Chereads / Tear of love / Chapter 7 - 7

Chapter 7 - 7

"Lihat saja, akan ku cari tahu. Siapa jalang sialan yang berani mengoda suamiku," batin Park Alicie yang terosesi gila dengan Clark. bahkan menghalalkan segala cara untuk menyingkirkan para jalang yang mendekati suaminya.

Park Alice, kemudian menelpon Lisa kembali untuk mengawasi Clark secara diam-diam untuk ke depannya.

Permintaan Park Alic di setujui oleh Lisa. Tanpa menunggu lama, Lisa berjalan keluar dari perusahan Clark tapi ia sudah kehilangan jejak Clark.

"Sial," batin Lisa yang memilih masuk kedalam perusahan lagi. Hari ini, ia sudah kehilangan jejak Clark dan juga tidak dapat uang dari Park Alice.

Clark yang sudah sampai di dalam kamar hotel, melihat Reika tertidur dengan busana mengoda. Ia mendekatinya secara pelahan-lahan.

Nafsu Clark meninggi seketika melihat tubuh indah Reika yang membangkitkan hasrahnya.

"Ck ck ck cksengaja memancing aku untuk datang ke sini," decak Clark sinis dengan melepaskan dasinya yang akan di gunakan untuk mengikat kedua tangan Reika.

Reika yang sudah tidur lelap, tidak mengetahui apa yang di lakukan oleh Clark padanya.

Senyuman Clark semakin lebar, Ia akan melakukan hubungan intim dengan liar kepada Reika yang menaikan hasrahnya saat ini.

Satu persatu pakaian di lepaskan Clark dari tubuhnya. hingga tubuh kekarnya terpapang polos. Kemudian, ia merangkah naik ke atas ranjang.

Tangan kekar Clark menyentuh wajah Reika yang tirus dan menundukkan kepalanya mengecup keseluruhan wajah cantik itu. yang masih belum menyadari kehadirannya.

"Jalangku... kau.. milik aku mulai hari ini. Kau harus paham," bisiknya kembali menikmati bibir tipis merah Reika yang menjadi candunya.

Clark semakin melumat dan mengigit bibir Reika dengan nafsu buasnya. yang merupakan ciuman yang selalu menuntut. Clark tidak akan pernah puas dengan tubuh Reika. Reika yang terbangun dari tidurnya, tidak ada pilihan selain membalas ciuman Clark. dengan menyambut lidah Clark, saat memasuki mulutnya.

Reika hampir kehabisan nafas, karena Clark semakin memperdalam ciumannya. Lidahnya membelit dan melumat bibirnya dengan rakus. bahkan mengabsen setiap deretan giginya.

Ciuman itu turun ke leher Reika menjilat dan mengigit di sepanjang tulang bahunya. Reika kembali mendesah saat Clark meremas dadanya.

"Aku akan memuaskan mu," bisik Clark yang menatapi Reika dengan tatapan penuh arti.

"Tidak..." tolak Reika dengan suara tertahan, saat bajunya di sobek dengan kasar oleh Clark. Bahkan pakaian berenda juga di lepaskan dan di buang ke segala arah.

"Jangan pernah berpikir kau bisa menjual tubuhmu untuk pria lain selain aku," ancam Clark dengan nada seriusnya.

Reika menampakan wajah terkejutnya di hadapan Clark.

"Pagi ini kita akan berpesta sampai puas yang merupakan hukuman untukmu, karena kau tidak membalas pesan dariku. Sehingga mengundang aku kemari," Clark berbisik dengan kedua mata beriris hijau menatap wajah cantik Reika dan mengelus bibir wanita itu dengan ibu jarinya.

Perlahan Clark mengecup bibir Reika dan mengigitnya gemas. Lalu melepaskannya. Berulang kali ia lakukan sampai tangannya merayap di buah kembar Reika yang sesuai ukuran telapak tangannya.

Reika mendesah dengan pelan, saat Clark meremas kuat salah satu buah kembarnya di sertai dengan ciuman Clark turun di antara kedua dada yang merespon gairah Clark yang sudah meninggi.

Clark Membawa puncaknya ke dalam mulutnya. Menghisap dan menariknya kuat hingga Reika semakin mengerang antara sakit dan nikmat.

"Sakit... lepasin.."

Clark menyeringai, melebarkan kedua kaki Reika. Sebelum rudalnya masuk menembus lembah yang sudah basah.

Jerit Reika dengan suara keras dan tubuhnya melengkung ke belakang dengan menahan nafasnya. Saat Clark memasukinya secara kasar tanpa pemanasan lagi.

"Sakit," lirih Reika dengan air mata menetes lagi.

Clark bukannya iba, ia semakin bengis menyiksa Reika yang tidak berdaya di bawah kekuasan tubuhnya.

Reika merasa milik Clark itu terasa sangat besar dan menyebabkan sesak di celah intinya yang tidak sebanding dengan ukuran Clark. Padahal, celah intinya sudah di masuki oleh Clark semalam. Saat malam pertamanya dengan Clark Shark.

"Ahh…" jerit Reika kesakitan, saat Clark meningkatkan tempoh permainan.

Tubuh Reika bergoyang seiring hentakan demi hentakkan dari rudal Clark yang menghujam celah intinya secara kasar dan kuat.

"Aaaa... kau milik ku, Kau paham itu?" tekan Clark semakin dalam menanamkan rudalnya hampir ke menembus rahim Reika.

Kening Reika semakin mengeryit, saat Clark semakin liar mengagahi tubuhnya. Hingga Clark mengeluarkan penderitaanya di atas perut rata Reika dan Clark terengah-engah. Menangadahkan kepalanya ke atas. Ia selalu puas selalu menyetubuhi tubuh Reika dengan paksa tanpa pemanasan terlebih dahulu. karena akan memberikan sensasi kenikmatan yang luar biasa.

Reika hanya bisa pastrah, menatapi Clark yang benar-benar akan menghancurkan tubuhnya.

"Benar-benar pria hiper?" cibir Reika di dalam batin.

Ponsel Clark tetiba berbunyi, ia menjauh dari Reika dengan turun dari atas ranjang, kemudian mengambil ponselnya yang di letakkannya di atas meja nakas dekat pintu.

Reika sempat melirik tubuh Clark yang terpahat sempurna dan masih bertelanjang. Wajah Reika merona dan ia mengalihkan tatapannya. karena malu melihat tubuh Clark.

"Halo Alice."

Deg

Reika tau, siapa yang menghubungi Clark. Jika bukan Park Alice yang merupakan istri dari Clark Shark dan sekaligus kakak kandungnya.

"Saat ini, aku sangat sibuk. tapi aku akan usahakan dalam waktu dekat ini akan makan malam bersama dengan kalian," dusta Clark yang melirik ke arah tempat tidur di mana Reika sudah duduk dengan tangan masih terikat. Kemudian mendorongnya hingga terlentang di atas ranjang.

"Aku sangat merindukanmu," kata Clark yang mengakhiri panggilannya. Agar tidak di curigai oleh Park Alice bahwa kini ia sedang bersama dengan wanita jalangnya. tepatnya sedang bercinta dengan wanita jalang di dalam salah satu hotel mewah.

Di balik ponsel, wajah Park Alice yang di make up dengan tebal. Terlihat kusut dengan apa yang di katakan oleh Clark. Ini bukan pertama kali, Clark mengatakan hal seperti ini kepadanya. Karena perkataan itu selalu di ulang-ulang di katakan oleh Clark dengan alasan ini itu.

"Jangan sampai aku dapatkan jalang sialan itu," ucap Park Alice yang membanting ponselnya ke lantai. Ia mengigit jari jempolnya dengan gigitan kuat.

"Aku harus meminta orang memata-matain Clark! Jalang mana yang berani mengodanya lagi," seru Park Alice dengan suara kerasnya.