6 bulan kemudian di rumah Salma Soeraja, Ibnu juga bunda beserta keluarga besarnya datang melamar Salma. Prosesi pun berjalan lancar, meskipun Salma sempat mengalami hal tak mengenakan beberapa hari Sebelum lamaran terjadi.
"Pergi! Gue bilang pergi , pergi Boy?"
"Nggak sal, gue yang harusnya pilihin cincin dan lain-lain buat lo.bukan dia yang nggak pantas buat lo," Maki boy pada Ibnu sambil menunjuk parang yang di bawa ke arah Ibnu.
~
Boy tiba-tiba datang sambil membawa parang, sementara salma entah dari Mana memiliki keberanian yang besar sehingga bisa mengusir boy seperti itu.
"Sal, lo nggak papa?"
"Iya gue nggak papa kok Ibnu."
"Ya udah kita lanjut pilih-pilih ya."
"Balik Aja ya, lanjut kalau udah tenang ya. Lagi pula, bisa lewat hand phone kan melanjutkannya," tanya Salma pada pegawai toko cincin
"Bisa kok kak, Kita tunggu ya kak dan no handphone kakak ini kan?" tanya pegawai toko cincin sambil menunjukkan sebuah no handphone.
~
Tak lama, lamunan Salma hilang. Salma juga Ibnu pun makan -makan usai acara lamaran. Hingga, keduanya tiba- tiba berkata kalau mereka berdua mau pindah ke Australia. Tapi Salma memutuskan mencari Apartment sementara Ibnu memilih tinggal di mess atau di rumah teman kantornya. Keduanya memutuskan nggak LDR karena, mau saling menguatkan juga menghadapi sama-sama Boy Chandra .
"Oh so sweet banget kalian, tapi lebih baik laporkan saja boy," ucap Bunda pada Salma juga Ibnu
"Mau kita juga gitu Bunda tapi, kita lihat lagi," ucap Ibnu tiap orang berhak dapat kesempatan
~
Tak lama Salma merasa kalau ada orang yang memperhatikannya, tapi setelah Salma mencari ke sekeliling tak ada seorang pun yang memperhatikannya.
Usai acara, Salma juga Ibnu akhirnya pulang ke rumah masing-.masing. istirahat pun di pilih keduanya, hingga di saat dini Hari. Salma terbangun dari tidurnya jam 12 dini hari, langsung mengambil air putih yang ada di kulkas. Tiba-tiba handphonenya berbunyi dan salma mendengar meskipun dari kejauhan, karena dini hari.
Salma pun bergegas menuju kamar mengambil handphonenya, saat mengambilnya Salma melihat pesan dan pesan itu tertera "hai cantik!" dari no yang tak salma kenal.
Tiba-tiba handphonenya berbunyi dan salma mendengar meskipun dari kejauhan, karena dini hari hening juga papa, pembantunya sudah tidur.
Salma langsung melempar sembarang arah handphonenya itu, langsung berlari ke kamar tamu
Salma pun Tak menghiraukan pesan yang masuk, tapi pesan masuk lagi. Kali ini tertera "Kok cuman di baca, nggak di balas."
"Oh ya, lo cantik pakai tank top hitam dan celana pendek hitam," timpal dia ketika mengirim pesan pada Salma.
~
Saat menelepon Ibnu di kamar tamu, salma terdiam sambil meminta Ibnu jangan menutup teleponnya. Karena salma ketakutan juga masih tak percaya ada yang begitu.
1 jam kemudian, salma akhirnya mengatakan pada Ibnu tentang hal yang baru saja terjadi.
"Jadi ibnu sayang, ada pesan masuk sekitar jam 1 pagi dari nomor yang nggak gue tahu."
"Tiba-tiba tahu kalau gue cuman baca pesan itu,"timpal salma pada Ibnu
"Terus?"
"Gue takut dan langsung lempar handphone. Sekarang pakai telepon rumah telepon lo. Ah serem tapi apa boy ya?"
"Bisa jadi, apa mau kita segera ke Australia?"
"Biar lebih aman lagi lo?"
"Berarti Kita nikah di australia? Bukan di sini di indonesia?"
"Kan bisa di sini?"
"Ah lo, gue bingung."
"Di mana sajalah, asal ada lo di samping gue,' timpal salma dengan manja
~
Tak berselang lama, salma pun mengantuk dan waktu pun berlalu yang tadi malam kini sudah pagi hari.
Dan seolah pagi ini salma di buat tak bisa bernafas. Tiba -tiba pembantu salma, menjadi heboh karena handphone Salma katanya berbunyi terus dan banyak pesan masuk.
Sementara Salma yang masih tidur, enggan membuka mata. Hingga pembantunya menelepon ke telepon rumah, agar salma mengangkat teleponnya.
Salma mau tak mau akhirnya bangun, lalu langsung melotot mendengar cerita dari pembantunya, kalau banyak pesan di handphonenya.
"Beneran mbak? Ada banyak pesan?"
"Iya Neng, Saya jadi takut."
"Siapa sih neng," tanya pembantu salma dengan muka bulatnya itu pucat pasi dan bibir tebalnya menjelaskan dengan bergetar.
"Sepertinya boy teman gue, yang waktu itu."
"Nggak bisa di diemin ini mbak, gue harus ngadu ke papa juga lainnya."
~
Di depan pintu kamar papa, Salma mondar mandir.Karena pesan masuk terus dan mengancam salma kalau pesannya juga sekarang teleponnya Tak di hiraukannya.
Hingga papa keluar, salma Masih saja Mondar-mandir. Papa salma yang awalnya Tak merasa risih, kini menjadi risih dan menanyakan ada apa dengan salma dan apakah salma baik-baik saja.
"Salma sayang, ada apa mondar mandir seperti itu?"
"Gawat Pa, boy!"
"Kenapa dia? Mana dia? Dia di sini?"
"Nggak pa, dia teror salma."
"Kok bisa salma? No handphone dia nggak kamu blokir?"
"Sudah pa, tapi dia pakai nomor lain dan sepertinya memantau Salma deh Pa."
Seketika, handphone Salma berbunyi lagi dan kali ini papa salma yang memegang. Di pesan itu tertulis, kalau jangan harap bisa lolos dari pantauanku.
Papa salma marah dan melempar handphone Salma ke arah tembok sehingga pecah menjadi dua lalu segera menghubungi polisi, polisi pun tak langsung menjawab bisa atau tidak karena beberapa hari ini. Ada presiden yang akan ke Kota malang, jadi untuk sementara pelaporan di tunda.
Akhirnya, papa salma memutar otak bagaimana agar salma bisa aman saat acara pernikahan nanti. Tak lama solusi pun terpecahkan oleh Papa.
Salma pun setuju dan yang terpenting salma juga Ibnu harus ikut Andil dalam semua acara yang di lakukan. Karena nggak mau ada kemungkinan boy memisahkan Ibnu dan salma.
~
Menuju Hari H pun salma Tak sabar rasanya, hingga saat memilih body guard juga tak sabar agar lebih aman di saat acara pernikahan.
"Semoga dengan Kita pilih body guard buat acara nikah Kita, boy nggak ganggu Kita ya,"ucap Salma pada Ibnu juga lainnya
"Aamiin, ini juga di percepat agar boy nggak bisa memantau Kita dan kita pun nggak kecolongan."
"iya Kita sudah berusaha semaksimal mungkin."
"Kandidat body guard ada berapa?" Timpal salma pada Ibnu
"Ya udah, ini kandidat sal."
"Ada 5 orang Aja?"
"Iya, yang sudah tersaring dari papa."
"Yang lain kenapa emang?"
"Itu mantan preman juga mantan pembunuh?"
"Hah? Papa dapat kandidat yang seperti itu?"
"Iya, gue juga nggak nyangka. serem."
"Banget, ya udah Kita mulai."
~
Kandidat pertama tinggi badan 190 cm, berat 77 kg. Kulit sawo matang. Single mantan security.
Domisili jawa barat.
Bisa bela diri pencak silat
Kandidat kedua tinggi 175 berat 70 kg, kulit kuning langsat, menikah anak 1. Mantan atlet taekwondo domisili jawa tengah