Chereads / In Pursuit of love / Chapter 2 - Bab 2

Chapter 2 - Bab 2

Akhirnya, Ibnu memutuskan untuk menelepon atau bahkan menemui salma di rumahnya besok.

"Permisi pagi!"

"Oh ya, sebentar ya,"ucap pembantu salma

"Bik? Salma ada?" tanya Ibnu sambil melihat ke dalam rumah salma.

"Maaf Mas, Neng salma baru Aja ke toko."

"Pagi-pagi gini? Biasanya kan setelah jam buka toko."

"Maaf Mas, saya nggak tahu."

Di toko salma, baru saja terjadi hal tak terduga boy Chandra 26 th, kakak kelas Salma di SMA yang Salma suka. Tiba-tiba muncul di depan toko Salma.

Salma, sontak kaget juga nggak menyangka kalau ada boy Chandra di hadapannya kini dengan tatapan hangat dan senyuman mengembang senang bertemu dengan salma.

"Hai , salma soetarjo?"

"Iya maaf apa Kita pernah bertemu sebelumnya, karena wajah anda familiar buat Saya."

"Formal banget sih."

"Gue Boy Chandra."

" Hah?

" Hai, apa kabar kak?"

"Baik, ini toko+cafe lo?"

"Iya kak, kakak sendiri ngapain didekat sini?"

"Ini nunggu temen janjian buat balik lagi ke kantor, abis makan siang di tempat makan jepang di sana," ucap boy yang menunjuk cafe yang di ujung jalan.

~

Tak lama, Ibnu datang dan menghampiriku dengan tatapan tak biasa. Tapi salma tak pedulikan tatapan boy itu.

Salma yang langsung masuk ke toko, langsung menyibukkan diri. Menelepon karyawannya menanyakan barang yang ingin di beli oleh salma sampai menelepon papanya dan berbicara lama.

Akhirnya, Ibnu pun kesal lalu menarik tangan salma lalu meminta Salma duduk di hadapannya dan menatapnya dalam tanpa henti sedetik pun.

Salma yang biasanya antusias dengan Ibnu, berganti menjadi malas. Apalagi ada pelanggan yang datang bergroup. Membuat salma mengusir Ibnu secara nggak langsung.

Ibnu pun pergi, tapi Ibnu berganti menunggu salma di rumah. Papa salma juga pembantu salma, menemani Ibnu agar salma mau menemuinya. Waktu pun berlalu dan salma pun tak muncul di rumah, setelah di telepon papa salma. Ternyata salma menginap di tokonya. Ibnu pun merasa frustasi dan memilih pergi dari rumah salma.

Keeseokan harinya, Ibnu yang merasa frustasi. Memilih bermalas-malasan di sofa hitam di kamarnya

sambil melihat tv yang semua channel Tak ada satu pun di suka Ibnu. Pikiran Ibnu Masih tertuju pada salma sahabatnya. Iseng pun terlintas pada Ibnu untuk menyadap cctv di rumah salma agar tahu ada apa sebenarnya dengan salma.

Di lain tempat di rumah Salma, Salma yang senyum-senyum sendiri hanya bisa membuat papa juga pembantunya bingung.

"Sayang! Sini deh Papa mau ngomong," pinta Papa Salma yang di kursi malas kesayangan alm. Mama

"Ada apa pa? pasti mau bahas Ibnu Dirgantara Latif

"Iya, ada apa sih kok kamu jauhin Ibnu?"

"Sssttt rahasia pa. Papa lihat Aja perkembangannya kedepannya."

"Sayang! Mau sampai kapan sih," ucap papa sambil mengikuti Salma yang mau masuk kamar.

"Sabar pa, nanti juga tahu Papa. Maksud dari apa yang aku lakuin ini."

Salma pun menutup pintu kamarnya, usai memberitahu papa agar bersabar tentang apa yang salma lakuin.

Salma pun duduk di meja kerjanya dan meraih ponsel yang ada di sebelah laptopnya. Memijit layar ponsel touch screen, lalu menscroll group SMA lalu menanyakan pada temannya akan no ponsel alumni. Tak berselang lama, Salma dapat no ponselnya lalu mengajaknya untuk pergi.

~

Esok harinya Salma dandan sangat rapi, pagi-pagi sekali. Papa yang semakin bingung dengan salma, di buat Makin bingung waktu ada laki-laki pagi-pagi datang dengan membawa motor sport.

"Kamu, mau kemana pagi-pagi gini?"

" Eh papa, belum berangkat kerja?"

"Papa jadi heran sama kamu, kamu punya sahabat yang ngejar-ngejar kamu tapi, kamu pilih laki-laki lain?"

"Maunya apa sih kamu?" timpal papa pada salma dengan ketus

"Sebentar lagi selesai kok pa,sabar ya," saran salma sambil mengedipkan sebelah mata Salma.

"Permisi Om, keluar dulu ya sama Salma. Oh ya, Saya boy kakak kelas salma."

"Oh iya," jawab singkat papa salma.

Di lain tempat di rumah Ibnu, Ibnu sarapan dengan malas dan sesekali memakannya. Bunda Ibnu pun hanya bisa diam dan ternyata bunda Ibnu mengirim pesan pada seseorang, lalu bunda Ibnu pergi dari meja makan.

Usai makan, Ibnu memakai baju kantornya dan mendapat telepon mendadak kalau Ibnu di panggil oleh atasanya di kantor.

~

Ibnu ketika menuju kantor, sengaja melewati toko Salma sambil berharap dapat melihat salma meskipun dari jauh. Tapi Tak terlihat, tokonya tutup padahal jam menunjukkan pukul 8 pagi . Biasanya salma justru berangkat pagi, rutinitas barunya setelah salma Tak hiraukan Ibnu lagi.

Ibnu pun melajukan lagi mobilnya lagi dan ketika ingin putar balik ke arah lain, tiba-tiba di depannya ada motor sport yang di atas motor ada salma.

Sepersekian detik, motor itu langsung saja melewati Ibnu yang ada di depannya.

1 bulan kemudian salma juga Ibnu Masih saja Tak menghiraukan satu sama lain, meskipun Salma mulai rindu tapi salma menahan rindunya itu pada Ibnu. Di lain tempat, di kantor Ibnu. Ibnu yang datang lebih pagi, lebih awal juga berbicara dengan atasannya. Entah soal apa, tapi Ibnu bergegas masuk ke ruangan Mas Jo.

"Gimana? Udah dapat jawaban Ibnu?"

"Ah jawaban, pasti soal pindah ke Australia. Harus gue banget mas jo."

"Nggak sih, setelah beberapa hari ini ada kandidat lain. Tapi orang-orang atas mau lo yang ke Australia."

"Ah, pasti mereka mau manfaatin link gue di luar negeri, secara di kantor lama Gue di New zealand link gue incaran mereka."

"Makanya mereka mau gue yang ke Australia dan deketin mereka," ucap Ibnu sambil memainkan pendulum newton milik Jo

"Asal mas jo tahu, gue mau mikirin perasaan gue."

"Kenapa sama perasaan lo?"

"Gue udah tahu, apa yang harus gue lakukan. Oh ya, gue ijin sampai jam makan siang ya. Gue mau keluar sebentar Aja."

"Kalau ada apa-apa hubungi gue ya," ucap Ibnu sambil keluar dari ruangan Mas Jo

Dalam perjalanan, Ibnu berusaha mengatakan padanya dengan kata-kata yang romantis. Hingga, Ibnu mempercepat laju mobilnya menuju toko salma yang hanya perlu di tempuh 10 menit jika tidak macet.

Sampai di toko, Ibnu melihat laki-laki duduk di hadapan salma dan Ibnu pun memutuskan masuk ke dalam dan ketika masuk. Di mintalah duduk juga memesan makanan yang mau di pilih

ketika akan memesan, Ibnu berusaha mendekat. karena laki-laki itu seperti akan mengatakan sesuatu, tapi Ibnu nggak tahu apa yang akan di bicarakan oleh dia.

akhirnya, Ibnu dapat mendengar pembicaraan antara keduanya. yaitu laki-laki itu menyatakan perasaanya pada salma dengan romantis ala laki-laki itu.

"Gimana sal? lo mau jadi pacar gue?"

"Aduh, pertama-tama terima kasih sudah suka sama gue. tapi maaf kalau gue nggak suka sama lo boy. mungkin lo udah tahu kalau dulu gue suka sama lo tapi itu dulu sekarang gue sukanya sama orang lain bukan suka sama lo."

"Emang siapa yang lo suka , sal?"

"Dia sahabat lama Gue, Ibnu Dirgantara Latif."