucap alil padaku.

Haduh alil jadi artis.. kejauhan deh mikirnya. Kalau memang ada kesempatan kenapa enggak tha ? siapa tahu dimasa yang akan datang kamu bisa jadi artis terkenal tha, begitu kata kata alil. jadi kenapa tidak masuk teater aja, kan bakat kamu bisa dikembangkan iya enggak tha ? hehe. Iya alilku, tapi bukan karena itu semua sih lil alasannya, menurutku teater itu unik dan menarik. Serta panggilan jiwa lil.. wihh dalam amat ya makna ucapannya tha, ucap alil dan kitapun tertawa berdua.

duh duhh..asik banget kalian lagi ketawain apaan sih timpal dera yang datang tiba tiba. Baru pulang bu dera jam segini ? baru masuk sekolah sudah jadi orang sibuk ya candaku pada dera,haha.. iya nih tha tadi diaula lama disuruh perkenalan dulu satu satu.

Banyak enggak de yang ikut eskul seni suaranya dari kelas sepuluh tanya alil. Lumayan sih ucap dera.

Kakak kelasnya juga ramah ramah, ketuanya siapa de ? kak nina lil. Oh anak dkv kelas dua belas ya. Formulir apa nih tanya dera ? yang seketika itu formulirnya sudah berpindah tangan pada dera. teater nih tha jadi nya ucap dera padaku, iya de. Btw alil mau ikut eskul apa nih tanya aku dan dera bersamaan ? hmm apa ya jawab nya ? lalu alil tersenyum dan berkata aku mau masuk paskibra aja dah.

Apa paskibra ? jawabku dengan dera kompak. dan akhirnya entah bagaimana ceritanya ? aku dan derapun masuk paskibra juga.. Alhasil aku ikut dua eskul sekaligus di sekolah ini. Begitupun dengan dera. Dera ikut eskul seni suara beserta paskibra, sementara alil hanya ikut eskul paskibra.

.

Mungkin kita berdua melihat anak paskibra itu keren, disiplin. Bukan itu sih sebenarnya..haha, tapi karena alil selalu mempromosikan paskibra pada kita berdua. Dan alil sedikit memaksa aku dan dera untuk ikut bergabung di paskibra. Dera sih mau mau saja, tapi aku tidak mau awalnya, namun Dera diam diam daftarkan aku masuk paskibra katanya biar kita bertiga kompak, kalau aku tidak ikut paskibra aku di pecat jadi sahabat oleh mereka begitu ucapnya..hehe. Ada ya persahabatan yang seperti ini.. hohoho. Sebenarnya aku masih merasa ragu masuk paskibra, karena aku kurang percaya diri. Ya mau bagaimanapun aku sadar postur tubuhku tidak semapai alias tidak tinggi, seperti alil dan dera. Mereka berdua lumayan tinggi, walau tidak tinggi tinggi amat. Sementara aku paling kecil diantara mereka berdua. Yang kata mereka dan teman temanku sih aku itu orangnya imut imut gimana gitu..hehe :-D tapi itu semua tidak menyurutkan ku untuk mundur dari eskul paskibra ini. Karena untuk menjadi anggota paskibra tidak harus selalu bertubuh tinggi, disekolah ini tidak boleh ada yang mendiskriminasikan fisik, karena semua orang berhak mendapatkan kesempatan. yang penting ada kemauan, niat dan usahanya. Begitu kata kakak seniorku dipaskibra. Padahal sesungguhnya aku tahu untuk menjadi paskibra yang sebenarnya adalah tinggi badan yang profesional. Tapi aku tidak menyerah karena aku percaya dimana ada kemauan disitu ada jalan bukankah begitu pepatah inggris bilang " where there is a will, there is a way "

Ternyata memang benar jerih payah selalu membuahkan hasil walau sekali dalam hidupku yang tak pernah terbayangkan sekalipun. Aku pernah diikut sertakan untuk upacara tujuh belas agustus 2008 digobras jawabarat dari paskibra di sekolahku smk negeri tiga ini, bersama alil dan dera juga teman teman paskibra lainnya. Setidaknya aku pernah merasakan menjadi anggota paskibra. Padahal di kecamatan ini ada tiga sekolah menengah atas dan setelah diseleksi akhirnya sekolah kejuruanku yang terpilih. Salah satu pengalaman berharga yang tidak akan pernah aku lupakan dalam hidup. Dan kelak nanti cerita ini bisa aku dongengkan untuk anak anakku. Agar anak anakku bangga bahwa ibunya pernah menjadi pasukan paskibra, meski hanya menjadi bagian sayap kanan. Namun buat ku itu adalah suatu kebanggaan tersendiri dan sebuah kehormatan. Widiihh jauh juga ya pemikiranku " bila sudah menjadi ibu ibu :-D haha " ( eit.. tapi itu ceritanya nanti saat aku kelas sebelas di tahun 2008 )

🌷🌷🌷